Sabtu, 14 Agustus 2010

"Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"


(Yeh 16:1-15.60.63; Mat 19:3-12)
"Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat
zinah." Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti." (Mat 19:3-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Harian Suara Karya 15 Agustus 2009 antara lain memberitakan bahwa di Indonesia setiap tahun ada sekitar 2 juta pasangan menikah dan 200.000 perceraian, berarti 10% pernikahan bercerai. Angka 10% kiranya cukup besar dalam hal ini, apalagi dampak yang akan terjadi dari perceraian. Yang sering menimbulkan perceraian antara lain adanya perbedaan, misalnya beda selera, beda pikiran, beda suku, dst.. Laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain tetapi saling tertarik, saling ingin mendekat dan bersahabat serta mengasihi, tergerak untuk saling melengkapi. Itulah misteri ilahi, yang hendaknya kita imani. Maka hendaknya aneka perbedaan menjadi daya tarik, daya pikat untuk saling mendekat dan mengasihi, jangan menjadi sumber permusuhan atau perpisahan. Ingat bahwa di dunia ini tidak ada yang sama persis alias identik: manusia kembar pun tidak identik, pasangan anggota tubuh kita yang nampak samapun tidak sama persis, misalnya dua buah dada, dua daun
telinga, dua lobang hidung, dua buah pelir, dll. Alasan perceraian adalah kedegilan hati, hati yang membatu dan tak mungkin ditembus dengan peluru. Memang setia pada janji perkawinan selain karena jerih payah atau usaha keras pasangan yang bersangkutan, juga dan terutama merupakan anugerah Tuhan, sebagaimana apa yang berbeda merupakan karya Tuhan. Kesetiaan antara suami-isteri dalam saling mengasihi sampai mati merupakan dasar dan kekuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai sejahtera.
· "Engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat" (Yeh 16:15), demikian sindiran Tuhan kepada bangsa terpilih melalui nabi Yeheskiel. "Mengandalkan kecantikan untuk bersundal atau melacur' itulah sindirannya. Memang gadis cantik akan lebh mudah melacurkan diri dan pada umumnya akan cepat menjadi kaya raya akan uang dengan menjual dirinya alias melacur. Kecantikan merupakan anugerah Tuhan dan harus kita syukuri dan terima kasihi, jangan dikomersialkan entah dengan pelacuran atau iklan-iklan aneka macam produk. Kecantikan juga merupakan symbol apa yang baik indah, luhur dan mulia di dalam diri kita masing-masing, maka baiklah kecantikan hendaknya menjadi dorongan atau motivasi bagi kita semua, entah yang berssangkutan sendiri yang merasa cantik maupun orang lain, untuk semakin mendekatkan diri kita dengan Tuhan alias
memuji dan memuliakan Tuhan. Dengan kata lain ketika melihat gadis atau perempuan cantik hendaknya dipuji seperlunya saja, tanpa dirayu atau disanjung-sanjung secara berlebihan. Kepada rekan-rekan gadis atau perempuan yang cantik dan pada umumnya menjadi perhatian banyak orang, kami harapkan menjadikan diri sebagai dorongan atau motivasi bagi mereka yang memperhatikan untuk semakin memuji, memuliakan, mengabdi dan menghormati Tuhan. Jauhkan atau hindari gaya atau cara hidup yang merangsang orang lain untuk berpikiran jahat atau berdosa; hendaknya kecantikan anda tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berdosa atau melakukan kejahatan. Jadikan kecantikan anda sebagai sarana atau wahana membangun, memperdalam dan memperkuat persaudaraan atau persahabatan sejati.

" Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi"
(Yes 12:2-5) Jakarta, 13 Agustus 2010

SYMBOL IBLIS

SYMBOL IBLIS


Gedung Mahkamah Agung Israel memiliki keunikan tersendiri. Hadirnya symbol-symbol yang "tidak biasa" dan ruangan serta arsitektur yang sarat dengan hal-hal spiritual, menjadikan gedung ini layak untuk kita perhatikan dan pelajari. Khususnya mengenai apa yang tersembunyi di baliknya dan mengetahui peran apa yang sedang dijalankan Iblis melalui keberadaannya symbol-symbolnya. Kita berbicara tentang suatu produk Iblis dari hirarkhi tertinggi di Pusat Bumi Yerusalem, jelas berbeda nilai dan bobot spiritualnya dibandingkan dengan bangunan-bangunan manapun di dunia ini. Pengetahuan ini minimal akan membuka mata kita bahwa kerajaan Iblis sedang berada dalam persiapan terakhir untuk menghadirkan Antikris sebagai penguasa tunggal dunia sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab Suci.


FAKTA DAN PEMBERITAAN
Fakta-fakta ini akan cukup mengejutkan kita, kehadiran symbol-symbol Iblis yang secara vulgar menyatakan dominasinya atas "pemerintahan" Israel. Disini kita belajar melihat keberadaan Israel dari sisi gelapnya sebagai "tempat" dimana Antikris akan memerintah dunia sebagaimana telah dinubuatkan Kitab Suci kita. Antikris akan duduk di puncak Gunung Moriah (The Temple Mount) dan akan memerintah seluruh dunia dari Yerusalem selama masa tribulasi (khususnya di tiga setengah tahun kedua). Dan jika berbicara mengenai pusat pemerintahan maka kita perlu juga melihat kepada wujud dari organ-organ pemerintahan dunia, baik itu sarananya ataupun aparatnya. Kita percaya bahwa masa pemerintahan Antikris atas dunia sudah tidak lama lagi, salah satu yang menjadi tandanya adalah dengan munculnya obyek-obyek phisik yang dipersiapkan untuk mendukung pemerintahan dunia bersatu dibawah Antikris. Iblis dan kerajaannya telah mulai bekerja menyelesaikan target-targetnya, dan salah satu yang dapat kita saksikan adalah: Gedung Mahkamah Agung Israel, yang berada satu kompleks dengan Gedung Parlemen Israel (Knesset), Gedung Departemen Luar Negeri, gedung Bank Central, dan Holocaust Museum. Kompleks gedung-gedung pemerintahan yang megah ini terletak di bagian barat kota Yerusalem, dipersiapkan dan dibangun dengan persetujuan pemerintah Israel sejak tahun-tahun awal kemerdekaan Israel (sejak 1948 s/d 1998), dipimpin oleh seorang Yahudi terkemuka yang bekerja dibawah mandat Illuminati.


Mau dipercaya atau tidak, faktanya tidak mungkin diabaikan, bahwa kuasa kerajaan Iblis telah menancapkan kaki-kakinya di kota Yerusalem. Mulai dari penguasaan puncak Gunung Moriah, gerbang maut Golgotha, lembah neraka Hinnom, The Golden Gate, sampai ke lokasi pusat pemerintahan Israel, gedung-gedung di Kompleks Knesset. Di satu sisi ada keagungan yang mendahsyatkan dari kehadiran Elohim di Yerusalem, tetapi disisi lain ada atmosfir kegelapan yang sangat kuat beroperasi disini. Melalui keberadaan symbol-symbolnya kita belajar mengenali aktivitas dan keberadaan, dan persiapan untuk menggenapi nubuatan atas mereka. Dengan demikian kita akan semakin yakin bahwa kita hidup di ujung dari akhir zaman, fakta-fakta ini menjadi bukti yang tidak dapat diragukan lagi.

Kurangnya pemberitaan/pengajaran mengenai hal-hal seperti ini di lingkungan gereja Tuhan menjadi penyebab utama atas tidak termotivasinya umat Tuhan untuk mempersiapkan diri. Banyak hamba Tuhan menyatakan penolakannya untuk menyampaikan berita-berita seperti ini, jelas karena kurangnya pengetahuan dalam mereka. Beberapa bahkan menyatakan ketidaksediaannya untuk masuk kedalam hal-hal tersebut karena katanya: "saya hanya menyampaikan tentang Tuhan dan pekerjaan-Nya dan bukan tentang Iblis dan pekerjaannya". Prinsip bodoh seperti itu jelas sangat menguntungkan kerajaan Iblis dan merugikan Kerajaan Tuhan. Karena ketika kita berurusan dengan Tuhan kita juga berurusan dengan musuh-musuh Tuhan. Mau meninju apabila kita tidak mengetahui apa yang kita tinju? Meninju angin? Atau memang tidak perduli apa-apa kecuali "ber-ego ria" dengan gemetar-gemetaran, lihat-lihatan, dan rebah-rebahan? Itu azas-azas pertama yang harusnya telah kita tinggalkan untuk menuju "perkembangannya yang penuh" (Ibrani 6:1), masa mau jadi bayi-bayi terus!? These truths must be revealed in order for the Body to know how close we are to the Second Coming of Yeshua Hamasiah.

Fakta bahwa Iblis sedang dalam persiapan-persiapan terakhir untuk peristiwa akhir zaman dimana ia sebagai Antikris akan duduk di puncak Gunung Moriah, dan dari Yerusalem ia akan memerintah dunia. Fakta-fakta berikut ini juga akan memperlihatkan bagaimana organisasi Iblis, Illuminati dan Freemasonry, menyatakan kehadiran dan dominasinya, dengan meneliti rancangan-rancangan bangunan-bangunan tertentu yang penuh dengan nilai-nilai spiritual dan filosofi Iblis mengenai perwujudan The New World Order dan The One World Government, sebagaimana terlihat dalam bangunan gedung Mahkamah Agung (Supreme Court) Israel.

Dikuasai Roh-NYA

Dikuasai Roh-NYA


Hosea 4 : 1–19

4:1. Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara
dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan
tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.
4:2 Hanyamengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan
dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
4:3 Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana;
juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan
di laut akan mati lenyap.
4:4 Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor, sebab
terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam!
4:5 Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, juga nabi akan tergelincir
jatuh bersama-sama engkau pada malam hari; dan Aku akan membinasakan ibumu.
4:6. Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak
pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau
melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
4:7 Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan
mereka akan Kutukar dengan kehinaan.
4:8 Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku itu
berbuat salah.
4:9 Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia
karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya
kepadanya.
4:10 Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal,
tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk
berpegang kepada sundal.
4:11 Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir.
4:12. Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu
kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah
meninggalkan Allah mereka.
4:13 Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban
di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun,
sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan
menantu-menantumu perempuan bersundal.
4:14 Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah,
atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka
sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan
mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang
tidak berpengertian akan runtuh.
4:15 Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah!
Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah
bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup!"
4:16 Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN
menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang?
4:17 Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!
4:18 Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan diri habis-habisan kepada
persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada kemasyhuran mereka.
4:19 Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka akan mendapat malu
karena korban-korban mereka.


Ada satu kesalahan prinsip yang kerap disampaikan dari mimbar gereja, bahwa
kita harus menyerahkan kehendak kita sendiri untuk dikontrol Roh Kudus
sepenuhnya, sehingga kita cukup menjadi pasif mutlak tanpa perlu melakukan
perjuangan apapun seperti menyangkal diri dan menaklukkan keinginan daging,
sebab semua dikendalikan oleh Roh Kudus. Tampaknya cukup "rohani", tapi
nyatanya TUHAN tidak bekerja dengan cara demikian. Ia sangat menghargai
kehendak bebas yang telah dipercayakan-NYA kepada kita sejak penciptaan, dan IA
mau kita dengan kesadaran kita memilih –dengan kehendak bebas kita- untuk
melakukan kehendak TUHAN. Jika seorang Kristen tidak menyadari bahwa dirinya
memiliki kehendak bebas untuk dipergunakan, dan seharusnya dipergunakan untuk
memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN, maka tidak heran jika banyak orang
Kristen masih hidup dalam kedagingan mereka. Oleh karena mereka tidak
diberitahukan bahwa ada pilihan yang harus diambil. Dan untuk mengambil pilihan
untuk memilih TUHAN dan melakukan kehendak TUHAN merupakan perjuangan.
Perjuangan yang sangat berat karena untuk bisa memilih TUHAN dan melakukan
kehendak TUHAN, mereka harus melakukan: Menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya (Gal 5 : 24)

Sebaliknya, iblis sangat ingin agar kita menjadi pasif mutlak, tidak mengetahui
mengenai kehendak bebas untuk memilih dan perjuangan ini, sebab justru iblis
ingin menguasai kita. Maksudnya adalah penguasaan (possesion) roh-roh jahat
atas diri seseorang, mulai dari tingkat yang paling kecil sampai akhirnya
seluruh kehidupan. Seperti sarang laba-laba yang berkembang dari bentuk kecil,
proses penguasaan iblis meresap masuk terus ke dalam diri kita, jika kita tidak
waspada dan betul-betul menyerahkan diri kepada pemilikan TUHAN.

Kita harus mengerti benar apa yang dimaksud dengan penyerahan kepada ALLAH.
Berserah kepada ALAH bukan berarti menjadi pasif, tetapi sebaliknya menjadi
aktif. Aktif mencari kehendak-NYA, aktif menyangkal diri, aktif menyalibkan
keinginan daging dan mengenal-NYA lebih dalam. Untuk ini, mengerti isi Alkitab
adalah hal yang mutlak. Sebab tidak akan mungkin bagi kita untuk mengerti
kehendak-NYA, kalau kita tidak mengerti KitabSuci. Jarang—bahkan tidak ada—orang
yang tidak mengerti isi Alkitab, tetapi bisa mendengar suara TUHAN secara
permanen atau terus-menerus.

Perlu kita hayati dan kaji lebih mendalam apa yang disampaikan Hosea berkenaan
dengan pengenalan akan TUHAN ini. Alkitab berkata bahwa umat-NYA binasa karena
tidak mengenal ALLAH (Hos. 4:6). Dalam King James Version dikatakan "lack of
knowledge" atau "kurang pengetahuan", "kurang mengenal TUHAN". Seseorang tidak
akan dapat mengenal TUHAN secara benar, jika tidak memahami isi Alkitab secara
benar. Seseorang tidak akan peka mendengar suara Roh Kudus, jika ia tidak
memahami isi Alkitab secara benar. Jika seseorang tidak mengenal TUHAN secara
benar dan tidak peka mendengar suara Roh Kudus, bagaimana orang itu dapat
melakukan kehendak TUHAN?

Roh Kudus tidak akan berbicara menggantikan Alkitab. Justru Roh Kudus
mengingatkan atau memberitakan kepada masing-masing individu apa yang TUHAN
katakan. IA tidak akan sembrono dengan berbicara secara terus-menerus kepada
orang yang tidak menghargai Alkitab. Justru di sini kita temukan, bahwa orang
yang bisa dipercaya bahwa dirinya mendengar suara TUHAN adalah orang yang
mengerti kebenaran Firman TUHAN yang tertulis dalam Alkitab. Kalau seorang
pembicara Firman tidak menyampaikan kebenaran Firman yang murni, bisa
dipastikan suara TUHAN yang diakuinya sebagai murni dari TUHAN adalah
kebohongan. Orang ini bisa disebut nabi palsu, yang tidak menggiring umat
kepada kebenaran.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA:

Why 11:19a; 12:1.3-6a; 1Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu."
"Allah tidak berkenan mewahyukan misteri keselamatan umat manusia secara resmi, sebelum mencurahkan Roh yang dijanjikan oleh Kristus. Maka kita saksikan para Rasul sebelum hari Pestekosta `bertekun sehati sejiwa dalam doa bersama beberapa wanita, dan Maria Bunda Yesus serta saudara-saudaraNya'(Kis 1:14). Kita lihat Maria juga dengan doa-doanya memohon kurnia Roh, yang pada saat Warta Gembira dulu sudah menaunginya. Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, Ia telah ditinggikan Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan (lih Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut" (Vatikan II: LG no 59). Bunda Maria adalah teladan umat beriman, maka kita umat beriman kiranya juga mendambakan bahwa `sesudah menyelesaikan perjalanan hidup di dunia' alias meninggal dunia atau dipanggil Tuhan, akan hidup mulia selama-lamanya bersama Tuhan di sorga serta orang-orang kudus yang telah mendahului perjalanan kita untuk menghadap Tuhan di sorga. Dambaan tersebut akan menjadi kenyataan jika kita sungguh meneladan Bunda Maria dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, maka marilah kita renungkan dan hayati sabda-sabda yang terkait dengan Bunda Maria, sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira atau Injil hari ini.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus" (Luk 1:46-49).
Jiwa adalah sumber hidup, yang menghidupkan dan menggairahkan cara hidup dan cara bertindak kita. "Jiwaku memuliakan Tuhan" berarti cara hidup dan cara bertindakku senantiasa menempatkan Tuhan di atas segala-galanya atau Tuhan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Hidup dan bertindak dijiwai oleh Tuhan berarti membahagiakan, mensejahterakan dan menyelamatkan sesama manusia maupun lingkungan hidupnya atau hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga menghasilkan keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23).

Hidup dijiwai oleh Tuhan berarti juga dengan rendah hati mengimani bahwa "Yang Mahakuasa telah melakuakn perbuatan-perbuatan besar kepadaku", dan dengan demikian mengakui dan menghayati bahwa apa-apa yang `besar', baik, mulia, indah, mempesona dll merupakan karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh. Kita menghayati bahwa hidup dan segala sesuatu yang kita nikmati, miliki, kuasai sampai saat ini adalah anugerah Tuhan, misalnya harta benda/uang, ketampanan, kecantikan, kecerdasan, keterampilan, anak-anak, sahabat, teman dll. Kita memfungsikan apa yang kita miliki atau kuasai pada saat ini untuk memuliakan, memuji, menghormati dan melayani Tuhan melalui saudara-saudari kita. Maka kita senantiasa saling memuliakan, memuji, menghormati dan melayani di dalam hidup sehari-hari. Jika kita sungguh hidup dan bertindak yang demikian ini, percayalah atau imanilah bahwa ketika kita dipanggil Tuhan atau setelah meninggal dunia akan dimuliakan bersama Tuhan di surga untuk selama-lamanya. Kepada rekan-rekan perempuan yang memiliki pelindung St.Maria atau mengenakan nama `Maria' dalam diri anda, kami harapkan dapat menjadi teladan dalam hidup beriman bagi saudara-saudarinya. Hendaknya saling berlomba dalam beriman, sehingga anda sebagai perempuan yang mengenakan nama `Maria' dapat dikenakan sabda yang dikenakan pada Bunda Maria, yaitu "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu": anak-anak yang pernah anda kandung dan dilahirkan terberkati serta menjadi berkat bagi sesamanya.
"Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1Kor 15:20-22)

"Dalam persekutuan dengan Adam" berarti berdosa, sedangkan "dalam persekutuan dengan Kristus" berarti hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur selama di dunia ini. Bersekutu dengan Kristus berarti menjadi sahabat-sahabatNya, dan karena Ia adalah Allah, lebih dalam segalanya daripada kita, maka mau tidak mau kita pasti dikuasai atau dirajai alias harus melaksanakan perintah-perintahNya dan menghayati sabda-sabdaNya. Jika kita sungguh menjadi sahabat-sahabatNya selama hidup di dunia ini, maka ketika dipanggil Tuhan atau setelah meninggal dunia kita akan hidup mulia di sorga bersamaNya untuk selama-lamanya. Menjadi sahabatNya berarti juga meneladan Bunda Maria "yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk 8:21)

Menjadi `pendengar dan pelaksana' yang baik merupakan salah satu keutamaan yang harus kita usahakan, perdalam dan perkuat. Indera pendengaran atau kegiatan mendengarkan merupakan indera yang pertama kali aktif dan paling banyak aktif daripada indera-indera lainnya, tentu saja asal tidak tuli. Apa yang kita dengarkan akan membentuk pribadi kita, mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Apa yang kita dengarkan dapat merubah pikiran kita, yang pada gilirannya merubah rencana atau kegiatan. Kita semua kiranya mendambakan bahwa jika terjadi perubahan hendaknya berubah lebih baik atau menjadi baik, maka baiklah kita berusaha untuk mendengarkan apa-apa yang baik dan sebaliknya memperdengarkan atau berkata-kata apa-apa yang baik. Ingat dan hayati bahwa sebagai sahabat Tuhan kita dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta kabar baik.

Pelaksanaan atau penghayatan aneka macam aturan dan tatanan hidup pada masa kini sungguh memprihatinkan. Aneka aturan atau tatanan dibuat dan diundangkan atau diberlakukan, namun `hangat-hangat tahi ayam', artinya dilaksanakan dengan baik jika ada pengawasan ketat, dan ketika tiada pengawasan orang bertindak seenaknya untuk melanggar aneka aturan dan tatanan hidup. Dengan kata lain kedisiplinan dan kejujuran di antara kita sungguh memprihatinkan. Ada kebiasaan tidak disiplin yang dimaklumi umum, misalnya: undangan rapat atau pertemuan dikatakan mulai pk 08.00, tetapi sering baru dimulai pk 09.00, dan panitia pengundang diam saja, tidak minta maaf tanpa alasan. Kebiasaan mulai terlambat dan pulang lebih awal hemat saya merupakan sikap mental yang merusak hidup pribadi maupun hidup bersama. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelaksana-pelaksana yang disiplin dan jujur. Keunggulan hidup beriman terletak dalam pelaksanaan bukan omongan atau wacana, dalam penghayatan bukan dalam diskusi atau perdebatan. "Seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati." (Yak 2:26), demikian kata Yakobus. Marilah kita berlomba menjadi pelaksana-pelaksana aturan dan tatanan hidup yang baik di dalam hidup kita sehari-hari, dimanapun dan kapanpun.

"Di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir. Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu!"
(Mzm 45:10bc-12ab)

Dipimpin Roh

Dipimpin Roh


Roma 8 : 14

8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.


Alkitab tegas mengatakan bahwa hanya orang-orang yang dipimpin oleh Roh ALLAH
yang adalah anak-anak ALLAH. Jadi, supaya kita pantas disebut sebagai anak-anak
ALLAH, maka kita harus hidup dalam pimpinan Roh. Pernyataan Alkitab ini sungguh
sangat jelas, bahwa siapa pun kita yang mengaku Kristen, apa pun posisi yang
kita emban di gereja, kalau kita tidak hidup di bawah pimpinan Roh ALLAH, kita
bukan anak ALLAH.

Apa yang dimaksud dengan "hidup dipimpin Roh" itu? Kata-kata "dipimpin Roh
ALLAH" dalam bahasa aslinya πνεύματι θεοῦ ἄγονται (pnévmati Theú ágondai)
memberi isyarat seolah-olah TUHAN akan aktif memimpin kita, sehingga otomatis
membuat kita mampu menuruti kehedak-NYA. Seakan-akan Roh-NYA sendiri yang aktif
memimpin kita dan otomatis kita dapat mengikuti. Tetapi sebetulnya "dipimpin"
(ágondai) juga bermakna "dibimbing" atau "dipengaruhi". Kalau kita dibimbing
oleh Roh ALLAH, itu berarti keaktifan kita juga penting. Harus ada proses
penyesuaian terhadap kehendak Roh, bukan TUHAN yang harus menyesuaikan diri
dengan kita, tetapi kita yang harus menyesuaikan diri dengan TUHAN.

Maka orang yang memberi diri dipimpin oleh Roh ALLAH harus rela tunduk kepada
Roh, harus rela berserah kepada Roh. Dengan kata lain, jika kita mau dipimpin
oleh Roh ALLAH, kita harus mau menyangkal diri (Mat. 16:24). Penyangkalan diri
ini menuntut keseriusan kita sebagai orang percaya untuk senantiasa bergumul
melawan diri kita sendiri, dan membutuhkan pengorbanan waktu guna mencapai
tahap-tahap penurutan terhadap kehendak Roh yang semakin tinggi.

Dengan penjelasan ini tampak bahwa "dipimpin Roh ALLAH" hendaknya tidak
dipahami bahwa orang percaya menjadi seperti robot yang diatur TUHAN dengan
sebuah remote control. Pemahaman yang menghilangkan atau melemahkan prinsip
kebebasan dan tanggung jawab manusia seperti itu tidak sesuai dengan Alkitab.
Harus selalu dicamkan bahwa TUHAN tidak akan merenggut atau mengambil alih
kesadaran dan kebebasan seseorang dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan.
Roh memang memimpin, tetapi apakah manusia mau tunduk dan mengikuti pimpinan
itu, tergantung kepada manusia itu sendiri.

Roh Kudus menuntun orang percaya dengan lembut dan mereka harus belajar dan
terus berlatih unuk mengerti kehendak-NYA guna dilakukan. Latihan demi latihan
akan menyanggupkan kita hidup sesuai dengan kehendak TUHAN tanpa perlu diatur
oleh suatu peraturan atau hukum.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

: Gagasan Terbaik

Gagasan Terbaik


Yakobus 4 : 1–5

4:1. Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah
datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamumengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu
salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan
hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadibarangsiapa hendak
menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang
ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"


Ada sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan: Mengapa TUHAN tidak
menciptakan manusia lain, atau manusia baru yang bukan keturunan Adam dan Hawa,
untuk mendiami langit dan bumi baru nanti?

Jawaban yang pertama, TUHAN sudah melepaskan ide atau gagasan-NYA yang terbaik
dalam menciptakan manusia. Itu berarti tidak ada ciptaan yang lebih baik dari
itu. Firman TUHAN menunjukkan bahwa ALLAH melihat segala yang dijadikannya itu
sungguh amat baik (Kej. 1:31). Tidak ada gagasan yang lebih baik daripada yang
TUHAN telah nyatakan, yaitu menciptakan manusia bersamaan dengan penciptaan alam
semesta. Oleh karena manusia adalah ciptaan TUHAN yang terbaik, mahkota
ciptaan TUHAN dan ide gagasan-NYA yang terbaik, berarti tidak ada spesies yang
lebih baik daripada manusia. Karenanya TUHAN tetap mempertahankan manusia ini.
Memahami hal ini, kita bisa mengerti betapa tragisnya akibat kejatuhan manusia
ke dalam dosa itu, sebab kejatuhan manusia ke dalam dosa berarti kerusakan
mahkota ciptaan TUHAN yang terbaik.

Jawaban yang kedua, karena TUHAN hanya memberi jatah satu jenis roh untuk
manusia. Hanyasatu kali TUHAN mengalirkan roh dari dalam diri-NYA untuk
menjadikan manusia sebagai makhluk hidup. IA menghembuskan nafas hidup, roh
dari ALLAH (bukan Roh ALLAH) menjadi roh manusia (Kej. 2:7). Dari roh manusia
ini lahir atau digandakan banyak roh manusia melalui proses perkawinan. Jadi
TUHAN tidak menciptakan roh manusia lain. Dari roh manusia dalam diri Adam,
kemudian memperbanyak diri menjadi banyak roh manusia lain.

Berkenaan dengan hal ini, TUHAN menginginkan dengan cemburu roh yang
ditempatkan-NYA dalam diri kita untuk diselamatkan (Yak. 4:5). Maksudnya, IA
menginginkannya dengan sangat, karena IA merasa berhak atasnya. Di sini
digunakan kata "dengan cemburu", karena roh itu memang milik TUHAN. Jadi
sungguh luar biasa pertaruhan TUHAN menciptakan manusia ini, sebab kejatuhan
manusia ke dalam dosa merupakan keadaan yang sangat menyedihkan dan mendukakan
hati TUHAN. IA harus menyelamatkan manusia agar roh yang ditempatkan ALLAH
dalam diri manusia tidak terseret ke api kekal oleh jiwa yang mencintai dunia.

Kenyataan ini sekali lagi membuktikan pengertian bahwa TUHAN hanya menciptakan
roh manusia satu kali saja. IA tidak menciptakan roh manusia yang lain.
Dengan hal ini, maka kita harus menghargai roh kita sendiri dengan berusaha
untuk tidak hidup dalam percintaan dengan dunia (Yak. 4:4).


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

PESONA YESUS

PESONA YESUS


Seorang aktris Hollywood menceritakan pengalamannya bertemu berbagai
tokoh dunia. Bahkan ia pernah bertemu dengan beberapa dari kaum
bangsawan, seperti Ratu Elisabet dan Putri Diana. Namun, menurutnya
pribadi yang paling memesona adalah Nelson Mandela. Ketenangan batin
dan kekuatan kepribadiannya memberikan kesan yang sangat mendalam bagi
aktris tersebut. Pesona Nelson Mandela membekas lama setelah pertemuan
mereka. Firman Tuhan hari ini menggambarkan Yesus sebagai pribadi yang
sangat memesona dan berwibawa. Orang-orang tertarik dan berkerumun
untuk bertemu dengan-Nya. Simon sampai jatuh tersungkur di hadapan
Yesus; pertemuan dengan Yesus membuatnya menyadari dosa dan
ketidaklayakannya. Pesona Yesus mengubah hidup Simon, Yohanes, dan
Yakobus. Mereka seketika meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut
Yesus. Seolah-olah tidak masuk akal. Hal ini hanya dapat dimengerti
apabila pesona Yesus melampaui daya tarik dari segala sesuatu yang
ditinggalkan oleh Simon dan kawan-kawannya! Yesus adalah pribadi yang
menakjubkan. Mengikut Yesus dimulai dengan sebuah "pertemuan" rohani
dengan-Nya. Pertemuan yang sedemikian memesona, yang membuat seseorang
dapat meninggalkan segala sesuatu demi Dia. Pertemuan yang memanggil
seseorang untuk berkomitmen mengikuti-Nya. Panggilan ini adalah
panggilan Yesus sendiri. Panggilan untuk menjadikan Allah segala-
galanya, lebih dari apa pun, sebagaimana Yesus menjadikan Allah
segala-galanya. Pesona Nelson Mandela mungkin mengesankan, tetapi
pesona Yesus mengubah hidup manusia --DBS

BIARLAH PESONA YESUS NYATA DALAM HIDUP KITA
HINGGA KITA SENANTIASA MENJADIKAN-NYA YANG TERUTAMA

http://alkitab.sabda.org/?Lukas+5:1-11

Lukas 5:1-11

1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang
orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah
turun dan sedang membasuh jalanya.
3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan
menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.
Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah
ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau
menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar
ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang
lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu
mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga
hampir tenggelam.
8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan
Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini
seorang berdosa."
9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh
karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang
menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai
dari sekarang engkau akan menjala manusia."
11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun
meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+81-83
http://alkitab.sabda.org/?Roma+12

MENGEJAR EKOR SENDIRI

MENGEJAR EKOR SENDIRI


Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri
untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah
mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak
usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia
akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih
dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau
kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib
lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping
hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban
pasti berjatuhan. Tuhan Yesus meluruskan kekeliruan murid-murid-Nya
dalam hal serius yang satu ini. Hidup ini bukan untuk "mengejar"
kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti
akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi
kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah! Yesus menekankan
bahwa kemuliaan, kehormatan, kedudukan, dan kekuasaan hanya bisa
dicapai ketika kita merendahkan hati, menjadi pelayan; menjadi hamba
(ayat 43, 44). Teladan yang sejati adalah Yesus sendiri (ayat 45).
Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup,
yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang
terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan
adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan
anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan-
Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD

LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA
TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA

http://alkitab.sabda.org/?Markus+10:35-45

Markus 10:35-45

35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan
berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya
mengabulkan suatu permintaan kami!"
36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat
bagimu?"
37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu
kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di
sebelah kiri-Mu."
38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis
dengan baptisan yang harus Kuterima?"
39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang,
kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis
dengan baptisan yang harus Kuterima.
40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku
tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa itu telah disediakan."
41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada
Yakobus dan Yohanes.
42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka.
43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang."


http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+79-80
http://alkitab.sabda.org/?Roma+11

Batu sandungan

"Jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka"

(Yeh 1:2-5.24-2:1a; Mat 17:22-27)
"Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga." (Mat 17:22-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Kepekaan sosial atau kepedulian terhadap orang lain merupakan salah satu cirikhas dari orang yang baik dan berbudi pekerti luhur. Orang yang memiliki kepekaan atau kepedulian terhadap orang lain berusaha seoptimal mungkin agar cara hidup dan cara bertindaknya tidak menjadi `batu sandungan' bagi orang lain untuk berbuat dosa atau melakukan kejahatan, tetapi menjadi dorongan atau motivasi bagi orang lain untuk semakin hidup baik, beriman dan berbudi pekerti luhur, sebagaimana dilakukan oleh Yesus dan para rasul dalam hal pembayaran pajak. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua untuk berusaha seoptimal mungkin agar cara hidup dan cara bertindak kita tidak menjadi `batu sandungan' bagi orang lain untuk berbuat jahat atau berdosa. Hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita tidak merangsang orang lain untuk berbuat dosa, misalnya cara berpakaian, pemakaian aneka asesori atau perhiasan, cara bicara dst… Memang dalam hal `batu sandungan' ini bagi mereka yang terpandang dalam hidup bersama sungguh tantangan, karena dimanapun berada atau kemanapun pergi senantiasa menjadi perhatian orang. Hendaknya para orangtua, guru, pemimpin atau atasan tidak menjadi batu sandungan bagi anak-anak, peserta didik, anggota atau bawahan. Mereka yang terpandang atau berada `di atas' hendaknya menjadi teladan dalam hal hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan seutuhnya melalui sesamanya dengan melayani, membahagiakan dan menyelamatkan mereka. Secara khusus kami berharap kepada para pemimpin kelompok hidup beragama di tingkat apapun senantiasa berusaha untuk tidak menjadi batu sandungan bagi umat untuk melakukan kejahatan atau berdosa.
• "Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN" (Yeh 1:28b). Yeheskiel menggambarkan kemuliaan Tuhan dengan `makhluk hidup' di cakrawala yang sungguh menakjubbkan serta membuat orang bersembah sujud dan berusaha mendengarkan suara dari `makhluk hidup' tersebut. Kita semua adalah ciptaan Tuhan, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citraNya, dengan kata lain Tuhan hidup dan berkarya di dalam diri kita, manusia yang lemah dan rapuh ini. Kita dipanggil untuk menyaksikan karya Tuhan dalam diri kita sendiri maupun sesama kita, dan tentu saja pertama-tama dan terutama kita sendiri memang sungguh layak menjadi `bait Tuhan'. Masing-masing dari kita diharapkan menjadi `bait Tuhan' agar dengan demikian kita juga akan saling bersembah-sujud sata sama lain dimanapun dan kapapun. Sembah sujud kepada Tuhan harus menjadi nyata juga dalam sembah sujud kepada sesama manusia. Marilah kita saling melihat apa yang indah, luhur, mulia dan baik dalam diri kita masing-masing. Mungkin yang paling mudah adalah tubuh yang indah alias cantik atau tampan, sehingga senantiasa mempesona bagi orang lain. Hendaknya kecantikan atau ketampanan tersebut dihayati sebagai karya atau anugerah Tuhan artinya tidak menjadi bahan pelecehan atau dorongan atau motivasi untuk berbuat jahat dan berdosa. Rekan-rekan gadis atau perempuan yang merasa diri sungguh cantik dan menjadi perhatian orang lain kami harapkan tetap menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga menjadi dorongan atau motivasi bagi orang lain untuk semakin bersembah-sujud kepada Tuhan; hendaknya jangan merangsang orang lain untuk berdosa. Kepada mereka yang kaya, pandai atau cerdas kami harapkan tetap rendah hati, semakin kaya atau semakin pandai hendaknya semakin rendah hati. Pendek kata semakin banyak menerima anugerah Tuhan, entah berupa kekayaan, pengalaman, kecerdasan, kesehatan, kecantikan, ketampanan dll,. hendaknya semakin rendah hati.

"Hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda! Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit." (Mzm 148:11-13) .

Memandang Rencana BAPA

Memandang Rencana BAPA


Matius 6 : 25–34

6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu
yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta
saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
berpakaian seindah salah satudari bunga itu.
6:30 Jadijika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari iniada dan
besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akankami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas bahwa manusia diciptakan TUHAN
dengan keadaan segambar dengan ALLAH. Artinya manusia dapat mengenakan pikiran
TUHAN sehingga manusia berpikir seperti TUHAN berpikir, dan melakukan segala
hal sesuai dengan isi hati TUHAN dan perasaan TUHAN. Dalam hal ini manusia
mampu berkenan dihadapan TUHAN, walaupun tanpa diberi peraturan, hukum dan
syariat. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melenyapkan kemampuan ini. Oleh
kematian TUHAN Yesusdi kayu salib, TUHAN merebut kita dari tangan kuasa
kegelapan. IA memberikan Roh Kudus-NYA untuk menuntun, memuridkan dan
mendewasakan, agar umat pilihan dapat dikembalikan kepada kemampuan semula
itu.

Oleh sebab itu jangan sia-siakan anugerah dan kesempatan ini. Jangan menjadi
orang Kristen yang hanya mengenal liturgi gereja atau datang kebaktian, tetapi
haruslah kita memandang rencana BAPA yang besar, yaitu mengembalikan manusia
untuk segambar dengan ALLAH. Bertumbuh dalam iman adalah proses pemulihan
gambar ALLAH. Ini mutlak lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang kita
upayakan dalam hidup ini. Inilah yang dimaksud TUHAN Yesus dengan "mencari
Kerajaan ALLAH dan kebenaran-NYA" (ay. 33). Untuk berfokus pada hal ini,
pikiran kita tidak boleh dipenuhi keinginan-keinginan duniawi, kekhawatiran
dan ketakutan terhadap hal-hal menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani. Kerja
keras itu wajib karena itu bagian kita, tetapi dengan fokus yang benar hanya
kepada ALLAH saja, maka kita tidak akan khawatir.

Kesempatan untuk dikembalikan kepada rancangan ALLAH yang semula adalah
anugerah yang tiada tara. Anugerah ini tidak dapat terbeli dengan uang. Justru
kita harus waspada sebab cinta uang akan menghambat pertumbuhan iman. Anugerah
ini juga tidak bisa terbeli oleh waktu, sebab bila waktu berlalu tanpa kita
manfaatkan, hilanglah kesempatan. Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan,
manfaatkanlah waktu kita untuk menerima penggarapan dari TUHAN. Sampai suatu
hari nanti kita didapati TUHAN memiliki kehidupan pribadi seperti yang
diinginkan-NYA, dan BAPA bisa menyatakan bahwa kita adalah anak-anak yang
berkenan kepada-NYA.

Bila kita memandang rencana BAPA, ketika kita mulai membuka mata pada setiap
pagi hari, marilah kita tetapkan hati untuk berubah, yaitu bertumbuh menjadi
pribadi yang mampu mengerti kehendak TUHAN, mengenakan pikiran dan perasaan
Kristus sehingga berpikir dan berperasaan seperti Kristus. Ini tidak boleh
dikalahkan oleh kesibukan dan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan
kita. Kita harus selalu berpikir bahwa kesempatan untuk berubah akan segera
lenyap, dan kita akan kehilangannya untuk selamanya, sehingga itu memacu kita
untuk semakin giat larut dalam proses rencana BAPA.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Akibat Buah Terlarang

Akibat Buah Terlarang


Kejadian 2 : 8–17

2:8. Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah
ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik
dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman
itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari
situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah
Hawila, tempat emas ada.
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu
krisopras.
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi
seluruh tanah Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur
Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.

2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam
taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


Dalam kisah Adam dan Hawa, TUHAN membuat suatu larangan, agar Adam dan Hawa
tidak makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat yang ada di tengah Taman
Eden. Ini tidak bisa dikatakan sebagai hukum dan peraturan seperti yang kita
kenal hari ini, sebab hukum dan peraturan yang kita kenal hari ini bertalian
dengan ketertiban hubungan antarmanusia, berhubung manusia telah rusak dan
menjadi mahkluk yang berbahaya bagi sesamanya.

Buah pengetahuan yang baik dan jahat itu sebenarnya hanya sebuah ukuran atau
suatu tanda untuk mengukur ketaatan manusia pada TUHAN atau tidak; apakah
manusia tetap memercayai TUHAN dan bersedia menjadi sekutu-NYA. TUHAN sengaja
menempatkan pohon itu karena IA ingin manusia rela taat kepada-NYA dari
kehendak bebas manusia itu sendiri, bukan karena paksaan. Supaya manusia bisa
memilih untuk taat, berarti harus ada pilihan lain untuk tidak taat. Dengan
makan buah itu berarti manusia memilih untuk tidak mau taat kepada TUHAN.

Ketika manusia makan buah terlarang itu, manusia jatuh ke dalam dosa. Roh dari
ALLAH yang dihembuskan TUHAN (Kej. 2 : 7) menjadi mati (Kej. 2 : 17). Kejatuhan
manusia ini membuat manusia kehilangan kemuliaan ALLAH (Rm. 3:23). Artinya
manusia menjadi tidak berkualitas: kehilangan kesanggupan untuk mengerti
kehendak TUHAN. Kecenderungannya berdosa semata-mata. Martin Luther, mengutip
Augustinus, menyebutnya non posse non peccare (tidak bisa tidak berbuat dosa).

GambarALLAH yang hilang inilah yang sesungguhnya merupakan tragedi yang sangat
mengerikan dan menyedihkan. Selama ini banyak orang berpikir bahwa akibat
terbesar dari makan buah terlarang adalah manusia harus bersusah payah bekerja
dan berjuang mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Sebetulnya
itu bukan masalah besar dibandingkan dengan kehilangan gambar ALLAH dan
kesanggupan mengerti kehendak TUHAN.

Maka inilah bencana terbesar dalam kejatuhan manusia: kehilangan gambar ALLAH,
terpisah dari ALLAH Sang Sumber Kehidupan. Manusia harus mati akibat makan buah
terlarang itu. Kalau sesudah mati tidak ada apa-apa, bukan persoalan besar.
Tetapi di balik kematian itu ada surga kekal atau neraka kekal, sehingga
manusia diperhadapkan kepada kenyataan yang sangat mengerikan: kalau seseorang
tidak melakukan kehendak TUHAN, ia terpisah dari TUHAN selama-lamanya dan
bagiannya adalah api kekal. Oleh sebab itu jangan sampai kita gagal mengerti
kehendak TUHAN dan gagal melakukannya. Keselamatan dalam TUHAN Yesus
Kristusmenyediakan jalan keluar ini, menghidupkan Roh dari ALLAH yang
dihembuskan-NYA dalam manusia. Kita harus meresponi hal penting ini dengan
serius.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Jumat, 06 Agustus 2010

Betapa bahagianya...

"Betapa bahagianya kami berada di tempat ini"


(2Ptr 1:16-19; Luk 9:28b-36)

"Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu." (Luk 9:28b-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta "Yesus Menampakkan KemuliaanNya" hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Pengalaman `fascinosum' atau mempesona, itulah yang dialami oleh Petrus, Yohanes dan Yakobus, ketika mengalami "Yesus Menampakkan KemuliaanNya", sehingga mereka sungguh merasa bahagia. Ketika orang memgalami yang demikian itu pada umumnya muncul dari kebahagiaan hatinya suatu cita-cita mulia sebagaimana dikatakan oleh Petrus "Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia". Kemah memang merupakan tempat berteduh yang sungguh mempesona dan membahagiakan dan tentu saja hal itu terjadi bagi mereka yang memiliki pengalaman berkemah. Baiklah kami mengajak anda sekalian untuk mengenangkan aneka macam pengalaman mempesona dan membahagiakan dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, misalnya ketika sedang/baru saja menerima Sakramen Baptis, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat atau Berkaul, dst.. atau mungkin pengalaman konkret lain misalnya para suami-isteri ketika sedang bermesraan berdua dimana saling curhat, membelai, mencium, memeluk dst.. sampai pada hubungan seksual. Ketika anda mengalami tantangan, masalah atau hambatan dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan baiklah kita kenangkan atau angkat kembali pengalaman yang mempesona tersebut untuk menambah dan memeperkuat keperucayaan diri dalam menghadapi tantangan, hambatan atau masalah.
• "Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu" (2Ptr 1:19), demikian nasihat Petrus kepada kita semua umat beriman. Ketika di dalam gelap ada pelita bernyala, maka perhatian kita sepenuhnya akan terarah ke pelita tersebut, dan kita sungguh merasa bahagia, bergairah dan aman. Hati kita masing-masing diharapkan senantiasa bahagia dan bergairah dalam menghadapi aneka macam tantangan, masalah dan hambatan kehidupan, dan dengan demikian kita menghadapinya dengan gembira dan ceria. Dalam kegembiraan, keceriaan, kebahagaian dan kegairahan berarti kinerja syaraf serta metabolisme darah di dalam tubuh kita berfungsi secara prima, sehingga kita memiliki keteguhan hati mendalam. Dalam keadaan demikian otak atau pikiran kita `encer', berada dalam terang sehingga dapat memperhatikan, melihat dan memperlakukan segala sesuatu pada tempat, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hidup sekali hendaknya terus bergembira saja. Punya hutang atau tidak punya hutang, punya masalah atau tak punya masalah lebih baik terus gembira dan ceria daripada sedih atau cemberut. Orang yang gembira dan ceria senantiasa menarik perhatian, sebagaimana terjadi pada mereka yang gila/sakit jiwa, dan pada umumnya tidak pernah menyakiti orang lain. Bukankah ketika ada orang gila/sakit jiwa lewat sambil menyanyi, berjoget, atau asal omong saja, maka mereka yang melihatnya merasa memperoleh hiburan gratis? Marilah kita menjadi orang yang `gila akan sinar terang sejati/Roh Kudus', sehingga kita senantiasa tetap dalam keadaan gembira, ceria, bahagia dan bergairah serta menarik semua orang.

"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya. Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm 97:1-2.5-6)

Mengusir setan

"Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"

(Hab 1: 12-2:4; Mat 17:14-20)

"Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu" (Mat 17:14-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Salah satu cirikhas yang menandai atau mewarnai hampir semua orang antara lain `takut', misalnya takut berada di rumah sendirian pada malam hari, takut berjalan sendirian melintasi area makam/kuburan, takut bertemu dengan orang yang nampak seram dank eras, takut dioperasi untuk menyembuhkan penyakitnya, dst… Kepada mereka ini saya sering menyampaikan pertanyaan sebagai berikut: "Anda ini bersama dengan Tuhan atau setan? Jika bersama dengan Tuhan, maka ketika berhadapan dengan setan anda pasti menang, sebaliknya jika bersama dengan setan, maka berhadapan dengan setan berarti bertemu teman atau sahabatnya. Dengan kata tak perlu takut, namun karena kita tidak jelas apakah bersama Tuhan atau bersama setan, alias tidak putih dan tidak hitam melainkan `abu-abu', maka selayaknya menjadi takut". Bersama dan bersatu dengan Tuhan tiada ketakutan sedikitpun, bersama dan bersatu dengan Tuhan berarti beriman, dan dengan iman yang kuat serta tangguh kita dapat menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, dengan kata lain mampu mengusir setan. "Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu", demikian sabda Yesus. Marilah kita sikapi dan hadapi segala sesuatu dalam dan dengan iman tanpa takut dan gentar sedikitpun. Dengan dan dalam iman berarti mengerahkan seluruh pribadi kita dalam mengerjakan sesuatu dan mengandalkan diri sepernuhnya pada Penyelenggaraan Ilahi atau rahmat Tuhan. Dalam dan dengan iman `takkan ada yang mustahil bagimu'.
• "Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya." (Hab 2:4), demikian firman Tuhan melalui nabi Habakuk. Membusungkan dada berarti sombong dan senantiasa mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam mengerjakan segala sesuatu, maka juga tidak lurus hati alias tidak jujur. Mereka pura-pura mengerti dan mampu, namun sebenarnya tidak tahu dan tidak mampu. Sebaliknya orang benar senantiasa akan hidup dan berperilaku dengan rendah hati, mengerahkan diri seutuhnya sekaligus mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Sombong merupakan akar dosa atau kejahatan, sedangkan rendah hati adalah akar aneka keutamaan atau nilai kehidupan. Sebagai orang beriman diharapkan senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati dimanapun dan kapanpun. Kepercayaan pada Penyelenggaraan Ilahi atau rahmat Tuhan dihayati dengan percaya dengan rendah hati kepada sesamanya atau saudara-saudarinya. Maka dengan ini kami mengharapkan kita semua untuk membangun, memperdalam dan memperkuat kepercayaan antar kita, antar anggota keluarga, antar rekan kerja, antar atasan dan bawahan, pemimpin dan anggota, dst.. Sekali lagi saya angkat disini bahwa HP maupun CCTV sedikit banyak mengurangi saling percaya antar kita. Suami atau isterinya jelas bepergian di suatu tempat untuk acara penting, namun entah isteri atau suaminya setiap kali mengontrol melalui HP-nya; bos toko atau restoran mengawasi pegawainya melalui CCTV, dst.. Secara jujur harus diakui bahwa cara bertindak demikian itu didasari oleh kecurigaan atau ketidak-percayaan antar manusia, dan orang lebih percaya para harta benda daripada manusia. Jika orang sulit menjadi percaya satu sama lain dengan mereka yang setiap hari hidup bersama dengannya, maka yang bersangkutan pasti kurang beriman alias cenderung untuk `membusungkan dada'.

"TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman. Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran. Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mzm 9:8-11)

Tetap percaya

Tetap
percaya walau situasi sulit

Mazmur 115

Apa kesulitan umat Tuhan
yang hidup di tengah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan? Bukankah Israel yang terbuang di antara bangsa-bangsa
lain memperlihatkan bahwa Allah Israel
tidak berkuasa menyelamatkan mereka?

Pemazmur menggubah pujian
kepada Tuhan untuk dinyanyikan dalam suatu ibadah dengan liturgi yang
bersahut-sahutan. Ayat 1-2 dimulai dengan permohonan umat agar Tuhan
menunjukkan diri-Nya untuk mengatasi ejekan bangsa-bangsa lain yang merendahkan
Dia. Lalu seorang imam yang mewakili umat menyahut dengan keyakinan penuh bahwa
Allah mereka jauh lebih berkuasa daripada dewa-dewi bangsa-bangsa yang ada di
sekeliling mereka. Imam tersebut mengontraskan ketidakberdayaan dewa-dewi kafir
dengan keperkasaan dan kemuliaan Tuhan (3-8). Ayat 9-11, mungkin dikumandangkan
oleh paduan suara, mendorong umat untuk tinggal teguh dalam keyakinan bahwa
Tuhan adalah Penolong mereka. Menarik sekali ayat-ayat yang sepertinya
dinyanyikan bersahutan ini: ayat 9a, 10a, 11a, disambut dengan 9b, 10b, 11b.
Ayat 12-15 si imam mengucapkan berkat bagi semua peserta ibadah. Akhirnya
mazmur ini ditutup dengan respons seluruh jemaat, yang memuji Tuhan dengan
segenap hati mereka (16-18).

Mengapa mazmur ini
menggambarkan keberanian umat memercayai Tuhan di tengah situasi sulit? Karena
kasih setia yang sudah pernah dialami umat Tuhan. Dengan mengingat semua kebaikan
Tuhan pada masa lampau, umat tidak terjebak situasi sulit yang sedang mereka
alami. Mereka tahu bahwa semua yang terjadi pada diri mereka ada dalam kontrol
Allah. Maka umat Tuhan harus saling mengingatkan dan saling menguatkan untuk
tetap setia menantikan karya Tuhan yang dahsyat agar sekali lagi dinyatakan.

Situasi apa yang sedang
Anda hadapi? Beranikah Anda menyatakan iman Anda kepada Tuhan? Jangan
menggumulinya sendirian. Ajaklah saudara seiman untuk menggumuli hidup dengan
saling menguatkan dan meneguhkan!

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/ ||||||

Arti Masalah

Mazmur 119:67-72
Mazmur 60-62;
Roma 5

Tidak ada masalah yang
meninggalkan Anda dalam keadaan sama se­perti saat ia mendatangi Anda. Pasti
selalu ada akibat yang ditimbulkannya. Dengan masalah yang terjadi, keadaan
Anda bisa menjadi lebih baik, atau sebaliknya, lebih buruk. Jika masalah
membuat kita lebih bu­ruk, tentu ada yang salah da­lam diri kita sa­at
merespons masalah ter­se­but. Bukan­kah Tuhan mengizinkan ma­sa­lah terjadi di
hidup kita untuk membuat kita lebih baik?

Bagi orang-orang sukses, kerap
kali ma­salah adalah peluang untuk mencapai kemajuan. Pernyataan ini tidak ada
dalam kamus orang-orang yang menyukai kemu­dahan dan antimasalah. Demikian juga
arti masalah bagi orang kristiani. Tuhan ti­dak pernah mengizinkan segala
sesuatu terjadi tanpa ada tujuan di dalamnya. Pemazmur pernah berkata, "Bahwa
aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (ayat
71). Meng­­a­pa penindasan, penderitaan, tekan­an, aniaya, dan kesesakan itu
baik? Karena itu membuat kita belajar ketetapan Tuhan. Memproses kita untuk
makin serupa dengan-Nya.

Saat menghadapi masalah, kita
akan menemukan sesuatu da­lam diri yang tak kita ketahui sebelumnya. Proses ini
mengajar kita rendah hati dan memegang janji Tuhan (ayat 67), sehingga kita
lebih dewasa. Bayangkan jika masalah dan pemrosesan Tuhan tidak da­tang di
hidup kita. Tentu keadaan kita tak lebih baik dari se­karang, bukan? Biarlah
kita menjadi orang yang tidak alergi dengan pende­ritaan dan masalah. Apa arti
masalah yang menghampiri Anda? Ke­majuan atau kemunduran? Milikilah mental
juara. Jua­ra tak takut pada masalah. Mereka yakin masalah akan membuat mereka
lebih baik.

JANGAN PERNAH TAKUT
MENGHADAPI MASALAH

KARENA MASALAH AKAN
MEMBAWA KITA MAJU SETAHAP

sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki

"Jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."


(Yer 31:1-7; Mat 15:21-28)

"Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (Mat 15:21-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes Maria Vianney, imam dan pelindung para imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Yohanes Maria Vianney dikenal sebagai pastor desa, yang dengan penuh kesabaran, kerendahan hati dan matiraga selama berjam-jam duduk di kamar pengakuan untuk menerimakan Sakramen Tobat bagi umat yang datang kepadanya. Baik Yohanes Maria Vianney maupun umat yang datang kepadanya kiranya memiliki sikap iman yang sama yaitu "kasihanilah aku, ya Tuhan" dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan akan menganugerahi apa yang terbaik demi keselamatan jiwa mereka. Maka baiklah kami mengajak rekan pastor khususnya maupun umat pada umumnya untuk memiliki sikap iman tersebut dalam rangka menghayati panggilan, tugas pengutusan maupun melaksanakan aneka kewajiban. Kepada rekan pastor kami berharap untuk senantiasa bersikap rendah hati dan terbuka bagi siapapun yang datang untuk minta bantuan atau secara khusus ingin mengaku dosa. Marilah kita melayani umat dengan kerendahan hati yang mendalam. Sedangkan kepada umat pada umumnya kami ajak juga untuk dengan rendah hati menyadari dan menghayati kelemahan dan kerapuhannya maupun kedosaannya serta tanpa malu-malu atau ragu-ragu untuk minta bantuan kepada para pastor, sejauh dibutuhkan, entah untuk berkonsultasi/bimbingan rohani atau mengaku dosa. Hendaknya berani mengimani sabda Yesus "Jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki".
• "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun" (Yer 31:3-4), demikian firman Tuhan kepada bangsa terpilih, kepada kita semua umat beriman. Marilah kita imani dan hayati firman ini di dalam hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Kasih setia Tuhan kiranya dapat kita lihat, hayati atau nikmati melalui siapapun yang berbaik hati kepada kita atau memperhatikan kita melalui aneka cara dan bentuk, lebih-lebih kita yang merasa lemah dan rapuh. Jika kita jujur dan terbuka kiranya masing-masing dari kita telah menerima kasih setia Tuhan secara melimpah ruah, maka kita juga dipanggil untuk saling membagikan kasih setia tersebut kepada sesama atau saudara-saudari kita. Ketika ada saudara-saudari kita menyalahi atau menyakiti kita hendaknya tidak balas dendam, melainkan kasihi dan ampunilah mereka. Marilah kita saling membangun atau menyehatkan diri, sehingga kebersamaan hidup kita dimanapun dan kapanpun dalam keadaan damai sejahtera dan aman tenteram. Tentu saja kami sungguh berharap bahwa hidup dalam kasih setia satu sama lain ini pertama-tama dan terutama terjadi di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing. Pengalaman hidup dalam kasih setia dalam keluarga atau komunitas akan menjadi modal atau kekuatan dalam hidup kasih setia dalam hidup bersama atau komunitas yang lebih luas seperti tempat kerja atau masyarakat. "Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu", demikian firman Tuhan, maka hendaknya firman Tuhan ini juga menjadi sikap hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Setiap kali bertemu atau berjumpa dengan orang lain dalam hati kita senantiasa berkata "aku melanjutkan kasih setiaku kepadamu". Kita semua diharapkan menjadi orang-orang yang sosial dengan memberi perhatian kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, yang lemah lesu dan kurang bergairah dalam hidup.

"Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana." (Yer 31:10-12)

Piala keselamatan

Piala keselamatan Allah

Mazmur 116

Pengalaman apa dalam hidup kita yang membuat kita benar-benar bersyukur
kepada Tuhan? Penulis mazmur ini memiliki pengalaman lepas dari maut. Itulah
yang dia tuangkan dalam mazmur syukur ini.

Mazmur syukur biasanya mulai dengan ajakan untuk memuji atau bersyukur
kepada Tuhan. Namun mazmur ini dimulai dengan pernyataan kasih pemazmur kepada
Tuhan. Kasih yang merupakan respons pemazmur terhadap pertolongan Tuhan yang
nyata pada waktunya. Dua kali pemazmur menyebut dirinya dalam keadaan terancam
maut (3, 8). Pemazmur ketakutan, merasa sangat lemah (6), dan tertindas (10). Pemazmur
pun berseru minta tolong (4). Tuhan mendengar jeritannya dan menolong dia lepas
dari situasi yang sangat mengerikan tersebut. Pertolongan Tuhan membuat hati
pemazmur menjadi teduh (7). Keyakinannya akan kebaikan Tuhan semakin mantap
walaupun situasi belum sama sekali membaik (10).

Pertolongan Tuhan yang begitu luar biasa, membekas di sanubari pemazmur. Maka ia bertekad untuk
membalas kebaikan Tuhan. Apa yang hendak dia lakukan? Pertama, ia hendak menyatakan
kebaikan Tuhan di hadapan umat Tuhan. Mengangkat piala keselamatan Tuhan
berarti menyaksikan karya penyelamatan-Nya. Kedua, pemazmur hendak
mempersembahkan kurban syukur kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa sikap ibadah
pemazmur sesuai dengan aturan Taurat. Ketiga, pemazmur hendak membayar nazar yang
rupanya ia ikrarkan ketika menghadapi masa-masa sulit tersebut. Pemazmur tidak
melupakan janjinya. Sampai dua kali, pernyataan akan membayar nazar itu
diungkapkan (14, 18). Ini membuktikan keseriusan pemazmur.

Pertolongan terbesar yang pernah Tuhan lakukan dalam hidup kita ialah
tatkala Ia membebaskan kita dari belenggu dosa dan maut oleh kasih karunia
Tuhan Yesus. Sudahkah kita mengangkat piala keselamatan Kristus di hadapan
umat-Nya seraya memproklamasikan kasih-Nya kepada dunia ini?

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/ ||||||

Susahnya Jadi Orang Jujur

Mazmur 64
Mazmur 63-65;
Roma 6

Mampukah kita hidup normal di
tengah orang-orang gila? Mungkin saja mam­pu, tetapi pasti tidak gampang. Satu
atau dua hari mungkin kita masih bisa berta­han hidup se­bagai orang normal di
tengah orang gila, tetapi lama kelamaan kita pasti akan menjadi bi­ngung
sendiri; siapa yang gila dan sia­pa yang nor­mal.

Begitulah kira-kira kondisi yang
se­dang ki­ta hadapi pada zaman sekarang ini. Kita akan selalu diperhadapkan de­ngan
sistem atau bahkan orang yang tidak me­nyukai kejujuran dan kebenaran. Jujur
men­jadi se­buah kata yang mahal. Pada wak­tu kita berusaha menjadi jujur,
tidak jarang orang malah membenci kita dan menganggap kita sok suci. Apa yang
ha­rus kita lakukan dalam kondisi yang seper­ti ini?

Daud pernah mengalami hal
seperti itu. Dalam Mazmur 64, ia berteriak karena dikelilingi oleh orang-orang
fasik yang tidak me­nyukai hidup benar dan jujur, seperti yang dijalani
olehnya. Dan, Daud tidak bisa melawan atau berbuat apa-apa. Jadi, yang ia la­ku­kan
adalah da­tang kepada Tuhan dan berdoa dengan keyakinan, bah­wa orang yang
benar dan jujur tetap berada dalam lindungan Tuhan.

Mungkin kita pun akan mengalami
hal serupa. Keadaan dunia saat ini bisa memaksa kita untuk berbuat tidak jujur.
Akan tetapi, marilah kita memantapkan langkah untuk selalu bertindak jujur,
berapa pun besar risiko yang harus kita tanggung. Dan, kemantapan langkah itu
kita iringi dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kita terantuk.
Dia akan senantiasa menyertai dan melindungi kita

JANGAN
TAKUT UNTUK BERLAKU JUJUR

KARENA
TUHAN MELINDUNGI ORANG JUJUR

Penulis: Riand Yovindra

|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Pikiran manusia

"Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia"

(Yer 31:31-34; Mat 16:13-23)
"Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat 16:13-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Paradigma atau cara berpikir Allah memang berbeda dengan cara berpikir manusia: cara berpikir manusia pada umumnya lebih dijiwai dan dikuasai oleh sikap mental materialistis, untung-rugi, enak dan tidak enak bukan spiritual, apa yang baik-buruk dan menyelamatkan - menghancurkan jiwa. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk berpikir lebih dijiwai oleh nilai-nilai spiritual, baik-buruk, keselamatan-kehancuran jiwa. Memang jika kita setia pada iman kita pasti akan menghadapi atau mengalami sebagaimana dihadapi dan dialami oleh Yesus, yaitu "menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan" "Jer basuki mowo beyo" = untuk hidup mulia orang harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Semangat, kesiap-sediaan untuk berjuang dan berkorban demi kemuliaan atau keselamatan jiwa hendaknya sedini mungkin dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orangtua/bapak-ibu. Keselamatan jiwa hendaknya menjadi tolok ukur atau keberhasilan dalam hidup maupun kerja, dalam rangka menghayati panggilan serta melaksanakan tugas pengutusan, keselamatan jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Maka dengan ini kami mengharapkan kepada siapapun yang bersikap mental materialistis untuk bertobat atau memperbaharui diri.
• "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku" (Yer 31:33), demikian perjanjian dari Allah kepada umat terpilih, kepada kita semua umat beriman melalui nabi Yeremia. Aneka aturan dan tatanan hidup yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing `ada di dalam batin dan tertulis dalam hati' kita, itulah yang diharapkan oleh Allah bagi kita semua, umat beriman, sehingga juga layak disebut sebagai umat Allah. Apa yang ada di dalam batin dan hati kita masing-masing pada saat ini? Keingingan pribadi atau bersama? Keselamatan jiwa atau penumpukan uang atau harbenda? Agar aturan atau tatanan ada dalam batin dan tertulis di hati kita masing-masing, hendaknya aneka aturan dan tatanan tersebut sering dibaca dan direnungkan, didiskusikan. Atau mungkin baik kita merenungkan dan meresapkan kata atau ayat dari Kitab Suci yang sungguh mengesan bagi, misalnya sabda Yesus hari ini "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia". Bacakan berkali-kali entah untuk diri sendiri atau orang lain kutipan ayat di atas ini sampai anda sendiri atau orang lain entah membencinya atau terpesona olehnya, agar menjadi jelas apakah kita berpikiran seperti Allah, secara spiritual, atau hanya secara manusiawi belaka! Kami mendambakan anda akan terpesona oleh sabda tersebut dan kemudian menghayatinya dalam hidup sehari-hari, sehingga senantiasa dimanapun dan kapapun berpikiran secara spiritual, berpedoman pada keselamatan jiwa dalam cara hidup dan cara bertindak. Kami berharap rekan-rekan yang disebut sebagai `rohaniwan atau rohaniwati' dapat menjadi teladan dalam hal berpikiran seperti Allah.

"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu." (Mzm 51:12-15)

Makanan iman

Makanan iman....


Bagaikan tubuh jasmani; iman juga perlu diberi makan dan dilatih supaya otot-ototnya semakin kuat. Otot-otot iman yang kuat dan terlatih akan sanggup bertahan dan menang atas segala masalah yang kita hadapi.

Sebab itu Efesus 6 : 11-18 katakan :
6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;

6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (manusia ).... tetapi melawan pemerintah-pemerintah iblis, melawan penguasa-penguasa , melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,

6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;

6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,

6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Minggu, 01 Agustus 2010

Pemenang..

PEMENANG KEHIDUPAN adalah...

Orang yang tetap SEJUK di tempat yang PANAS

Orang yang tetap MANIS di tempat yang begitu PAHIT

Orang yang tetap merasa KECIL walaupun telah menjadi BESAR

dan orang yang tetap TENANG di tengah badai yang HEBAT

Serta orang yang mengandalkan TUHAN dalam segala perkara ( Filipi 4:13)

TUHAN YESUS memberkati.. ..

Why Not The Best?

Why Not The Best?

2 Korintus 5:11–21

5:11 Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan
orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata
juga demikian bagi pertimbangan kamu.

5:12. Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada
kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami,
supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah
dan bukan batiniah.

5:13 Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah,
dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa
jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.

5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak
lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah
dibangkitkan untuk mereka.

5:16. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia.
Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak
lagi menilai-Nya demikian.

5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak
memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu
kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Karena TUHAN telah memberikan dirinya sendiri, tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak memberi yang terbaik bagi TUHAN. Masalahnya adalah, apakah yang terbaik
itu? Yang terbaik bukan diukur dari jumlah pemberian atau persembahan. Dalam ay.
14–15, dinyatakan bahwa tidak ada persembahan yang dikatakan terbaik,
kecualisemuanya harus dipersembahkan, artinya kita sudah mati, tidak ada yang
tersisa pada kita. Bukan diukur pada jumlah yang diberikan, tetapi sisa yang
masih di simpan untuk diri kita sendiri. Yang terbaik menyangkut sikap hati,
artinya yang kita persembahkan bagi TUHAN diukur dari hati kita. Hati ini diukur
dari perkenanan TUHAN atas apa pun yang kita lakukan (harus ada dalam
pemerintahan TUHAN). Hati juga diukur dari kecintaan kita kepada TUHAN.

Persembahan yang terbaik kepada TUHAN adalah sikap mengembalikan kepada-NYA,
bukan memancing berkat TUHAN. ALLAH menghendaki kita memberi apa yang terbaik
bagi-NYA. Hal ini jelas dapat kita mengerti, sebab seharusnya DIA yang Tertinggi
memang layak menerima persembahan yang terbaik. Kesediaan kita memberi yang
terbaik bagi TUHAN adalah ciri kedewasaan kita dan kecintaan kita kepada TUHAN.
Pemberian tanpa kerelaan pastilah pemberian palsu.

Yang terbaik juga menyangkut waktu yang tepat untuk berbuat bagi TUHAN.
Persembahan yang bukan pada waktunya bisa tidak berarti. Pada waktu kita diberi
kesempatan untuk mencari TUHAN dan bertobat, maka haruslah kita gunakan
kesempatan ini sebaik mungkin. TUHAN Yesus mengatakan, "Bekerjalah selagi hari
siang" (Yoh. 9:4). Kita harus mulai saat ini, sebab kesempatan yang diberikan
TUHAN bisa berlalu dan kita kehilangan kesempatan selama-lamanya. Jangan
berpikir bahwa kesempatan bisa diatur dan ditentukan oleh diri sendiri, sebab
kesempatan hari ini tidak bisa ditukar dengan kesempatan hari esok. Kesempatan
hari ini adalah untuk hari ini, besok bisa lain ceritanya. Maka apakah
kesempatan tersebut menjadi berkat ataupun kutuk, menjadi bagian kita untuk
mengarahkan pilihan kita.

Maka sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh-NYA, mengapa kita masih tidak
mau memberikan yang terbaik? Dengan menghargai anugerah keselamatan-NYA, tidak
mungkin kita tidak memberikan yang terbaik. Sekarang saatnya kita berkata dengan
tulus kepada TUHAN, "Berbicaralah TUHAN, hamba-MU mendengar".


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Humor: SERBA "J"

SERBA "J"


Ditulis oleh Christovita Wiloto

Nasehat Kakek:

Jamilah Jamil Jamal, Jangan Jambak Jambakan, Jelek Jelekan, Jitak Jitakan, Jotos Jotosan, Jeleklah...

Jadilah Jemaah Jos Jempolan, Jadilah Juara Jempolan, Jadilah Jangkar Joss Jempolan...

Jika Jee Juga Jambak Jambakan, Jelek Jelekan, Jitak Jitakan, Jotos Jotosan, Jebolah Jembatan Jiwa Jemaah Jesus... :)

Jangan Judes Judes, Jangan Jorok Jorok, Jangan Jaim Jaim, Jeleklah...

Jadi Juliet Jangan Judes Judes
Jerawatan Jengkel? Jadi Jerit Jeritan ?? Janganlah...
Jantung Jangan Jedat Jedot Jika Jejaka Janji Janji
Jangan Jatuh Jika Jejaka Janji Janji
Jauhi Jealous
Jangan Jelek-Jelekin

Jadilan Juliet Juara Jesus :)

Jadi Jejaka Jari Jangan Jawil Jawil
Jangan Jahilin Juliet Juliet Jomblo Juga Janda
Jangan Jadi Jago Jualan Janji Janji
Jangan Jadi Jambret Jemuran
Jangan Jengkel Jengkel
Jangan Jumpalitan Jelajahi Jaringan Jorok Jorok
Jeralah Jangan Jadi Jahat
Justru Jadilah Jantan

Jadilah Jagoan Jesus :)

Jaga Julukan Jangan Jadi Jahanam
Jaga Jangan Jatuh Jalankan Janji Janji Jahanam

Jangan Jemu Jemu Jadi Juara Jempolan
Jangan Jemu Jemu Jadi Jangkar Jemaah
Jangan Jemu Jemu Jalankan Jamahan Jesus

Jangan Jemu Jemu Jadi Jembatan Jiwa Jiwa Jumpa Jesus :)

Jesus Jurumudi Jiwa

‎​Jangan Jemu Jemu Jangkau Jiwa Jiwa, Jadikan Jesus Juruslamat Jiwa Jiwa

`;) .¸.(y) ´`=D .¸.;)´`:D
..(`'•.¸(` '•. ¸* ¸.•'´)¸.•'´)..
«´¨`.¸.<3HAHAHAHAHA<3¸.´¨`»
..(¸. •'´(¸.•'´ * `'•.¸)`'•.¸ )..
:D ´`;) .¸.:* ´`;).¸.(y) ´ `;).¸.:D

Ayat Alkitab : Matius 5:13-16

5:13

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

5:14

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15

Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


http://www.wilotocorp.com

BUAH KETEKUNAN

BUAH KETEKUNAN

Saat berangkat dari rumah pagi-pagi, saya melihat siput itu di bawah
pohon, merayap ke atas perlahan. Sejenak saya memperhatikan. ôKapan
nyampainya? begitu pikiran yang tebersit di benak saya. Ya, siput
itu merayap begitu perlahan. Mungkin semilimeter setiap langkah.
Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang
pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekukan entah bekas apa.
Namun, siput itu terus merayap, pelan tetapi pasti.

Siangnya, sekembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di
dahan atas. Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala.
Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu
perlahannya siput itu merayap dan begitu banyaknya tantangan yang
harus ia lalui. Itulah buah ketekunan.

Sayangnya dalam lingkup pelayanan dan hidup beriman, ketekunan itu
tampaknya sudah semakin langka, digantikan mentalitas cepat bosan;
mudah menyerah, tidak tahan uji. Dalam pelayanan, sedikit saja
mendapat kritikan terus ngambek; sedikit saja menghadapi kekecewaan
terus ingin mundur. Dalam hidup beriman, sedikit saja dihantam
kesulitan, terus mengomel-ngomel; protes kepada Tuhan; tidak mau
lagi ke gereja. Akibatnya, kita pun jadi tidak maju-maju; iman kita
tidak bertumbuh.

Maka, marilah kita mendasari pelayanan dan hidup beriman kita dengan
mata yang tertuju hanya kepada Kristus. Sebab, Dialah sumber
insipirasi dan teladan ketekunan yang terbaik (ayat 3). Dan hanya
dengan demikian ketekunan kita dapat terus dibangkitkan, sehingga
kita pun tidak akan cepat berputus asa atau menjadi lemah --AYA

BUAH KETEKUNAN ITU SELALU LEBIH MANIS


http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+12:1-3

Ibrani 12:1-3

1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa
yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+54-56
http://alkitab.sabda.org/?Roma+3

Jalan Menuju Kebahagiaan adalah Belajar Menjadi Rendah hati

Kunci Menuju Kebahagiaan Belajar
Menjadi Rendah Hati


Matius 5:3, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Pendahuluan

Americans in
Psycology Today melakukan survey dengan memberikan pertanyaan kepada 52.000
orang untuk mengetahui apa yang dapat membuat seseorang menjadi berbahagia.
Jawaban-jawaban yang masuk semuanya berkaitan erat dengan ketertarikan akan
keadaan yang tepat.

Lembaga Survey
ini mendapatkan jawaban bahwa hal-hal yang membuat mereka menjadi
berbahagia adalah: sahabat atau status sosial, kondisi keuangan yang baik;
memiliki rumah atau apartemen; menjadi langsing, cantik dan menarik; berlibur
ke luar negeri; menjadi orang tua, menikah dan memiliki anak; dan sebagainya.

Gambaran
kebahagiaan berdasarkan survey tersebut adalah mendapatkan keadaan yang tepat.
Dengan kata lain, saya bisa menyimpulkan bahwa pola pikiran banyak orang
tentang arti berbahagia adalah "jika dan maka."

·
Jika saya mendapat sekolah, maka saya bahagia

· Jika saya
mendapat pekerjaan, maka saya bahagia

· Jika saya
menikah, saya bahagia

· Jika saya
punya anak, saya bahagia

·
Jika saya punya banyak uang, saya bahagia

Salomo pernah mencari arti kebahagiaan, ia mengejar dan
berusaha dengan segenap kekuatannya mencari kebahagiaan itu sepanjang hidupnya.


Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji
kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia." [Peng 2:1]
terjemahan BIS: "Aku memutuskan untuk menyenangkan diri saja untuk mengetahui
apa kebahagiaan. Tetapi ternyata itu pun sia-sia"

Ada 3 [tiga] hal yang dilakukan Salomo untuk mendapatkan
kebahagiaan itu, jika Anda membaca Kitab Pengkotbah pasal 2:

1.
Mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyak;

2. Menikmati kesenangan tanpa
membatasi diri;

3.
Mencapai sukses

Bukankah ketiga hal ini juga yang dikejar abis-abisan
oleh banyak orang sepanjang hidup mereka? Salomo adalah orang yang sangat amat
kaya. Ia menikmati berbagai macam kesenangan. Ia pun seorang yang sangat
berhasil dalam hidupnya.

Kita suka berpikir bahwa dengan mengumpulkan kekayaan
sebanyak-banyaknya maka kita akan berbahagia. seseorang pernah bertanya kepada
orang yang sangat kaya, Howard hughes, berapa banyak uang yang dapat membuat Anda
menjadi bahagia? Ia menjawab, "sedikit lebih banyak lagi uang dari yang ada
sekarang ini." Di sini nampaknya, uang tidak memberikan kebahagiaan sejati
sebab kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang.

Kita pun menikmati berbagai macam kesenangan: berlibur,
shopping, melakukan berbagai kegiatan kesukaan [hobbi] dan sebagainya. Salomo
berkata, "Saya sudah mencoba berbagai macam kesenangan dan saya tidak mengekang
diri untuk menikmati kesenangan."

Mencapai sukses. Jika saya bisa membuat orang berdecak
kagum dengan sukses saya, maka saya akan bahagia. Salomo berkata, "Saya adalah
seorang raja dari sebuah kerajaan besar dan kuat. Saya memiliki budak laki-laki
dan perempuan tetapi, semuanya itu tidak pernanh menjadikan saya berbahagia." Hal
itu ditulisnya dalam Kitab Pengkotbah

"Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah
dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih
payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin;
memang tak ada keuntungan di bawah matahari." [Peng 2:17]

Bayangan dalam pikiran banyak orang berbahagia itu jika
mengalami keadaan yang tepat, namun jalan Tuhan untuk berbahagia adalah jika
kita memiliki sikap hati yang tepat.

Jalan Masuk Pertama Menuju Kebahagiaan: Rendah
Hati

Dalam Matius 5, Tuhan Yesus memberikan kotbah yang
terkenal di atas bukit, di awali dengan kotbah 8 [delapan] kata bahagia. Mengapa
dalam kotbah pembukaan Tuhan Yesus memilih topik bagaimana menjadi berbahagia?
karena kita semua tahu bahwa setiap orang selalu mengejar kebahagiaan tetapi
hanya sedikit yang mendapatkannya.

Suatu kali Tuhan berpikir ingin memberikan kebahagiaan
kepada manusia. Dia memanggil tiga malaikat-Nya untuk meminta pendapat mereka,
"Dimana kebahagiaan itu harus di letakkan?" Malaikat pertama menjawab,
"letakkanlah di bawah dasar samudera, agar tidak sembarang orang bisa
menemukannya." Malaikat kedua menimpali, "Letakkanlah di atas pengunungan
tertinggi, agar lebih mudah ditemukan." Tuhan menjawab mereka, "Janganlah
diletakkan ditempat yang terlalu sukar, nanti hanya sedikit orang yang
menemukannya. Tetapi juga janganlah diletakkan di tempat yang terlalu mudah,
nanti tidak dihargai oleh manusia." Malaikat ketiga membisikkan jawabannya
kepada Tuhan. Tuhan pun mengangguk tanda setuju. Lalu pergilah ketiga malaikat
itu ke dunia, mereka meletakkan kebahagiaan itu di dalam hati manusia, bukan di
luar diri manusia.

Jika kita membaca kotbah Yesus tentang berbahagia, nampak
ada kontradiksi dengan pandangan banyak orang. Yesus mengajarkan jalan menuju
kebahagiaan bukan terletak pada keadaan yang tepat, bukan apa yang sedang
terjadi di luar diri manusia tetapi kebahagiaan itu terletak pada sikap hati
yang tepat, berada di dalam diri kita sendiri.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Anda harus memilih
untuk memiliki sikap yang tepat. Pada dasarnya, Anda bahagia hanya apabila Anda memilih
untuk berbahagia. hidup itu penuh dengan tantangan, kesulitan dan pencobaan. Ada
banyak hal yang berjalan tidak semulus apa yang diduga. Kadang hal-hal yang
baik menjauh dari diri kita. Tetapi, kebahagiaan tergantung pada pilihan
untuk memilih sikap yang tepat.

Jalan pertama menuju kebahagiaan adalah memiliki sikap
yang rendah hati.

Arti Misikin di Hadapan Allah

Matius 5:3, "Berbahagialah orang yang mskin dihadapan
Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Apakah artinya miskin di hadapan Allah? Miskin di hadapan
Allah bukan berarti Anda harus menjadi orang yang rendah diri atau minder,
bukan berarti Anda harus berkata-kata sepanjang hari bahwa saya bodoh, saya
jelek, saya najis, saya tidak layak, saya tidak berharga dan sebagainya. Ingat
Yesus mati di salib untuk menebus manusia sebab manusia itu berharga, mulia,
dan berarti di mata Tuhan.

Arti miskin di hadapan Allah adalah bergantung kepada
Allah, menaruh harapan hanya pada Allah dan percaya kepada-Nya. Yesus sedang
bicara tentang 'kerendahan hati.' Keberanian untuk mengakui bahwa saya belum
memperoleh semuanya, saya belum mengerti semuanya tetapi saya masih mau
belajar, mengejarnya dan mencapainya.

Lawan kata dari miskin di hadapan Allah adalah arogan
atau congkak. Yesus berkata, "Jika kamu arogan dan congkak, kamu tidak akan
pernah menjadi orang yang berbahagia." Rendah hati dan berbahagia itu berjalan
bersama-sama, bagaikan saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya. Seperti halnya: kebajikan dan kemurahan Tuhan yang selalu seiring dan
sejalan bersama-sama.

Bagaimana kerendahan hati meningkatkan kebahagiaan sejati

Pertama, kerendahan hati dapat mengurangi stress

Jika saya rendah hati, saya akan menyadari bahwa saya
belum mengerti semuanya dan saya belum mencapai semuanya. Saya tidak mempunyai
solusi atau jawaban untuk semua masalah. Saya berusaha menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab saya sebatas kemampuan saya, selanjutnya hal-hal yang tidak bisa
saya selesaikan maka saya mengerti itulah bagian yang akan Tuhan selesaikan.

Jika saya rendah hati, saya tidak akan berpikir bahwa
jika bukan saya yang mengerjakan maka semua menjadi tidak beres. Saya mengerti
batas-batas kemampuan saya.

Jika saya rendah hati, saya tidak akan menuntut diri
saya harus "sempurna" karena saya tahu bahwa Tuhan tidak pernah menuntut
kesempurnaan supaya saya berbahagia.

Saat itu saya hendak berkotbah di salah satu gereja
besar di Jakarta, setelah saya selesai mandi, berpakaian lengkap, lalu menaruh
minyak rambut berupa gel di kepala saya – tibalah saatnya saya hendak menyisir.
Saya berusaha mencari 'benda berharga' itu di tas, di koper, di seluruh kamar hotel
ternyata saya tidak menemukan sama sekali. Ternyata saya lupa membawa 'sisir.'

Apakah saya mau menjadi stress karena masalah sisir? Atau
saya mau belajar rendah hati dengan tidak menuntut harus menyisir? Bukankah
hidup tidak selalu berjalan mulus, kadang ada saja yang 'tertinggal' "kelupaan"
atau 'kesalahan kecil' yang terjadi. Belajar berbahagia berarti belajar
untuk menjadi rendah hati.

Jika saya rendah hati, saya bisa menerima kenyataan
dengan apa yang seharusnya saya inginkan. Saya akan mengerti bahwa di sepanjang
hidup ini selalu ada 'jarak' antara kenyataan hidup dan apa yang seharusnya
terjadi. Kerendahan hati bisa menerima kenyataan hidup dan memilih untuk tetap
berbahagia. Mengapa? Karena Anda mau belajar bergantung kepada Tuhan, Anda percaya
kepada Kasih dan Kebaikan Tuhan.

Anda mungkin tidak mendapatkan pekerjaan yang terbaik
sekarang ini, pernikahan Anda tidak sempurna, tetapi Anda bisa menerimanya –
itulah arti miskin di hadapan Allah.

Saya terkesan sekali membaca kisah seorang guru, bernama
Frank Slazak, yang memiliki impian menjadi seorang astronot. Ia ingin terbang
ke luar angkasa. Ia berhasil lolos seleksi 100 besar dari 43.000 orang pelamar.
Ujian penilaian terakhir dilakukan lewat uji kalustrofobi, latihan ketangkasan,
percobaan mabuk udara. Ia begitu berharap bisa lulus. Ia bertekun di dalam doa.
Lalu tibalah berita yang menghancurkan hatinya. NASA memilih Christina
McAufliffe.

Frank Slazak kalah. Ia mengalami depresi. Rasa percaya
dirinya lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaan dirinya. frank
mempertanyakan semuanya itu. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang
mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan begitu kejam? Ia berpaling pada
ayahnya. Ayahnya berkata kepadanya, "Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 januari 1986, Frank berkumpul bersama
teman-temannya untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati
menara landasan pacu, ia menantang impiannya untuk terakhir kalinya. Tuhan, aku
bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?
Tujuh puluh detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaannya dan menghapus
semua keraguannya saat Challanger meledak dan menewaskan semua penumpang, lalu
ia teringat kata-kata ayahnya, "Semua teradi karena suatu alasan."

Frank berkata, "Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk
kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah;
aku seorang pemenang. Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak,
masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan."

Jika saya rendah hati, saya bisa menghindari stress yang
berkepanjangan sebab kita mau bergantung dan percaya kepada Tuhan. Jika saya
bisa mengurangi stress hal ini berarti saya bisa meningkatkan kebahagiaan hidup
saya.

Kedua, kerendahan hati dapat meningkatkan kualitas
hubungan

Ada berapa banyak dari Anda yang suka berada di
tengah-tengah orang yang congkak, arogan dan egois? Anda tahu bahwa mereka
adalah orang-orang yang mudah tersinggung, senang menghakimi, Anda dibuat
menjadi serba salah, mereka senang memotong cerita Anda dan memberikan cerita
mereka yang lebih bagus. Saya yakin orang yang congkak, egois ataupun arogan
akan sulit membangun hubungan dengan orang lain.

Sifat-sifat tersebut adalah sifat yang merusak hubungan
baik dengan orang baik. Orang yang berpusat kepada diri sendiri adalah orang
yang tidak pernah berbahagia. orang yang tidak berbahagia mereka cenderung
membuat orang lain menjadi tidak bahagia. Mereka menyebarkan kemurungan,
kesusahan dan kegelisahan di hati orang lain.

Ada seorang Ibu yang sering keluar masuk Gereja dalam
usahanya menemukan sebuah gereja yang sempurna demi mendapatkan kebahagiaan
dalam hidupnya. Ibu tersebut masuk ke suatu gereja. Setelah satu bulan di
gereja ini, ia meninggalkannya sambil mengeluh, "Sebenarnya gereja ini cukup
baik, tetapi Gebala Sidangnya sombong dan tidak pernah mendatangi dan menyalami
saya."

Minggu berikutnya, ia masuk ke gereja terdekat lainnya.
Setelah dua bulan di gereja ini, ia memutuskan untuk meninggalkannya sambil
menggerutu, "Gembala Sidangnya tidak sombong, tapi istri Gembala Sidangnya
cerewet, saya tidak tahan lagi!"

Kebetulan masih ada satu gereja lagi yang cukup dekat
dengan rumahnya. Tetapi gereja ini juga belum memuaskan hatinya, ia berkata,
"Gembala Sidangnya baik, istrinya juga baik, tapi musiknya itu lho, kuno."

Demi mencari gereja yang sempurna dan mendapatkan
kebahagiaan sejati, saya rela mencarinya ke mana pun juga." Katanya. Ia
memutuskan untuk pergi ke gereja sahabatnya yang cukup jauh. Tetapi tetap saja
tidak cocok. Katanya, 'Gembala Sidang dan istrinya tidak sombong, musiknya juga
bagus, tapi majelisnya mata duitan, tempo hari ada dua orang anggota majelis
datang ke rumah buat minta modal usaha."

Akhirnya satu bulan kemudian, ia menemukan gereja yang
sempurna. Gembala dan Istrinya, para majelis, musik dan program gerejanya
sangat baik. Setelah beberapa bulan kehadirannya, gereja tersebut menjadi tidak
sempurna lagi. Kenapa?

Karena wanita itu ada di sana.

Siapakah di antara Anda yang suka bergaul dekat dengan
orang-orang yang rendah hati? Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah
menimbulkan kesan seolah-olah mereka lebih hebat. Saat Anda bercerita, mereka
tidak selalu memotong dan memberikan cerita lain yang lebih bagus lagi. Mereka
begitu tertarik dan peduli dengan Anda. Anda merasa dibesarkan hatinya dan
semakin bertambah semangatnya.

Ketika kita rendah hati, bukan berarti kita adalah orang
menjadi yang tidak percaya diri, takut salah, takut disalahkan. Orang yang
rendah hati, ia selalu tertarik dan peduli dengan orang lain, ia selalu
berusaha membuat orang lain itu menjadi 'orang yang penting.'

Dampak dari kerendahan hati, orang lain akan tertarik dan
menyukai Anda, mereka akan suka bergaul dengan Anda. Hubungan Anda menjadi
lebih baik. Jika Anda memiliki hubungan yang baik, maka kebahagiaan Anda akan
meningkat.

Ketiga, kerendahan hati itu mengaktifkan kuasa Allah
untuk melakukan keajaiban dalam hidup kita

Alkitab berkata, "... Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." [Yakobus 4:6]

Rahasia mengaktifkan kuasa Allah adalah berjalan di dalam
kerendahan hati di hadapan Allah. Tuhan mengasihi orang yang rendah hati. Tuhan
memperlengkapi dengan kuasa-Nya kepada orang yang rendah hati di hadapan-Nya.

Orang yang rendah hati adalah orang yang berani mengakui
ketidakberdayaannya dan memohon Tuhan menolongnya. Orang yang rendah hati
berani mengakui kelemahannya, di sanalah Tuhan memberinya kekuatan dan kuasa.

Bartimeus, seorang pengemis buta yang miskin di kota
Yerikho. Dia adalah salah seorang yang bukan hanya miskin secara materi tetapi
juga miskin di hadapan Tuhan. Ketika Tuhan melawat Yerikho, Bartimeus berteriak
dengan suara nyaring, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" [Lukas 18:38-39]. Ia
berteriak minta Tuhan menolong dia yang tidak berdaya, ia memohon Tuhan
memberinya belas kasihan. Inilah arti miskin di hadapan Allah, rendah hati yang
mengaktifkan kuasa Allah.

Lalu Yesus menghentikan perjalanannya dan bertanya kepada
Bartimeus, " Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" jawab orang itu:
"Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah
engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" dan seketika itu juga melihatlah
ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. [Lukas 18:40-43].

Bartimeus, sebagai seorang pengemis, ia seharusnya
meminta uang recehan saat Tuhan bertanya kepadanya. Namun ia seorang yang
cerdas, ia tidak meminta uang recehan tetapi yang dia minta adalah 'supaya aku
dapat melihat' agar aku dapat mengikuti Engkau kemana pun Engkau pergi, agar
aku dapat mengenal jalan-jalan-Mu ya Tuhan. Bartimues meminta sesuatu yang jauh
lebih penting dari sekedar uang recehan. Tuhan mengubah hidupnya dan masa
depannya.

Tundukkanlah hati Anda, mohonkanlah belas kasihan Tuhan
atas hidup Anda. Mohonkanlah campur tangan Tuhan atas masalah Anda, harapan dan
cita-cita Anda, maka kuasa-Nya akan bekerja mengubah hidup Anda dan masa depan
Anda.