Jumat, 24 September 2010

Empat Makhluk Penuh dengan Mata ( PELAJARAN-26 )

Empat Makhluk Penuh dengan Mata


Di dalam Wahyu 4:6b, dikatakan bahwa di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Siapakah sebenarnya empat makhluk ini? Mari kita simak pembahasan berikut ini.


Seperti singa, anak lembu, muka manusia dan burung nasar

Di dalam pasal 4 ayat 7, keempat makhluk masing-masing dikatakan sebagai berikut:

a.. Makhluk pertama sama seperti singa.

b.. Yang kedua sama seperti anak lembu.

c.. Yang ketiga mukanya sama seperti muka manusia.

d.. Yang keempat seperti burung nasar yang sedang terbang.

Bersayap enam

Di dalam pasal 4 ayat 8 dikatakan bahwa keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam. Sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata.


â?oKudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasaâ?

Di dalam pasal 4 ayat 8, juga dikatakan bahwa keempat makhluk itu tidak berhenti-hentinya berseru siang dan malam: â?oKudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.â?


Setelah kita mengetahui beberapa ciri-ciri keempat makhluk tersebut, maka mari kita membaca beberapa ayat di Perjanjian Lama yang ternyata juga pernah menggambarkan adanya makhluk dengan ciri serupa.


Serafim

Serafim adalah malaikat tinggi yang menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Mari kita buka Yesaya 6. Pada saat itu, Yesaya melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Di sebelah atas-Nya berdiri para serafim.


Dikatakan di sana bahwa serafim masing-masing mempunyai enam sayap, dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.


Mereka berseru: â?oKudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!â?


Kerub

Kerub adalah malaikat tinggi penjaga. Kita melihat bahwa di Kejadian 3:24, ketika Adam diusir dari taman Eden, di sana ditempatkan Tuhan beberapa Kerub untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.


Di dalam Yehezkiel 1:10, muka dari kerub dikatakannya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. Di Yehezkiel 10:12 dikatakan bahwa seluruh badan mereka, punggunggnya, sayapnya, dan roda-rodanya penuh dengan mata sekelilingnya. Ayat 14 kembali digambarkan 4 muka kerub.


Keempat makhluk di Kitab Wahyu 4

Dari penjelasan di atas, maka kita sekarang tahu bahwa keempat makhluk di dalam Kitab Wahyu mewakili semua malaikat tinggi Serafim dan Kerub. Oleh karena itu, kita juga dapat melihat ternyata malaikat-malaikat juga ada tingkatan-tingkatannya:

1.. Serafim dan Kerub

2.. Penghulu malaikat (Archangel) , yaitu Gabriel dan Mikhael

3.. Malaikat biasa


Keempat makhluk dan gambaran Tuhan Yesus di dalam Injil

Sebenarnya, keempat makhluk tersebut memberikan gambaran Tuhan Yesus seperti yang tertulis dalam 4 Kitab Injil:

1.. Singa adalah gambaran dari Injil Matius, yang menggambarkan Yesus sebagai Raja, Singa dari Yehuda.

2.. Anak lembu adalah gambaran dari Injil Markus, yang menggambarkan Yesus sebagai Hamba

3.. Muka manusia adalah gambaran dari Injil Lukas, yang menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia

4.. Burung Nasar / Rajawali adalah gambaran dari Injil Yohanes yang menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah


Bukankah Allah kita luar biasa? Marilah kita senantiasa menantikan kedatangan-Nya, tekun berjaga-jaga dan berdoa. Tuhan Yesus memberkati!

Keduapuluh empat orang tua-tua itu tersungkur dan melemparkan mahkotanya di hadapan Allah. Mengapa? Nantikan pembahasan menarik ini di episode selanjutnya, hanya di WAHYU 9779.


Baca: Wahyu 4:6-8

Immoralitas Paus

IMMORALITAS PAUS

Kategori: Artikel - Pengetahuan
(terjemahan Ev. David Lusikooy)

Disamping bukti yang meyakinkan yang telah diberikan, karakter dan moral
yang sebenarnya dari banyak Paus cenderung akan membuktikan bahwa mereka
adalah penerus dari imam-imam penyembah berhala, daripada wakil Kristus atau
Petrus. Beberapa diantara para Paus begitu sangat rusak akhlaknya dan
berdasarkan tindakan-tindakan mereka, orang yang mengaku tidak beragama
sama-sekali akan sangat malu atas perbuatan itu. Dosa-dosa seperti
perzinahan, sodomi (semburit), jual-beli kedudukan gerejawi, perkosaan,
pembunuhan, dan kemabukan adalah diantara dosa-dosa yang telah dilakukan
oleh para Paus. Menggandengkan dosa-dosa itu dengan orang-orang yang
mengklaim (menyatakan) dirinya sebagai "Bapa Suci", "Wakil Kristus" dan
"Penilik dari para penilik", akan kedengarannya mengagetkan, tetapi mereka
yang sangat paham akan sejarah kepausan, mengetahui bahwa tidak semua Paus
adalah orang suci.

Paus Sergius III (904-911) memperoleh kedudukan Paus melalui pembunuhan.
Sejarah gereja Roma menceritakan tentang kehidupannya dalam perbuatan dosa
secara terbuka dengan Morazia yang melahirkan baginya beberapa anak
[Chiniquy, The Priest, the Woman, and the Confessional, hlm. 138.]. Ia
digambarkan oleh Baronius sebagai "monster", dan oleh Gregorovius sebagai
seorang "terror kriminal". Seorang ahli sejarah berkata: "Selama tujuh tahun
orang ini. menduduki kursi Santo Petrus, sedangkan selirnya, dan ibunya
(Theodora) seperti Semiramis memegang istana dengan kebesaran, dan
menggairahkan, yang mengingatkan hari-hari terburuk dari kekaisaran kuno."
[Cotterill, Medieval Italy, hlm. 331] (* Menurut the Priest, the Woman, and
the Confessional, hlm 138, Chiniquy menyebutkan bahwa Theodora adalah
saudara perempuan Morazia. - penterjemah).

Wanita ini - Theodora - disamakan dengan Semiramis (karena moralnya yang
bejat), bersama-sama dengan Morazia, selirnya Paus, "mengisi kursi kepausan
dengan kekasih-kekasih gelap dan anak-anak haram mereka, dan mengubah istana
Paus menjadi kandang perampok" [Halley, Halley's Bible Handbook, hlm. 774]
Pemerintahan Paus Sergius III memulai periode yang dikenal sebagai
"pemerintahan dari pelacur-pelacur" (904-963).

Paus Yohannes X (914-928) sebenarnya telah dikirim ke Ravanna sebagai uskup
kepala, tetapi Theodora membuat ia kembali ke Roma dan diangkat menduduki
jabatan Paus. Menurut uskup Liutprand dari Cremona yang menulis sejarah
kira-kira 50 tahun setelah waktu ini, "Theodora menyokong pengangkatan
Yohannes untuk lebih mudah menutupi hubungan gelapnya dengan dia." [The
Catholic Encyclopedia, Jilid 8, hlm 554 artikel "John X, Pope."]
Pemerintahannya mendadak berakhir ketika Morazia mencekiknya sampai mati!
Wanita ini ingin supaya ia keluar dari kedudukan itu agar Leo VI (928-929)
dapat menjadi Paus. Bagaimanapun juga, pemerintahannya singkat, karena ia
dibunuh oleh Morazia ketika wanita itu mengetahui bahwa ia telah "memberikan
hatinya kepada seorang wanita yang lebih rendah dari padanya" [Chiniquy, The
Priest, the Woman, and the Confessional, hlm. 138] Tidak lama setelah ini,
anak remaja dari Morazia - dengan nama Yohannes XI - menjadi Paus.
Ensiklopedia Katolik berkata, "Beberapa orang telah mengambil Liutprand dan
'Liber Pontificalis' sebagai sumber mereka, menegaskan bahwa ia adalah anak
luar nikah dari Sergius III (Paus terdahulu). Melalui intrik-intrik ibunya,
yang memerintah di Roma pada waktu itu, ia dinaikkan ke Kursi Petrus." [The
Catholic Encyclopedia, Jilid 8, hlm. 426 artikel "John XI."]

Tetapi dalam pertengkaran dengan beberapa dari musuh-musuh ibunya, ia
dikalahkan dan dimasukkan ke penjara, di sana ia mati diracun.

Dalam tahun 955 cucu lelaki dari Morazia menjadi Paus pada usianya yang ke
18 dengan nama Yohannes XII. Ensiklopedia Katolik melukiskan dia sebagai
"seorang yang kasar, immoral, yang hidupnya sedemikian sehingga Gereja
Lateran disebut sebagai rumah pelacuran, dan kerusakan moral di Roma menjadi
sasaran kejijikan umum.." Pada tanggal 6 November satu sinode yang terdiri
dari 50 orang uskup Italia dan Jerman bersidang di Gereja St. Petrus;
Yohannes dituduh melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang dianggap
keramat, jual-beli kedudukan gerejani, sumpah palsu, pembuhuhan, perzinahan,
inses (sumbang), dan secara tertulis dipanggil menghadap untuk membela
dirinya. Menolak untuk mengakui sinode itu, Yohannes menjatuhkan hukuman
pengucilan bagi semua peserta dalam sidang itu, karena mereka akan memilih
Paus yang lain daripada dia. Yohannes XII melakukan pembalasan dendam yang
berdarah terhadap partai oposisi, bagi diaken Kardinal, Yohannes memotong
tangan kanannya, uskup Otgar dari Speyer seorang pejabat tinggi, dicambuk
sampai hilang hidung dan telinganya. Yohannes mati pada tanggal 14 Mei 964,
delapan hari selelah ia diserang kelumpuhan dalam perbuatan zinah seperti
yang didesas-desuskan." [Ibid., hlm. 427, artikel "John XII."] Uskup Katolik
yang terkemuka dari Cremona, Luitprand, yang hidup pada masa itu, menulis:
"Tidak ada wanita baik-baik berani memperlihatkan dirinya di muka umum,
karena Paus tidak memiliki perasaan hormat baik bagi perempuan lajang maupun
yang telah bersuami, atau janda - mereka pastilah dicemarkan olehnya, bahkan
di atas kuburan-kuburan dari rasul-rasul yang suci, Petrus dan Paulus."
Koleksi Katolik dari kehidupan para Paus, yaitu "Liber Pontificalis"
berkata: "Ia melewatkan seluruh kehidupannya dalam perzinahan." [Liber
Pontificalis,Jilid 2, hlm. 246]

Paus Boniface VII (984-985) menjaga posisinya melalui pembagian uang hasil
curian secara berlebihan. Uskup dari Orlean menghubungkan dia (dan juga
Yohannes XII dan Leo VIII) sebagai "monster dari kesalahan, berbau darah dan
kenajisan (mesum)" dan seperti "anti Kristus duduk dalam bait Allah."
Ensiklopedia Katolik berkata bahwa ia "menyergap Yohannes XIV (April 984),
melemparkannya kedalam rumah tahanan di bawah tanah dari Sant' Angelo,
dimana orang yang malang itu mati 4 bulan kemudian. Lebih dari setahun Roma
memikul penderitaan saat monster ini berendam dalam darah
pendahulu-pendahulunya. Akan tetapi pembalasannya sangat dahsyat sekali.
Setelah kematiannya yang tiba-tiba, dalam bulan Juli 985, sangat mungkin
sekali karena kekerasan, tubuh Boniface dipertontonkan untuk penghinaan oleh
khalayak ramai, diseret melalui jalan-jalan raya di kota, dan akhirnya
telanjang, dibaluti oleh luka-luka dan dihempaskan di bawah patung Markus
Aurelius. Pada keesokan paginya perkerja-pekerja gereja yang berbelas
kasihan memindahkan mayat itu dan melakukan upacara pemakaman Kristen
baginya." [The Catholic Encyclopedia, Jilid 2, hlm. 661, 662, artikel
"Boniface VII"]

Kemudian datang Paus Yohannes XV (985-996) yang membagi-bagikan finansial
gereja diantara keluarganya dan memperoleh reputasi bagi dirinya sendiri
yakni "tamak akan uang kotor dan korupsi dalam semua tindakannya."

Benedict VIII (1012-1024) "membeli jabatan Paus melalui penyogokkan secara
terbuka." Paus berikutnya, Yohannes XIX juga membeli kepausan. Menjadi
seorang awam, adalah penting baginya untuk melewati semua tingkat kepastoran
dalam sehari.


Setelah ini, Benedict IX (1033-1045) dijadikan Paus sebagai seorang pemuda
berumur 12 tahun (atau beberapa catatan mengatakan 20 tahun) melalui suatu
tawar-menawar uang dengan keluarga yang sangat berkuasa yang memerintah
Roma! Ia melakukan pembunuhan dan perzinahan di rembang tengah hari,
merampok peziarah-peziarah dalam lubang kubur para martir, seorang kriminal
tersembunyi, orang-orang mengusir dia keluar dari Roma. [Halley, Halley's
Bible Handbook, hlm. 775] Ensiklopedia Katolik berkata, "Ia adalah satu aib
bagi Kursi Petrus." "Simony"- jual beli jabatan kepausan - menjadi begitu
lumrah, dan korupsi nyata sekali, akhirnya penguasa sekuler turun tangan.
Raja Henri III mengangkat Clement II (1046-1047) menduduki jabatan Paus
"karena tidak ada pastor Roma yang didapati bebas dari polusi simony dan
percabulan" [Ibid]

Sejumlah Paus telah melakukan pembunuhan, tetapi Innocent III (1198-1216)
melebihi semua pendahulunya dalam hal pembunuhan. Walaupun ia sendiri tidak
melakukannya secara pribadi, ia mengembangkan Inquisition (penindasan) yaitu
hal yang sangat iblisi dalam sejarah umat manusia. Perkiraan dari jumlah
orang heretic (yang tidak sepaham dengan gereja Katolik) yang dibunuh oleh
Innocent sebanyak sejuta orang! Selama lebih dari 500 tahun, para Paus
memakai inkuisisi untuk memelihara kekuasaan mereka melawan mereka yang
tidak setuju dengan ajaran gereja Romawi.

Dalam konflik dengan kardinal-kardinal dan raja-raja, banyak tuntutan yang
dihadapkan melawan Paus Boniface VIII (1293-1303). Ensiklopedi Katolik
berkata, "Hampir tidak suatu kemungkinan kejahatan yang dihapus -
ketidaksetiaan, heresy (ajaran sesat - bidat, menurut Katolik), simony,
imoralitas yang tidak lasim dan menyolok, pemujaan berhala, sihir/sulap,
kehilangan Tanah Suci, kematian Celestine V, dsb. Ahli sejarah Protestan dan
bahkan penulis Katolik modern, secara garis besar menggolongkan dia diantara
para Paus yang jahat, sebagai seorang yang ambisius, angkuh, dan orang yang
tidak berbelas kasihan, juga penuh tipu daya dan curang, semua pengajaran
keuskupannya adalah satu rekor dari kejahatan." [The Catholic Encyclopedia,
Jilid 2, hlm 668, 669, artikel "Boniface III"]. Adalah tidak perlu untuk
bersikeras bahwa semua tuntutan yang ditujukan kepadanya adalah benar,
tetapi juga semuanya tidak dapat ditiadakan. Selama pemerintahannya penyair
Dante mengunjungi Roma dan menggambarkan Vatikan sebagai "penabur korupsi."
Dia menempatkan Boniface (bersama Paus Nicolas III dan Clement V) pada
"bagian bawah dari neraka."

Walaupun mencoba untuk menekankan pada ciri tertentu yang baik dari
Boniface, "ahli sejarah Katolik. meskipun demikian mengakui kekerasan yang
eksplosif dan cara menyampaikan pikiran yang menyerang (offensive
phraseology) dari beberapa dokumen umum miliknya" [Ibid., hlm. 670]. Sebuah
contoh dari "offensive phraseology" adalah pernyataannya bahwa "untuk
menikmati diri sendiri dan tidur (bersetubuh) dengan wanita atau dengan
lelaki muda adalah bukan lagi suatu dosa yang lebih daripada saling
menggosok tangan seseorang ." [History of the Church Councils, Buku 40,
artikel 697]. Pada saat-saat yang lain jelas sekali pada saat-saat
"eksplosif" itu ia mengatakan Kristus seorang "hipokrit" dan mengaku bahwa
ia seorang atheis.

Tetapi ini kedengarannya hampir tidak dapat dipercaya, Paus inilah yang
dalam tahun 1302 menerbitkan "Unam Sanctum" yang secara resmi menyatakan
bahwa Gereja Roma Katolik adalah satu-satunya gereja yang benar, diluar
daripada itu tidak seorangpun dapat diselamatkan, dan berkata: "Oleh karena
itu kami menyatakan, tegaskan dan menetapkan bahwa adalah penting bagi
keselamatan untuk percaya bahwa setiap manusia tunduk kepada Paus dari
Roma." Oleh karena ada Paus yang penuh dosa, maka untuk "tunduk" kepada
Paus, telah menimbulkan pertanyaan. Haruskah seorang Paus yang penuh dosa
tetap dipatuhi? Orang Katolik menjawab ini: "Seorang Paus yang penuh dosa.
tetap seorang anggota dari gereja (yang kelihatan) dan diperlakukan sebagai
seorang yang penuh dosa, penguasa yang tidak adil yang untuknya kita harus
doakan, tetapi dari padanya kita tidak boleh menarik kepatuhan kita." [The
Catholic Encyclopedia, Jilid 4, hlm 435, artikel "Councils"].

Dari tahun 1305 sampai tahun 1377 istana kepausan berada di Avignon,
Perancis. Pada waktu ini, Petrarch menuduh rumah tangga kepausan sebagai
tempat "perkosaan, perzinahan, dan segala macam percabulan." Dalam banyak
paroki orang-orang berkeras bahwa imam-imam memelihara selir-selir "sebagai
proteksi bagi keluarga-keluarga mereka sendiri" [Halley, Halley's Bible
Handbook, hlm. 778].

Selama Konsili Constance, 3 orang Paus, dan kadang-kadang 4 orang, pada
setiap pagi saling mengutuki dan menyebut lawan-lawan mereka anti-kristus,
setan (roh jahat), pezinah, pemburit, musuh Allah dan manusia. Seorang dari
"Paus-Paus" ini Yohannes XXIII (1410-1415) "dituduh oleh 37 saksi
(kebanyakan para uskup dan imam-imam) dalam hal percabulan, perzinahan,
inses, sodomy (pemburit), simony, pencuri dan pembunuh! Itu dibuktikan oleh
satu legion saksi-saksi bahwa ia telah menggoda ratusan biarawati.
Sekertarisnya sendiri, Niem, berkata bahwa ia mempunyai harem di Boulogne,
dimana tidak kurang dari dua ratus nona-nona muda menjadi korban
kecabulannya." [Chiniquy, The Priest, the Woman, and the Confessional, hlm.
139]. Segalanya Konsili itu menuntutnya dengan 54 kejahatan dari jenis yang
paling buruk. [Durant, The Story of Civilization: The Reformation,hlm. 10].

Sebuah catatan memberikan informasi ini tentang pemerintahannya yang
asusila. "Dalam kekuasaannya, Paus Yohannes, melakukan sex yang tidak wajar
dengan istri saudaranya, inses (sex sumbang) dengan biarawati-biarawati
suci, bersetubuh dengan perawan-perawan, berzinah dengan yang telah
bersuami, dan segala macam kejahatan sex. semuanya untuk tidur dan lain-lain
keinginan daging, yang sama-sekali berlawanan dengan kehidupan dan ajaran
Kristus. di depan umum ia disebut inkarnasi Iblis" [Sacrorum
Conciliorium,Jilid 27, hlm. 663]. Untuk menambah kemakmurannya, Paus
Yohannes memungut pajak hampir untuk segalanya - termasuk prostitusi,
perjudian, dan riba. Ia sudah disebut "seorang penjahat yang telah bejat
akhlaknya yang pernah duduk di kursi kepausan." [Durant, The Story of
Civilization: The Reformation,hlm. 10].

Paus Pius II (1458-1464) dikatakan telah menjadi ayah dari banyak anak
haram. Ia "berbicara secara terbuka tentang metode yang ia telah gunakan
untuk merayu wanita, menganjurkan bahkan menawarkan kepada pria muda tentang
cara memuaskan diri sendiri." [Halley, Halley's Bible Handbook, hlm. 779].
Pius dilanjutkan oleh Paul II (1464-1471) yang memelihara sebuah rumah penuh
dengan selir-selir. Nilai tiara kepausannya lebih tinggi dari harga sebuah
istana. Selanjutnya datang Paus Sixtus IV (1471-1484) yang membiayai
peperangannya dengan menjual jabatan-jabatan gerejani dengan penawaran yang
tertinggi [Durant, The Story of Civilization: The Reformation,hlm. 13]. dan
"menggunakan kepausan untuk memperkaya diri dan keluarganya. Ia membuat
delapan orang dari keponakannya menjadi kardinal, sementara beberapa dari
mereka masih kanak-kanak. Dalam hal kemewahan dan hiburan yang boros, ia
menyaingi para Caesar. Dalam kemakmuran dan kemegahan ia dan keluarganya
melebihi keluarga-keluarga Roma masa lampau." [Halley, Halley's Bible
Handbook, hlm. 779].

Paus Innocent VIII (1484-1492) adalah ayah dari 16 orang anak-anak oleh
berbagai wanita. Beberapa dari anak-anaknya merayakan perkawinan mereka di
Vatikan.[Ibid]. Ensiklopedia Katolik menyebut hanya "dua anak haram,
Franceschetto dan Theodorina" dari hari-hari "masa muda yang tak bermoral."
[The Catholic Encyclopedia, Jilid 8, hlm. 19, artikel "Innocent VIII"].
Seperti banyak Paus-Paus lainnya, ia melipat gandakan jabatan gerejani dan
menjualnya untuk sejumlah uang yang banyak. Ia mengizinkan aduan sapi jantan
di lapangan gereja Santo Petrus .

Kemudian datanglah Rodergio Borgia yang mengambil nama Alexander VI
(1492-1503), mendapatkan kemenangan pemilihan untuk kepausannya dengan
menyogok kardinal-kardinal. Sebelum menjadi Paus, semasa masih kardinal dan
uskup kepala, ia hidup dalam dosa dengan seorang wanita terhormat dari Roma,
Vanozza dei Catenei; dan setelah itu bersama anak perempuan wanita itu,
Rosa, yang dengannya ia memiliki lima orang anak. Pada hari pemahkotaannya
(penobatannya), ia mengangkat anak laki-lakinya - seorang pemuda dengan
temperamen dan kebiasaan-kebiasaan yang keji - sebagai uskup kepala dari
Valencia.[D'Aubigne, History of the Reformation, hlm. 11].

Banyak orang menganggap Alexander VI adalah yang paling rusak dari antara
para Paus di zaman Renaissance (kebangunan kembali). Ia hidup bersama secara
inses di depan umum dengan 2 saudara perempuannya dan dengan anak
perempuannya sendiri, Lucretia, yang dari padanya, dikatakan, ia mempunyai
seorang anak [Chiniquy, The Priest, the Woman, and the Confessional, hlm.
139]. Pada tanggal 31 October 1501, ia memimpin pesta sex gila-gilaan dalam
Vatikan, yang tiada bandingannya, karena tidak pernah ada persamaannya yang
sungguh menakutkan dalam catatan sejarah umat manusia [Diarum,Jilid 3, hlm.
167]. Menurut majalah Life, Paus Paul III (1534-1549) sebagai kardinal telah
menjadi ayah dari 3 orang anak laki-laki dan seorang perempuan. Pada hari
penobatannya, ia merayakan baptisan dari 2 orang cicit-nya. Ia mengangkat
dua keponakannya sebagai kardinal, mensponsor festival-festival dengan para
penyanyi, penari, dan pelawak, dan meminta nasehat dari ahli-ahli astrologi
[Life, 5 Juli 1963].

Paus Leo X (1513-1521) dilahirkan pada tanggal 11 Desember 1475. Ia menerima
upacara pencukuran kepala bagian atas pada usia 7 tahun, dijadikan kepala
biara pria pada usia 8 tahun, dan menjadi kardinal pada usia 13 tahun! Pada
satu sisi dari lambang kekuasaannya terlihat gambar dari rasul Petrus dan
Paulus, di sisi lainnya nama dan gelarnya. Kata "bull" (dari istilah Latin
yang berhubungan dengan bulatan) yang pertama kali dipakai pada segel (cap)
yang membuktikan keaslian dari dokumen kepausan dan di kemudian hari pada
dokumen-dokumen lainnya juga.

Ensiklopedia Katolik berkata bahwa Paus Leo X "menyerahkan dirinya tak
terkendalikan bagi kesenangan-kesenangan yang disediakan dengan kemewahan
yang berlebih-lebihan. Ia dikuasai oleh keinginan akan plesiran yang tak
terpuaskan.

Ia senang untuk memberikan perjamuan-perjamuan dan entertain-entertain yang
mahal disertai oleh sukaria yang gaduh dan mabuk-mabukan." [The Catholic
Encyclopedia, Jilid 9, hlm. 162, 163, artikel "Leo X."].

Selama masa itu, Marthin Luther, saat masih seorang imam dari gereja Paus,
bepergian ke Roma. Saat sekilas ia melihat kota tujuh bukit itu, ia
menjatuhkan diri ke tanah dan berkata: "Roma Suci, aku memberi hormat
padamu." Ia tidak menghabiskan waktu lama di sana, namun sampai ia
mengetahui bahwa Roma adalah kota suci. Ketidaksusilaan ada diantara semua
tingkat dari pekerja gereja. Imam-imam berceritera lelucon tak senonoh dan
menggunakan kata-kata kotor yang hebat, bahkan selama misa. Di istana
kepausan pada waktu makan larut malam, dilayani oleh 12 orang perempuan
belia yang telanjang [Durant, The Story of Civilization: The
Reformation,hlm. 334]. "Tak seorangpun dapat membayangkan dosa-dosa dan
perbuatan-perbuatan keji apa yang dilakukan di Roma," ia berkata, "itu
pastilah dilihat dan didengar untuk dipercayai. Jadi mereka sedang di dalam
keadaan terbiasa untuk dikatakan, 'Jika memang ada neraka, maka Roma
dibangun di atasnya'."

Di suatu hari selama kunjungan Luther ke Roma, ia melihat sebuat patung di
salah satu jalanan umum yang menuju ke gereja Santo Petrus, yaitu patung
dari seorang Paus wanita. Karena itu adalah objek dari suatu yang
menjijikkan bagi Paus, tidak ada Paus yang akan mau melewati jalan tertentu
itu. "Saya terheran-heran", kata Luther, "bagaimana para Paus membolehkan
patung itu tetap ada." [D'Aubigne, History of the Reformation, hlm.59].
Empat puluh tahun setelah kematian Luther, patung itu diangkat oleh Paus
Sixtus V.

Meskipun Ensiklopedia Katolik menganggap cerita Paus Joan ini adalah kisah
dongeng belaka, Ensiklopedia ini memberikan ringkasan sebagai berikut:
"Setelah Leo IV (847-855) orang Inggris John of Mainz menduduki kursi Paus
selama dua tahun, tujuh bulan dan 4 hari, ia diduga keras, adalah seorang
wanita. Sewaktu masih gadis belia, ia dibawa ke Athena dengan pakaian pria
oleh kekasihnya, dan di sana mencapai kemajuan dalam hal pengetahuan yang
tak seorangpun menandinginya. Wanita itu datang ke Roma, di mana ia mengajar
ilmu pengetahuan, dan karena itu menarik perhatian dari orang-orang yang
berpengetahuan tinggi. dan akhirnya dipilih sebagai Paus, tetapi menjadi
hamil oleh pembantu-pembantu kepercayaannya, ia melahirkan anak sewaktu
dalam prosesi (arak-arakan) dari gereja St. Petrus ke Lateran. Di sana ia
mati hampir segera setelah bersalin, dan dikatakan bahwa ia dikuburkan di
tempat yang sama." [The Catholic Encyclopedia, Jilid 8, hlm. 407, artikel
"Joan, Popes."]

Apakah benar ada Paus wanita? Sebelum Reformasi yang menyingkapkan begitu
banyak kesalahan dalam gereja Romawi, cerita itu dipercaya oleh
penulis-penulis kronik (sejarah), uskup-uskup, dan oleh para Paus
sendiri.Ensikopedia Katolik berkata, "dalam abad ke 14 dan 15 Paus wanita
ini telah dianggap sebagai seorang tokoh sejarah yang terkemuka, yang
keberadaannya tak diragukan seorangpun. Wanita itu mempunyai tempat diantara
patung-patung dada ukiran yang berdiri di katedral Siena. Di bawah Clement
VII (1592-1595), dan atas permintaannya, wanita itu dirubah bentuknya
menjadi Paus Zacharias. Si bidat Hus, dalam pembelaan ajaran palsunya di
depan Konsili Constance, menghubungkan dengan Paus wanita itu, dan tidak ada
seorangpun mengajukan keraguan mengenai fakta dari eksistensinya." [Ibid.,
hlm. 408].


Beberapa orang telah bertanya bagaimana Paus Clement dapat mempunyai seorang
Paus wanita, yang bernama Zacharias, berabad-abad setelah wanita itu
meninggal!

Dengan menyebutkan imoralitas yang menyolok yang ada dari kehidupan dari
beberapa Paus, kami tidak ingin meninggalkan kesan bahwa semua Paus telah
seburuk dengan mereka yang telah disebutkan diatas. Tetapi kami memang
percaya bahwa bukti-bukti ini sungguh-sungguh melemahkan doktrin "suksesi
kerasulan" (apostolic succession), dan klaim bahwa Gereja Roma Katolik
adalah satu-satunya gereja yang benar, karena bukti-bukti ini dapat
menelusuri jalur dari para Paus kembali ke Petrus. Apakah ini sungguh hal
yang penting? Bila demikian, maka setiap pribadi dari para Paus ini, juga
mereka yang dikenal sebagai Paus yang immoral dan bengis, harus dimasukkan.
Malah juga kemungkinan adanya seorang Paus wanita untuk menjadikan suksesi
ini lengkap! Tetapi keselamatan tidak bergantung pada penelusuran kembali
jalur ke Petrus - ataupun juga pada satu sistem agama yang mengklaim
mewakili Kristus. Keselamatan diperoleh dalam diri Kristus sendiri.

Jakarta, 31 Desember 1997.


Diterjemahkan oleh:
Ev. David Lusikooy
Dari : "Babylon Mystery Religion", bab 12.
Karangan: Ralph Woodrow

PO. Box 124.

Riverside, California 92502.

Renungan: Bersukacita Bersama Orang-Orang Hukuman

"Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah
orang-orang hukuman" (Ibrani 13:3). Oleh karena itu kami menceritakan
kisah-kisah pelecehan, pemukulan dan pengurungan terhadap orang-orang
Kristen di seluruh dunia yang menderita karena iman mereka dalam Kristus.
Kita merasakan sakit bersama saudara dan saudari kita dalam Kristus dan
berdoa agar mereka akan berdiri teguh bagi kemuliaan Tuhan di tengah-tengah
penganiayaan. Kita menderita dengan mereka yang menderita dan kita
bersukacita dengan mereka yang bersukacita. Bulan ini kita bersukacita
dengan saudara dan saudari kita yang baru saja dibebaskan dari penjara:
seorang ayah dan putrinya di Pakistan, dua orang wanita di Iran dan seorang
pendeta di China.

Bebas Mengucapkan Nama Yesus

Orang-orang kriten Pakistan, Sandul Bibi dan ayahnya, Gulsher Masih,
dibebaskan dari penjara setelah pengadilan menemukan bahwa mereka tidak
terbukti melakukan penghujatan terhadap kitab "Agama Lain". Ayah dan anak
tersebut telah lama dalam penahanan polisi sejak Oktober 2008, ketika
sekelompok radikal berkumpul di luar rumah mereka akibat rumor bahwa Sandul
telah merobek kitab "Agama Lain". Keluarga Sandul berpikir Sandul dijadikan
sasaran karena keaktifannya bersaksi di lingkungan.

Setelah 43 sidang terpisah, Sandul dan Gulsher akhirnya dibebaskan pada
tanggal 14 Desember 2009. Rekan sekerja kami menolong mereka berdoa untuk
bersatu bersama keluarga mereka dan memindahkan mereka demi keselamatan
mereka. Kami juga mendukung keluarga Sandul selama 14 bulan ketika ia dan
ayahnya berada di penjara.

Sandul adalah satu dari beberapa wanita di sejarah Pakistan yang didakwa
karena penghujatan. Kami bersukacita karena tuduhan palsu terhadap Sandul
dibatalkan. Lebih dari 7440 surat diterima Sandul dari orang-orang Kristen
seluruh dunia (untuk menguatkan imannya) selama 14 bulan masa tahanannya.
"Aku bersyukur karena kalian yang sudah menolong keluargaku dan yang sudah
mengirim surat kepadaku selama aku di penjara," kata Sandul setelah
pembebasannya. Ia berkata surat-surat tersebut adalah sumber kekuatan dan
semangat, mengingatkannya bahwa ia tidak sendirian atau dilupakan.

Dua Tahanan Dari Suku Uyghur

Pada bulan September 2007, Biro Keamanan China bagian Selatan Xinjiang
menahan Wusiman Yiming dan Alimujiang Yimiti di tempat yang berbeda.
Akhirnya, dalam kasus yang dikombinasikan, kedua orang ini dituduh
membocorkan rahasia negara. Wusiman dan Alimujiang, keduanya adalah berlatar
belakang "Agama Lain" yang berasal dari suku Uyghur, menjadi sasaran
penganiayaan keyakinan dan etnis karena pelayanan merek di antara gereja
rumah.

Wusiman dikirim ke penjara khusus penjahat "karena membocorkan rahasia
neuugara." Pihak yang berwenang menuntut 10 sampai 15 tahun penjara, tetapi
hukuman Wusiman dikurangi 2 tahun dalam "kerja paksa melaui pendidikan
ulang" akibat tekanan internasional.

Pada tanggal 18 Nov 2009, Wusiman dibebaskan dari kamp kerja paksa dimana ia
telah ditahan selama 2 tahun. Ia dengan sukacita berkumpul kembali dengan
istrinya dan kedua anaknya. "Ia meminta kami untuk meneruskan rasa terima
kasihnya kepada mereka yang telah memberi perhatian dan pertolongan kepada
keluarganya selama 2 tahun masa penuh kesulitan yang ia dan keluarganya
telah lewati," seperti yang dilaporkan oleh China Aid.

Walaupun Wusiman telah dibebaskan, Alimujiang masih mendekam di penjara. Ia
dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada tanggal 7 November 2009. Ini adalah
hukuman terberat kepada seorang Kristen di China dalam 10 tahun terakhir
ini. Alimujiang tidak pernah bertemu keluarganya lebih dari 2 tahun.

Ketika kita bersukacita bersama Sandul, Gulsher, Marieh, Maryam dan Wusiman,
mari ktia terus mendukung Alimujiang dan orang Kristen lainnya yang masih di
penjara karena iman mereka.

Source:

Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei - Juni 2010

P.O. Box 1411

Surabaya 60014

Pengampunan

MENGAMPUNI KARENA TELAH DIAMPUNI


Perlakuan yang tidak menyenangkan, cibiran, dan perkataan yang
meremehkan dari orang lain sangat tentu tidak mengenakkan. Sebagai
makhluk yang memiliki emosi dan perasaan, manusia cenderung menerima
segala sesuatu dengan melibatkan emosi dan perasaannya. Perlakuan
buruk orang lain, termasuk anggota keluarga, tidak jarang
meninggalkan rasa kesal, jengkel, dan akar pahit bagi seseorang.

Apakah kita akan membiarkan rasa sakit hati menggerogoti damai
sejahtera dan sukacita kita? Apakah kita rela hidup dalam kesesakan
dan penderitaan terus-menerus dengan terus menyimpan kesalahan orang
lain? Sebagai orang yang memperoleh anugerah pengampunan Tuhan atas
segala dosa, apakah kita hanya mau mendapat pengampunan tanpa mau
mengampuni?

Untuk membantu Anda keluar dari keterpurukan rasa sakit hati,
kesesakan, dan penderitaan akibat kebencian dan kesalahan orang lain
yang mungkin masih Anda simpan, e-Konsel kali ini menghadirkan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pengampunan. Pengampunan
sejati yang telah Tuhan Yesus berikan kiranya memampukan kita untuk
mengampuni orang lain dengan sungguh-sungguh.

Mari kita terima pengampunan Tuhan dan memberikan pengampunan kita
kepada orang yang menyakiti kita. Pastikan damai sejahtera dan
sukacita dari Allah Bapa kembali kita rasakan.

Tuhan mengampuni dan memberkati kita.

MENGAMPUNI ORANG LAIN

Karena Yesus telah membayar harga dosa di atas kayu salib,
Ia menyediakan pengampunan bagi semua orang.

Pengampunan Allah sangat besar, oleh karena itu respons seorang
Kristen yang telah diampuni adalah mengampuni orang lain. Yesus
mengajar para pengikut-Nya supaya saling mengampuni, bukan hanya
beberapa kali melainkan berkali-kali. Paulus berkata, "Sama seperti
Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian" (Kolose
3:13).

Sama seperti dosa memisahkan manusia dari Allah, dosa memisahkan
manusia dari manusia. Karena itu, pengakuan dan pengampunan
antarmanusia merupakan jalan kasih. Pengampunan merupakan tindakan
yang terlibat dalam mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
dan khususnya dalam orang-orang Kristen yang saling mengasihi
seperti Yesus mengasihi mereka.

Ketika seseorang sungguh-sungguh mengerti pengampunan Yesus dan apa
yang harus ditanggung-Nya untuk mati di kayu salib, dan ketika ia
telah menerima pengampunan ini dari Yesus, maka ia akan mampu
mengampuni orang lain. Tetapi jika ia tidak mengerti arti salib,
atau jika ia merasa bahwa ia tidak membutuhkan banyak pengampunan
dari Allah, maka mungkin ia tidak bersedia untuk mengampuni.

Pada waktu kita mengampuni seseorang, kita sendiri menanggung harga
dosa yang dilakukan terhadap kita. Sering harganya tinggi sehubungan
dengan emosi, sakit hati, dan kekecewaan. Karena itu, pengampunan
harus lebih merupakan suatu pilihan daripada suatu perasaan. Ini
adalah pilihan dan janji untuk tidak lagi menanggungkan dosa kepada
si pelanggar.

Ini adalah respons kasih yang aktif oleh seseorang yang didiami
Allah dan yang ingin supaya kehidupan Yesus dinyatakan melalui dia.
Pengampunan menerima rasa sakit yang disebabkan oleh pelanggaran dan
melepaskan hak untuk membalas dan untuk merasakan kepahitan hati
atau kemarahan. Jika seseorang terus-menerus menaruh dendam terhadap
seseorang, maka hal itu berarti pengampunan belum dilaksanakan.

Pengampunan dimulai dari jiwa seseorang ketika ia memutuskan untuk
mengampuni, bahkan sebelum orang yang berdosa itu bertobat. Suatu
sikap mengampuni memampukan seseorang yang disakiti hatinya untuk
memberikan pengampunan verbal secara cuma-cuma kepada orang berdosa
ketika orang tersebut mengakui dosanya dan bertobat. Suatu sikap
mengampuni mencegah kepahitan hati dan kemarahan, namun tidak
mencegah seseorang untuk berusaha memperbaiki keadaan dengan cara
melakukan konfrontasi seorang saudara seiman dalam kasih.

Sikap tidak mengampuni mengakibatkan hubungan yang buruk dan bahkan
masalah-masalah kesehatan. Sikap ini membuat orang yang tidak mau
mengampuni dan yang tidak diampuni tetap berada dalam belenggu. Sering akar
dari sikap tidak mengampuni tertanam dalam-dalam dan membuat
seseorang melanjutkan pola pemikiran dan tingkah laku yang merusak
dirinya dan orang lain.

Sikap tidak mengampuni juga sering menyebabkan seseorang menjadi
kesepian dan menaruh dendam. Karena ketidakadilan atau dosa yang
tidak mengampuni membentuk suatu penghalang bagi keintiman dan rasa
belas kasihan, maka kepekaan terhadap orang lain diganti dengan
perlindungan dan pembenaran diri sendiri. Pasangan-pasangan yang
mengeluh bahwa mereka memunyai masalah komunikasi mungkin
menyembunyikan sikap tidak mengampuni. Kemarahan dan kepahitan hati
sering sukar diatasi karena keduanya terserap ke dalam sifat orang
yang tidak mau mengampuni. Tetapi dengan pertolongan Allah kita
mungkin mengatasi pola-pola seperti itu.

Di samping menciptakan penghalang-penghalang antarmanusia, sikap
tidak mengampuni menjauhkan manusia dari Allah. Jika seseorang tidak
dapat mengalami kasih dan pengampunan Allah, ada kemungkinan ia
tidak mau mengampuni orang lain. Hati yang tidak mengampuni sering
menjadi penghalang bagi seseorang untuk menerima kasih Allah.
Kepahitan hati mengeraskan hati sehingga tidak mau menerima kasih
Allah dan kasih orang-orang lain.

Jika seseorang tidak mau mengampuni, ia tidak dapat menerima apa
yang ditawarkan Allah dengan cuma-cuma. Yesus memberikan peringatan
yang jelas sekali berkenaan dengan pengampunan (Matius 6:14-15).
Banyak orang hidup dalam penghukuman dan rasa bersalah karena mereka
telah menolak untuk mengampuni orang lain.

Pilihan untuk mengampuni akan mengaktifkan pekerjaan Roh Kudus dalam
kehidupan seseorang. Ketika seseorang memilih untuk mengampuni, ia
bertindak sesuai dengan sifat Allah. Ia sedang melakukan tepat
seperti apa yang sedang dilakukan Tuhan: mengampuni.

Pilihan untuk mengampuni melepaskan seseorang yang mengampuni itu
dari kepahitan hati dan kemarahan yang lebih lanjut dan membebaskan
dia untuk mengasihi dan hidup dalam hubungan dengan Allah dan orang
lain. Pilihan untuk mengampuni juga memberikan kebebasan kepada
orang yang bersalah untuk melakukan apa yang benar.

Pengampunan juga berarti memercayai Allah untuk menangani orang
yang bersalah maupun akibat-akibat kesalahannya. Pengampunan
melepaskan orang yang mengampuni dan orang yang diampuni dari
hubungan yang mempersalahkan, balas dendam, kepahitan hati, dan
kemarahan. Pilihan untuk mengampuni membuka arus kasih Allah melalui
orang yang mengampuni.

Berkat-berkat pengampunan sungguh mengagumkan, tetapi orang-orang
percaya harus mengatasi rintangan-rintangan tertentu terhadap
pengampunan. Satu rintangan yang menyangkal pelanggaran atau sakit
hati dengan tidak mengakui bahwa pelanggaran telah dilakukan
terhadap kita atau dengan menjadi marah dengan segera. Juga, ada
kecenderungan manusia untuk mempersalahkan orang lain dengan tujuan
membenarkan diri.

Sering dalam proses pengampunan seseorang harus mengakui
kesalahannya sendiri dalam keadaan itu. Ia mungkin harus mengakui
dosa dan juga mengampuni. Namun, pengakuan tidak boleh berisi
tuduhan seperti: "Ampunilah saya atas kemarahan saya terhadap Anda
karena Anda tidak berpikiran panjang."

Sebagian orang takut bahwa jika mereka mengampuni, mereka bersalah
karena justru memberi kebebasan kepada orang mengulangi
kesalahannya. Pengampunan tidak bersifat pasif; pengampunan
sebenarnya merupakan suatu pilihan yang membebaskan kita untuk
mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah yang mungkin telah
mengakibatkan pelanggaran. Akhirnya, kita mungkin tidak mau
mengampuni karena kita memusatkan perhatian pada sakit hati pribadi
dan tetap memikirkan ketidakadilan dan tidak memilih untuk mengasihi
orang lain sama seperti diri sendiri.

Pembimbing perlu menjelaskan prinsip-prinsip dan sumber pengampunan
sehingga orang itu dapat mengampuni bukan hanya
pelanggaran-pelanggaran yang sekali-sekali, tetapi juga pengulangan
pelanggaran yang sama (Lukas 17:3-4).

Karena manusia tidak dapat dengan sepenuhnya mengalami arus
pengampunan dalam menghadapi ketidakadilan, kekerasan, penolakan,
kemarahan, dan sakit hati, maka perlu sekali adanya pengampunan
ilahi untuk mengalir melalui orang percaya yang disakiti. Sama
seperti Yesus mengampuni setiap orang, Ia hidup di dalam orang
percaya untuk mengampuni.

Pengampunan adalah tindakan bersama. Yesus memampukan orang-orang
percaya untuk mengampuni karena mereka memilih untuk mengampuni.
Sebaliknya, sikap tidak mau mengampuni adalah dosa dan memisahkan
orang yang tidak mengampuni itu dari Allah.

Dunia bukan tempat yang adil, namun ada Allah yang adil yang juga
mengasihi dan mengampuni. Banyak penderitaan berasal dari
ketidakadilan. Jika seseorang menghubungkan ketidakadilan kepada
Allah, maka ia tidak akan mengerti kasih dan pengampunan Allah.
Karena itu, seorang pembimbing mungkin perlu menggunakan banyak
waktu untuk mengajarkan sifat Allah, keadilan Allah, dan pengampunan
Allah sehingga orang yang dibimbing akan bersedia untuk mengampuni
dan diampuni.

Ketika seseorang sungguh-sungguh memilih untuk mengampuni, tindakan
itu dilaksanakan oleh kehendak dan dimampukan oleh Roh Kudus. Namun,
pembimbing dapat memberikan kepada orang yang dibimbing gambaran
mengenai langkah-langkah berikut menuju pengampunan.

1. Memberitahukan kepada Allah tentang situasinya, mengakui
dosa-dosa Anda, dan memohon kepada-Nya untuk memberikan
kesembuhan, pengampunan, dan kemampuan untuk mengampuni.
2. Ingatlah akan besarnya pengampunan Allah dan mahalnya harga salib
Kristus.
3. Pilihlah untuk mengampuni dan untuk tidak menanggungkan kesalahan
terhadap orang yang bersalah.
4. Jika Anda sendiri telah berdosa terhadap orang yang bersalah,
hampirilah dia dan akuilah dosa Anda sendiri dan mintalah
pengampunan tanpa mempersalahkan atau bahkan mengharapkan dia
untuk meminta pengampunan Anda.
5. Tetaplah bersikap mengampuni dan lawanlah pencobaan untuk menaruh
dendam untuk luka-luka masa lampau.
6. Jika sikap tidak mengampuni atau kepahitan hati lagi-lagi timbul
karena hal-hal yang mengingatkan kembali atau karena dosa itu
diulangi, pertahankan pilihan untuk mengampuni dengan
sungguh-sungguh sekalipun jika perasaan lambat untuk menerima.

Jika seorang yang dibimbing tetap merasa sakit hati karena suatu
kesalahan atau memunyai perasaan untuk tidak mengampuni setelah
memilih untuk mengampuni, pembimbing dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut.

l. Apakah Anda masih sakit hati? Jika demikian, ingatlah bahwa
sebagian luka pribadi mungkin tidak sembuh sama cepatnya seperti
pilihan untuk mengampuni. Perasaan sakit hati tidak selalu
merupakan petunjuk dari sikap tidak mengampuni.
2. Apakah Anda memilih dengan tindakan Anda untuk tidak menuntut
pembayaran atas pelanggaran sehubungan dengan pembalasan dendam
atau keinginan agar orang yang bersalah menderita atas
tindakan-tindakannya?
3. Apakah Anda berdoa kiranya Allah akan mengampuni dan memberkati
orang yang bersalah?

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, pembimbing dapat
menasihati orang yang dibimbing agar jangan tinggal dalam rasa sakit
hati dan jangan membawanya dalam percakapan dengan orang lain. Dalam
memilih untuk melupakan dengan cara sengaja tidak memikirkan atau
membicarakan rasa sakit hati, orang yang dibimbing tentu akan
melupakannya, dan perasaan luka akan hilang.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Bimbingan Berdasarkan Firman Allah
Judul buku asli: How to Counsel From Scripture
Penulis: Martin dan Deidre Bobgan
Penerjemah: Drs. Tan Giok Lie
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1996
Halaman: 190 -- 195


PROSES DAN LANGKAH PRAKTIS UNTUK MEMAAFKAN

PROSES MEMAAFKAN

Ada lima tahap penting dalam proses kita mengampuni orang lain.

1. Menyadari dan menerima rasa sakit hati.
2. Pahami alasannya.
3. Sadarilah.
4. Jangan mau jadi korban.
5. Menerima kenyataan.

Adanya kemampuan menyadari dan menerima rasa sakit hati kita
akibat perbuatan orang lain. Jangan menolak, menyangkal atau
menganggap remeh sakit hati Anda. Sadari juga akibat-akibat
yang sudah ditimbulkan rasa sakit itu.

Cobalah memahami alasan orang itu menyakiti hati Anda. Mengampuni
hanya akan terjadi bila kita mengulurkan tangan kita kembali
kepada pihak yang bersalah, berusaha melihat nilai-nilai baik
yang ada pada orang yang melukai kita, dan belajar memahami dari
perspektif orang tersebut, meski ini tidaklah mudah.

Sadarilah bahwa ada kalanya Anda tidak sanggup memikul
akibat itu sendirian. Anda perlu membagikan kesusahan dan
penderitaan Anda pada seseorang yang Anda percayai. Ada kalanya
Anda frustasi menghadapi kenyataan itu dan kadang menjadi begitu
sayang diri. Misal, muncullah pertanyaan: "mengapa saya harus
mengalami hal ini?" Kita juga perlu ingat bahwa masa lalu adalah
kenyataan yang tidak dapat diubah, kita harus belajar menerimanya
dan bahkan menjadikannya bagian penting dari pembentukan diri
kita seutuhnya. Dengan kesadaran ini akan muncul kekuatan dan
kemauan untuk membangun kembali hubungan dengan orang yang sudah
melukai kita. Pengampunan berarti kita membuka dan membangun
kembali hubungan yang sudah rusak dan retak tadi.

Kadang juga timbul kemarahan. Kita tidak mau menjadi korban dari
kesalahan orang lain.

Anda mulai menerima kenyataan Anda terluka dan harus menghadapi
secara riil. Pada tahap ini Anda berusaha menjadi pribadi yang
tetap bahagia meski mengalami kesusahan akibat ulah orang lain.
Satu hal yang kita syukuri adalah bahwa pengalaman terluka ini
akan membuat kita punya kekuatan untuk menghadapi luka yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Dalam sebuah relasi yang dekat
dan kuat akan selalu ada kemungkinan untuk kita saling
mengecewakan.

BEBERAPA LANGKAH PRAKTIS UNTUK MEMAAFKAN

1. Mengakui kebutuhan Anda untuk disembuhkan.
2. Mengakui emosi yang negatif.
3. Belajar mengampuni.

Bagi banyak orang hal ini bukan masalah, tetapi jika kita terluka
dan tidak mengakui, maka jelas tidak ada tempat untuk
pertolongan. Mengakui kebutuhan kita merupakan suatu tanda
kesehatan mental yang baik dan bukti sikap yang jujur. Seringkali
kita ingin mengakui tapi kita takut untuk ditolak. Kerelaan untuk
belajar dan kerendahan hatilah yang akan mengizinkan kesembuhan
dimulai. Mulailah bersikap jujur dengan Allah, kemudian cari
teman yang bisa mengerti keadaan Anda. Kejujuran akan
mendatangkan kasih karunia Allah dalam hidup kita.

Beberapa di antara kita mengarungi kehidupan dengan mengumpulkan
emosi yang negatif. Kita tidak diajarkan bagaimana mengenali atau
mengkomunikasikan perasaan kita sehingga kita menimbun kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, kepahitan, dan emosi negatif lain sejak
anak-anak. Kita menindih emosi negatif yang satu di atas yang
lain, sama seperti menumpuk sampah. Proses penimbunan emosi ini
menimbulkan akibat yang tragis.

Emosi itu sendiri bukanlah dosa. Emosi dapat menghasilkan sikap
berdosa jika diarahkan dengan cara yang negatif kepada Allah,
diri sendiri, dan orang lain. Untuk memutuskan lingkaran
penindasan emosi mintalah Allah untuk memberi Anda kesempatan
untuk mengungkapkannya kepada orang yang mengerti Anda dan
memberikan dorongan untuk jujur dengan perasaan Anda.

Mengampuni bukan sekadar melupakan kesalahan yang dilakukan
seseorang terhadap kita. Mengampuni berarti memaafkan orang untuk
kesalahan yang telah diperbuatnya. Mengampuni berarti menunjukkan
kasih dan penerimaan, meskipun disakiti. Mengampuni seringkali
merupakan suatu proses dan bukan suatu tindakan 'sekali jadi'.

Pengampunan adalah membuat keputusan secara sadar untuk berhenti
membenci karena kebencian itu sama sekali tidak ada gunanya. Kita
terus mengampuni sampai rasa sakit itu hilang. Semakin dalam
lukanya, semakin besar energi atau daya pengampunan itu
diperlukan. Memaafkan bukanlah tindakan yang dilakukan
kadang-kadang saja, melainkan merupakan sikap yang permanen. Sama
seperti seorang dokter harus membersihkan luka di tubuh kita dan
menjaga agar jangan terkena infeksi supaya dapat sembuh dengan
baik. Begitu pula kita harus menjaga kebersihan luka-luka batin
kita dari kepahitan supaya luka itu cepat sembuh.

Mengampuni adalah antiseptik bagi luka batin kita. Jika kita
sudah menerima pengampunan secara cuma-cuma oleh kurban Kristus,
Tuhan meminta kita memaafkan sesama kita yang bersalah kepada
kita. Tetapi itu tidak cukup. Sang Penebus, meminta kita menjadi
"agen" penebus yang mendistribusikan kasih dan pengampunan-Nya
itu kepada sebanyak mungkin orang. Inilah tugas konseling. Anda
dipanggil untuk melatih sesama mengampuni sesamanya.

Akhirnya, menerima maaf melegakan hati. Memaafkan diri sendiri itu
sehat. Memaafkan sesama, itu ilahi. Melatih orang memaafkan itu
mulia. Membantu orang menerima pengampunan Tuhan, itu memberinya
hidup kekal.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Perlengkapan Seorang Konselor
Judul bab: Mencinta Hingga Terluka, Seni Memaafkan Sesama
Penulis: Julianto Simanjuntak
Penerbit: Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3), Jakarta 2007
Halaman: 61 -- 62 dan 64 -- 66

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

KETIKA SUSAH MENGAMPUNI

Kita harus ingat, mengampuni bukanlah suatu perasaan tetapi
suatu keputusan -- suatu tindakan berdasarkan niat.
Kau memutuskan untuk mengampuni, baik suka atau tidak.
Kau menyediakan kerelaan, Allah akan memberikan kekuatan.

Beberapa orang berpikir bahwa kekristenan memberikan standar yang
tidak mungkin bagi orang-orang percaya untuk mengampuni mereka yang
telah menyakiti mereka. Tetapi bagi Allah "tidak ada yang mustahil."

Ada tiga alasan utama mengapa kita sulit untuk mengampuni.

1. Tidak sadar seberapa besar telah diampuni.

Kita tidak memiliki kesadaran yang cukup dalam mengenai seberapa
besar diri kita telah diampuni. Dosa orang lain terhadap kita
bukanlah apa-apa bila dibandingkan dosa kita terhadap Allah --
tetapi Dia telah mengampuni kita.

2. Tidak menyimpan rasa benci.

Menyimpan rasa benci atau kemarahan terhadap orang lain yang
telah menyakiti kita memberi kita kuasa dan kendali atas perasaan
tersebut, dan saat kita menyerah, kita merasa sedikit tidak
berdaya. Tetapi di dalam ketidakberdayaan kita, ingat kata-kata
ini: "Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan." (Roma 12:19). Mengampuni berarti
melepaskan kendali dan memercayai Allah dengan hasilnya.

3. Tidak lagi bergantung kepada Tuhan.

Mengapa kita sulit mengampuni adalah apa yang kita sebut
"ketergantungan yang salah ditempatkan". Ini terjadi saat kita
secara keliru meyakini bahwa interaksi positif seseorang dengan
kita adalah penting agar kita merasa baik tentang diri sendiri,
jadi kita melepaskan ketergantungan kita pada Tuhan dan
bergantung pada orang lain. Kemudian saat mereka menyakiti kita,
karena yakin kita membutuhkan mereka, kita merasa mereka telah
menghancurkan jiwa kita. Itulah sebabnya kita sering kali terluka
oleh mereka yang terdekat dengan kita. Tetapi manusia tidak dapat
menghancurkan kita; hanya Tuhan yang dapat melakukan itu (lihat
Matius 10:28). Jauh lebih mudah untuk mengampuni bila kita
melihat bahwa hidup kita bukanlah di dalam manusia, tetapi di
dalam Allah.

REFERENSI ALKITAB

1. Perhatikan besarnya pengampunan Ilahi. (Mazmur 103:12)
"Sejauh timur dari barat demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita."

2. Tuhan hanya membenci kejahatan. (Roma 12:19)
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada
tertulis: Pembalasan itu hak-Ku, Akulah yang menuntut pembalasan,
Firman Tuhan."

3. Apa yang telah Allah lakukan bagi kita, harus kita lakukan bagi
orang lain. (Kolose 3:13)
"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang
akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang
lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian."

4. Sikap tidak mengampuni akan menghancurkan kita. (Ibrani 12:15)
"Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."

5. Pengampunan adalah perintah utama kepada orang Kristen.
(2 Korintus 5:19)
"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."

6. Setan tidak memiliki hak dalam pengampunan. (2 Korintus 2:10-11)
"Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku
mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni , - seandainya ada
yang harus kuampuni -, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di
hadapan Kristus, supaya iblis jangan beroleh keuntungan atas
kita, sebab kita tahu apa maksudnya."

7. Menolak mengampuni orang lain menghalangi pengampunan Tuhan bagi
kita. (Markus 11:25)
"Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah
dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap
seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu."

8. Akibat serius terjadi bila kita menolak untuk mengampuni. (Matius 18:35)
"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Buku Pintar Konseling Krisis: Pertolongan Praktis
Alkitabiah di Masa Sukar
Judul buku asli: Your Personal Encourager
Penulis: Selwyn Hughes
Penerjemah: Genesis Team
Penerbit: Betlehem Publisher, 2002
Halaman: 26 -- 29

Iman

Iman artinya....

Percaya bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Sebab Firman Tuhan katakan dlm II Timotius
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Hari sabat

"Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
(1Kor 4:6b-15; Luk 6:1-5)


"Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Luk 6:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Orang-orang Farisi memang begitu berpegang teguh pada tata tertib yang berlaku, mentaati dan melaksanakan apa yang tertulis apa adanya, tanpa memperhatikan semangat atau jiwa tata tertib tersebut. Dasar dan tujuan pembuatan dan pemberlakuan tata tertib adalah cintakasih, dengan kata cintakasih mendasari atau mengatasi tata tertib. Yang utama dan pertama-tama dihayati dan dilaksanakan adalah cinta kasih, itulah arti dari "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat". Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri: apakah cinta kasih menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Jika kita hidup dan bertindak berdasarkan atau dijiwai oleh cinta kasih hendaknya tidak was-was jika terpaksa hidup dan bertndak tidak sesuai/persis pada tata tertib yang berlaku. Cinta kasih itu bebas alias tanpa batas, sedangkan kebebasan dibatasi cinta kasih, artiinya kita dapat bertindak apapun asal tidak melecehkan harkat martabat manusia, entah diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita yang kena dampak tindakan kita. Sebagai contoh konkret adalah suami-isteri yang saling mengasihi dapat berbuat apapun di kamar ketika sedang berduaan memadu kasih. Hendaknya kita mengasihi tanpa pandang bulu, SARA, pangkat, jabatan atau kedudukan. Jika ada orang yang sungguh membutuhkan cinta kasih, entah suku, agama atau ras apapun hendaknya ditanggapi secara positif. Kami berharap para pemimpin, atasan, orangtua atau pemuka hidup bersama dapat menjadi teladan dalam penghayatan atau pelaksanaan tata tertib yang dijiwai oleh cintakasih. Ingat dan hayati ajaran cinta kasih dari Paulus ini, yaitu "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7).
• "Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina. Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini" (1Kor 4:10-13), demikian kesaksian iman Paulus. Kesaksian iman Paulus ini kiranya baik menjadi bahan bagi kita untuk mawas diri: sejauh mana kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, hidup dan bertindak seperti Paulus tersebut, misalnya ketika dimaki memberkati, ketika dianiaya disikapi dengan sabar, ketika difitnah ditanggapi dengan ramah, dan siap sedia dinilai sebagai sampah masyarakat. Setia pada iman tidak akan terlepas dari aneka macam bentuk caci maki, fitnah maupun aniaya, entah secara jasmani maupun spiritual. Ingatlah dan hayati bahwa derita yang lahir dari kesetiaan hidup beriman adalah jalan keselamatan, jalan untuk hidup sejahtera dan damai sejati. Para ibu kiranya memiliki pengalaman penderitaan yang lahir dari kesetiaan sebagai seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya: bukankah anak-anak sering merepotkan ibu dan ibu menanggapinya dengan sabar, ramah dan penuh berkat?. Maka dengan rendah hati kami berharap kepada para ibu agar dapat menjadi saksi atau teladan dalam hal kesabaran, keramahan dan kemurahan hati atau berkat ketika sedang menderita atau mengalami cobaan hidup. Keutamaan kesabaran dan keramahan pada saat ini sungguh mendesak untuk dihayati dan disebarluaskan dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun.

"TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya" (Mzm 145:17-20).

Bukan Untuk Yang Tidak Penting

Bukan Untuk Yang Tidak Penting


Lukas 12 : 13-15

12:13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah
kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat
Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."


TUHAN Yesusmenolak orang yang datang meminta-NYA untuk membantunya dalam berbagi
warisan. Ini bukan berarti TUHAN menolak orang ini, tetapi yang ditolak adalah
bisnisnya. Misi TUHAN Yesus adalah menyelamatkan manusia dan membawa mereka ke
langit baru dan bumi baru, bukan mengurusi masalah fana yang tidak penting.


Ternyata banyak orang seperti orang di kisah ini. Mereka berurusan dengan TUHAN
hanya untuk bisnis di bumi ini. Selanjutnya di keabadian mereka tidak akan
berurusan dengan TUHAN. Betapa liciknya orang yang melibatkan TUHAN hanya dalam
masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani saat masih mengenakan tubuh jasmani
di bumi. Mereka tidak mau masuk kepada proses penyempurnaan dari TUHAN, tetapi
kalau mati nanti minta dibawa ke Surga. Maunya enaknya saja.

TUHAN kita dahsyat. Tentunya dari-NYA kita mengharapkan hal-hal yang tidak
mungkin dilakukan oleh manusia atau kuasa lain. Kalau hanya mengenai kesehatan,
rezeki, karier dan lain sebagainya, kita bisa berusaha mencapainya dengan
sekuat tenaga, dan TUHAN pasti menegakkan hukum-NYA: apa yang ditabur orang,
itu juga yang dituainya. Tetapi untuk menjadi sempurna atau memiliki kehidupan
sesuai dengan kehendak TUHAN, harus ada pertolongan TUHAN, sebab manusia tidak
bisa melakukannya sendiri maupun dengan bantuan kuasa lain. Manusia hanya perlu
memiliki kemauan, kerinduan, dan tekad yang kuat untuk masuk kepada proses
penyempurnaan.

Jadikita perlu berhati-hati dengan ajaran yang menggiring pemikiran orang untuk
mengandalkan kuasa TUHAN untuk masalah-masalah hidup di dunia ini, mengalami
kuasa TUHAN hari ini di bumi ini, tetapi tidak mempersoalkan dengan serius
rencana TUHAN agar manusia kembali kepada rancangan-NYA yang mula-mula. Hal ini
menggiring jiwa kepada tujuan yang salah. Banyak orang berpikir ia sedang
berurusan dengan TUHAN di bumi, dan ia akan diterima BAPA selamanya. Padahal
dengan keinginannya berurusan dengan TUHAN hanya mengenai kehidupan di dunia
ini, di keabadian mereka tidak akan dikenal oleh BAPA.

TUHAN Yesus berkata, "Carilah dahulu Kerajaan Allah," artinya yang harus
diutamakan adalah bagaimana menjadi warga Kerajaan Surga yang baik.
Berurusanlah dengan TUHAN dalam rangka mau menjadi warga Kerajaan Surga yang
baik. Yang terpenting adalah perjalanan menuju Kerajaan-NYA dan berkat abadi
yang TUHAN sediakan. Berkat inilah yang seharusnya menjadi fokus kita. Adapun
berkat jasmani sudah TUHAN sediakan, tidak perlu diminta lagi. Dengan bekerja
untuk meraihnya, TUHAN pasti menyertai dan membekati kita dengan berkat
jasmani.


Jangan libatkan TUHAN untuk urusan yang tidak penting; berurusanlah dengan-NYA
untuk menuju kesempurnaan


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Berani Transaksi

Berani Transaksi


Lukas 14 : 28–33

14:28Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara
tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya.
14:31Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak
duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia
sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk
menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan
dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.


TUHAN menyelamatkan kita supaya kita berbuat baik, seperti yang dipersiapkan
oleh-NYA sebelumnya. Kitabisa mencapai kebaikan yang TUHAN kehendaki apabila
kita bersedia barter dan berani melakukan transaksi. Kemustahilan untuk menjadi
sempurna tidak mustahil lagi asalkan kita berani bertransaksi; kita berani
barter. Kita harus bersedia melakukan apa pun yang TUHAN kehendaki kita
lakukan.

TUHAN Yesusberkata, "Jika kamu tidak melepaskan dirimu dari apa yang kamu
miliki, kamu tak dapat menjadi murid-Ku." (ay. 33) Inilah transaksi atau barter
itu. Melepaskan diri dari segala milik artinya adalah melepaskan segala
keterikatan, keinginan duniawi, cita-cita dan kepentingan pribadi, dan segala
filosofinya yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH. Kita tidak boleh terikat
kepada apapun dan siapapun juga yang berpotensi mengalihkan fokus kita dari
BAPA. Intinya, kita harus terikat kepada BAPA saja. Jadiharuslah melekat di
pikiran kita, bahwa untuk bisa mengerjakan keselamatan, untuk bisa mencapai
kebaikan yang dikehendaki TUHAN, kita harus berani bertransaksi.

Itulah sebabnya TUHAN Yesus mengingatkan, bahwa kalau kita mau mengikut DIA
menjadi murid-NYA, kita harus menghitung dahulu anggarannya (ay. 28–32). Karena
tidak mungkin kita bisa menjadi murid-NYA dan menyambut karya Roh Kudus dalam
hidup kita, kalau hati kita masih penuh dengan percintaan dunia. Orang yang
masih mencintai dunia tidak akan pernah mengerti kebenaran. Hanyaorang yang
mempunyai komitmen untuk tidak duniawi, tidak materialistik dan tidak terikat
dengan kesenangan dunialah yang akanmemperoleh pengertian-pengertian baru
terhadap harta yang sesungguhnya, yaitu kebenaran.

Jadi itulah syarat untuk mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, untuk bisa
mengerjakan keselamatan yang diberikan TUHAN; yang adalah usaha TUHAN
mengembalikan manusia pada rancangan-NYA. Sekali lagi ini hal yang mustahil
bagi manusia, sebab manusia pada umumnya tidak mampu melepaskan dirinya dari
apa yang dimilikinya. Itulah harganya dalam transaksi ini, apakah kita bersedia
dan sanggup membayarnya dengan menukar (barter) segala percintaan dunia kita
untuk kemudian mengerjakan keselamatan dari ALLAH kita, yaitu dikembalikan
kepada rancangan TUHAN yang semula? Maukah kita melakukan sesuatu yang mustahil
bagi manusia lain?

Ingat, karena TUHAN telah menembus kemustahilan untuk merebut kita dari tangan
kuasa kegelapan, IA juga menyediakan segala fasilitas kepada manusia untuk
kembali kepada rancangan TUHAN yang semula melalui Roh dan Firman-NYA.
Keputusan ada di tangan kita, apakah kita berani menyambutnya dengan barter.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

http://virtuenotes.blogspot.com adalah renungan harian online yang hadir bagi
setiap umat Kristiani yang rindu menjadi anak TUHAN sepenuhnya. Anda bisa
subscribe di sana guna mendapatkan Renungan Virtue Notes setiap hari di inbox
email Anda.


GBus,
http://virtuenotes.blogspot.com

Spread The Word through Social Media? Why not?
FB : virtue.notes@gmail.com


Renungan Virtue Notes on Twitter:
http://twitter.com/virtuenotes

Renungan Virtue Notes on Posterous:
http://virtuenotes.posterous.com/

Renungan Virtue Notes on Tumblr:
http://virtuenotes.tumblr.com/

Renungan Virtue Notes on Mim:
http://mim.yahoo.com/virtuenotes

Renungan Virtue Notes on Foursquare:
http://foursquare.com/user/virtuenotes


[Non-text portions of this message have been removed]

KASIH YANG BERBEDA

KASIH YANG BERBEDA


Suatu kali saya mendengar seorang anak perempuan berkata kepada ibunya
demikian, "Bu, kok guru Sekolah Minggu tuh beda dengan guru di
sekolah, ya?" Ketika sang ibu memintanya memperjelas maksudnya, ia
berkata, "Kalau ada anak bandel di sekolah, pasti akan dimarahi. Tapi
kalau di Sekolah Minggu, kok anak bandel justru dipeluk?" Saya jadi
tercenung. Tentu saja tidak semua guru sekolah bersikap begitu. Namun,
pengalaman anak tersebut bisa menggambarkan bahwa sikap "berbeda" dari
guru Sekolah Minggu itu membuatnya tak takut atau malas beribadah.
Sebab apa pun keadaannya, ia tahu guru-guru punya kasih yang cukup
besar untuk menerimanya. Kasih Tuhan bagi manusia juga "berbeda". Tak
biasa, bahkan tak masuk akal. Bagaimana tidak? Manusia yang gagal
menjalankan hukum-Nya, malah dijangkau dan dipeluk-Nya. Manusia yang
sudah tidak diterima manusia lain, yang sudah dijauhi dan dikucilkan
masyarakatnya, seperti Zakheus (Lukas 19:1-10) dan wanita Samaria
(Yohanes 4:4-19), malah dihampiri Tuhan. Dan, kasih-Nya yang besar
itu, menyelamatkan jiwa mereka. Kasih Tuhan yang berbeda inilah yang
mesti diteruskan anak-anak Tuhan kepada orang-orang yang menjalani
hidup dengan "nakal, bandel", agar mereka selamat. Anak Tuhan perlu
menunjukkan kasih yang berbeda, lebih dari yang biasa dilakukan
kebanyakan orang. Yakni dengan bersikap lemah lembut, dengan berbelas
kasihan pada jiwa mereka, yang perlu diselamatkan (2 Timotius 2:25).
Bahkan orang yang sudah tidak diterima di mana pun, harus dapat
diterima oleh anak-anak Tuhan, dengan kekuatan kasih Allah. Kasih itu
dapat memenangkan jiwa mereka --AW

HATI SESEORANG BISA TERBUKA MENDENGAR INJIL DENGAN RELA
KETIKA KASIH MENJADI KUNCI PEMBUKANYA


2 Timotius 2:23-26

23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,
sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas
dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Renungan

Renungan

Seringkali kesombongan itu tidak disadari oleh kita tp org lain merasakannya dan bahkan bisa menangkapnya.Kesombongan dpt terjadi di semua status (miskin maupun kaya).Ironisnya org mjd sombong krn tdk mau mengakui kesombongannya. Pertobatan mendatangkan PEMULIHAN. Jaga perkataan,pikiran dan tingkah laku kita....... "Sebab siapa saja yg meninggikan diri, ia akan direndahkan & siapa saja yg merendahkan diri, ia akan ditinggikan."Lukas 14:11. ~GATE OF RESTORATION MINISTRIES~

Demi Anak, Seorang Ayah Bertarung dengan Beruang

Demi Anak, Seorang Ayah Bertarung dengan Beruang


Kamis kemarin di Berlin, seorang ayah warga negara Belanda nekat melawan seekor beruang untuk menyelamatkan nyawa putrinya yang masih berusia tiga tahun. Peristiwa ini terjadi di Kebun Binatang Luenebach, barat daya Jerman. Demikian diberitakan Media Indonesia.

Kepolisian Jerman, Kamis (19/8) menyatakan pertarungan manusia dengan beruang itu terjadi Rabu (18/8). Seorang pria berusia 34 tahun yang tidak disebutkan namanya, nekat terjun ke kandang beruang setelah mengetahui putrinya terjatuh ke kandang binatang buas tersebut. Diduga, sang anak terjatuh setelah memanjat pagar pengaman yang hanya setinggi satu meter.

Dengan tidak memikirkan keselamatan dirinya, pria tersebut berusaha merebut putrinya dari cengkeraman beruang hitam Asia tersebut.

Akibat perkelahian tersebut, si pria Belanda tersebut mengalami luka-luka. Demikian pula dengan sang anak. Namun, disebutkan luka tersebut tidak mengancam nyawa keduanya yang kini mendapat perawatan di rumah sakit.

Jika seorang bapak manusiawi yang penuh dengan dosa bisa berjuang mengorbankan nyawanya demi anaknya, apalagi Tuhan Allah Bapa kita?

Bacalah dan nikmatilah Mazmur 103:8-13. Betapa bersyukurnya kita memiliki Bapa yang luar biasa mengasihi kita.

Kuncinya hanya satu, KITA TAKUT KEPADA NYA. Takut bukan dalam arti ngeri dan menjauhi Nya, namun sebaliknya hormat, taat, patuh dan mencintai Nya.

ALLAH ADALAH BAPA YANG SANGAT MENYANYANGI KITA, ORANG-ORANG YANG HORMAT, PATUH, TAAT DAN MENCINTAI ALLAH

Ayat Alkitab: Mazmur 103:8-13

103:8

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9

Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10

Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11

tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12

sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

103:13

Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

http://www.wilotocorp.com

Tanda-tanda akhir jaman

Tanda-tanda akhir jaman


Kiamat sebentar lagi! Benarkah?
Iya, Tuhan Yesus akan datang segera. Namun bukankah Wahyu itu ditulis 2000 tahun yang lalu? Bagaimanakah kita mengetahui bahwa kita sedang berada di akhir jaman?


Tidak hanya pertanyaan-pertanyaan di atas menarik, tetapi juga sangatlah penting untuk dipertanyakan. Tuhan Yesus bahkan pernah mengkritik orang Farisi yang tidak peduli dengan tanda-tanda jaman (Mat 16:2-3).

Tanda-tanda Akhir Jaman, sumber: Alkitab
Alkitab memberitahu kita banyak nubuat mengenai kedatangan Tuhan kembali, dan tanda-tanda akhir jaman. Di Bukit Zaitun, Tuhan Yesus sendiri mengajarkan murid-murid-Nya mengenai tanda-tanda tersebut. Semua itu dilakukan agar murid-murid-Nya, termasuk kita, dapat tetap waspada dan tidak tersesat oleh ajaran-ajaran palsu.


Ketika itu, Tuhan Yesus sedang berbicara dengan murid-murid-Nya sendirian. Mereka bertanya kepada Tuhan, mengenai tanda kedatangan Tuhan dan tanda akhir jaman (Mat 24:3).

Tuhan Yesus menjawab:

1.. Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Nya, sambil berkata: �Akulah Kristus� (Mat 24:5)
2.. Akan terjadi banyak peperangan. (Mat 24:6-7)
3.. Kelaparan di berbagai tempat (Mat 24:7)
4.. Gempa bumi di berbagai tempat (Mat 24:7)
5.. Penganiayaan dan kebencian oleh semua bangsa karena nama Tuhan (Mat 24:9)
6.. Banyak orang murtad, saling menyerahkan dan saling membenci (Mat 24:10)
7.. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (Mat 24:11)
8.. Banyak orang akan menjadi durhaka dan tidak mengasihi orang lain (Mat 24:12)
Kita semua sudah tahu dengan pasti, apakah jawaban dari Tuhan Yesus di atas sedang atau telah digenapi. Berita-berita itulah yang setiap hari kita dengar setiap kali kita membaca surat kabar atau mendengarkan siaran berita di televisi dan radio.

Selain daripada yang disebutkan di atas, Tuhan Yesus juga menyebutkan bahwa Injil Kerajaan Allah akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa. Sesudah itu barulah tiba kesudahannya (Mat 24:14). Dan saat ini, Injil Kerajaan Allah sedang atau barangkali sudah diberitakan di seluruh dunia dan menjadi kesaksian bagi semua bangsa. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang sangat canggih, Injil Kerajaan Allah diberitakan di mana-mana melalui media masa seperti TV, Radio, Internet, Handphone, dll.

Tuhan Yesus juga meminta kita untuk menarik pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: yaitu apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kita tahu, bahwa musim panas sudah dekat (Mat 24:32-34, Luk 21:29-31). Pohon ara melambangkan bangsa Israel. Tuhan pernah berfirman kepada Yeremia: â?oSama seperti buah ara yang baik ini, demikianlah Aku akan memperhatikan untuk kebaikannya orang-orang Yehudaâ?¦â? (Yer 24:5). Hosea menuliskan: â?oSeperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmuâ?¦.â?(Hos 9:10).

Di tahun 70 M, bait Allah dihancurkan. Sejak itu bangsa Israel tidak lagi mempunyai tempat untuk memberikan kurban persembahan. Karena Yerusalem hancur, seluruh bangsa Israel diusir dari tanahnya sendiri dan tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Pohon ara yang mulai bertunas melambangkan bangsa Israel yang mulai terbentuk kembali pada tahun 1948. Peristiwa ini juga sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya dan Yeremia. (Yer 16:15, Yes 11:12, Yer 23:3).

Akhir Jaman Sudah Dekat
Setelah mengetahui tanda-tanda akhir jaman yang diajarkan Tuhan Yesus di bukit Zaitun, kita semakin sadar bahwa akhir jaman sudah sangat dekat sekali. Pohon ara sudah bertunas, dan Injil Kerajaan Allah sudah diberitakan di seluruh dunia. Karena itu, marilah kita lebih giat lagi berdoa dan senantiasa berjaga-jaga karena waktunya sudah sangat dekat. Haleluya Amin.

Baca: Matius 24


Yohanes di pulau Patmos? Mengapa Yohanes berada di sana? Nantikan pembahasan menarik ini di episode selanjutnya, hanya di WAHYU 9779.

©GBI Christ the Healer 2010

FORMALITAS

FORMALITAS


Di sebuah daerah, di mana kebanyakan penduduknya tidak memiliki mobil,
gereja setempat memperbolehkan anggota jemaatnya meminjam mobil
gereja. Namun, tentu saja untuk mengaturnya, jemaat harus menulis
surat kepada majelis, yang kemudian akan mendiskusikannya dalam rapat
dan memutuskan untuk meminjamkan atau tidak.

Suatu malam, seorang
anggota jemaat menelepon majelis untuk meminjam mobil guna keperluan
mendadak: mengantar anaknya ke rumah sakit. Karena menurut pada
aturan, sang majelis terpaksa menolak permintaan itu dan meminta
jemaat tersebut untuk menulis surat terlebih dulu sesuai prosedur.

Kita mungkin tertawa membaca cuplikan cerita di atas, tetapi banyak
hal serupa bisa terjadi dalam kehidupan bergereja. Aturan dan
formalitas itu perlu, supaya organisasi bisa teratur, tetapi itu juga
bisa menjebak dan membuat kita menjadi kaku dan dingin. Contohnya
adalah kisah ketika Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat.

Bukannya bersukacita atas orang yang telah disembuhkan dan dilepaskan
dari penderitaannya itu, orang-orang Farisi malah dengan gembira
menemukan alasan untuk menghakimi Tuhan Yesus. Formalitas yang terlalu
kental juga cenderung membuat kita menjadi sombong rohani. Kita dengan
mudah merasa bangga kalau kita memenuhi aturan A sampai Z, dan
menggunakannya untuk menyalahkan orang lain.

Kerap kali saat
kesombongan rohani itu menguasai kita, belas kasihan kita malah makin
mengering. Formalitas itu perlu untuk menjaga keteraturan, tetapi
biarlah kita ingat bahwa hanya kasih karunia dan belas kasihan yang
mesti jadi pendorong dari segala tindakan kita --HSL

TUHAN MENCIPTAKAN ATURAN UNTUK MANUSIA BUKAN MANUSIA UNTUK ATURAN

Ayat Alkitab: Matius 12:1-14

1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum.
Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.

2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah,
murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari
Sabat."

3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang
dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,

4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan
roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh
mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?

5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari
Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun
tidak bersalah?

6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.

7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki
ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak
menghukum orang yang tidak bersalah.

8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

9 Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka.

10 Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya
kepada-Nya: "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud
mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia.

11 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu
mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada
hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?

12 Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu
boleh berbuat baik pada hari Sabat."

13 Lalu kata Yesus kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia
mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat
seperti tangannya yang lain.

14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk
membunuh Dia.

http://www.wilotocorp.com

wedhatama

SERAT WEDHATAMA


Karya : Mangkunegara IV


PUPUH I

P A N G K U R


01

Mingkar-mingkuring ukara, akarana karenan mardi siwi, sinawung resmining kidung, sinuba sinukarta, mrih kretarta pakartining ilmu luhung,kang tumrap ing tanah Jawa, agama ageming aji.

02

Jinejer ing Weddhatama, mrih tan kemba kembenganing pambudi,mangka nadyan tuwa pikun, yen tan mikani rasa, yekti sepi sepa lir sepah asamun,samasane pakumpulan, gonyak-ganyuk nglelingsemi.

03

Nggugu karsane priyangga, nora nganggo peparah lamun angling,lumuh ingaran balilu, uger guru aleman, nanging janma ingkang wus waspadeng semu, sinamun samudana, sesadoning adu manis .

04

Si pengung nora nglegewa, sangsayarda denira cacariwis, ngandhar-andhar angendukur, kandhane nora kaprah, saya elok alangka longkangipun, si wasis waskitha ngalah, ngalingi marang sipingging.

05

Mangkono ilmu kang nyata, sanyatane mung we reseping ati,bungah ingaran cubluk, sukeng tyas yen den ina, nora kaya si punggung anggung gumunggung, ugungan sadina dina, aja mangkono wong urip.


06

Uripa sapisan rusak, nora mulur nalare ting saluwir, kadi ta guwa kang sirung, sinerang ing maruta, gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung, pindha padhane si mudha, prandene paksa kumaki.

07

Kikisane mung sapala, palayune ngendelken yayah wibi, bangkit tur bangsaning luhur, lah iya ingkang rama, balik sira sarawungan bae durung, mring atining tata krama, nggon-anggon agama suci.

08

Socaning jiwangganira, jer katara lamun pocapan pasthi, lumuh asor kudu unggul, sumengah sesongaran,yen mangkono kena ingaran katungkul, karem ing reh kaprawiran, nora enak iku kaki.

09

Kekerane ngelmu karang, kakarangan saking bangsaning gaib, iku boreh paminipun, tan rumasuk ing jasad, amung aneng sajabaning daging kulup, Yen kapengkok pancabaya,
ubayane mbalenjani.

10

Marma ing sabisa-bisa, babasane muriha tyas basuki, puruitaa kang patut, lan traping angganira, Ana uga angger ugering kaprabun, abon aboning panembah, kang kambah ing siang ratri.

11

Iku kaki takokena, marang para sarjana kang martapi, mring tapaking tepa tulus, kawawa nahen hawa, Wruhanira mungguh sanjataning ngelmu, tan mesthi neng janma wreda, tuwin muda sudra kaki.

12

Sapantuk wahyuning Allah, gya dumilah mangulah ngelmu bangkit, bangkit mikat reh mangukut, kukutaning Jiwangga, Yen mangkono kena sinebut wong sepuh, liring sepuh sepi hawa, awas roroning ngatunggil.


13

Tan samar pamoring Sukma, sinukma ya winahya ing ngasepi, sinimpen telenging kalbu, Pambukaning waana, tarlen saking liyep layaping ngaluyup, pindha pesating supena, sumusuping rasa jati.

14

Sajatine kang mangkono, wus kakenan nugrahaning Hyang Widi, bali alaming ngasuwung, tan karem karamean, ingkang sipat wisesa winisesa wus, mulih mula mulanira, mulane wong anom sami.


PUPUH II

S I N O M

01

Nulada laku utama, tumrape wong Tanah Jawi, Wong Agung ing Ngeksiganda, Panembahan Senopati, kepati amarsudi, sudane hawa lan nepsu, pinesu tapa brata, tanapi ing siyang ratri, amamangun karenak tyasing sesama.


02

Samangsane pesasmuan, mamangun martana martani, sinambi ing saben mangsa, kala kalaning asepi, lelana teki-teki, nggayuh geyonganing kayun, kayungyun eninging tyas, sanityasa pinrihatin, puguh panggah cegah dhahar, lawan nendra.


03

Saben nendra saking wisma, lelana laladan sepi, ngisep sepuhing supana, mrih pana pranaweng kapti, titising tyas marsudi, mardawaning budya tulus, mese reh kasudarman, neng tepining jala nidhi, sruning brata kataman wahyu dyatmika.


04

Wikan wengkoning samodra, kederan wus den ideri, kinemat kamot hing driya, rinegan segegem dadi, dumadya angratoni, nenggih Kanjeng Ratu Kidul, ndedel nggayuh nggegana, umara marak maripih, sor prabawa lan Wong Agung Ngeksiganda.


05

Dahat denira aminta, sinupeket pangkat kanci, jroning alam palimunan, ing pasaban saben sepi, sumanggem anjanggemi, ing karsa kang wus tinamtu, pamrihe mung aminta, supangate teki-teki, nora ketang teken janggut suku jaja.

06

Prajanjine abipraja, saturun-turun wuri, Mangkono trahing ngawirya, yen amasah mesu budi, dumadya glis dumugi, iya ing sakarsanipun, wong agung Ngeksiganda, nugrahane prapteng mangkin, trah tumerah darahe pada wibawa.


07

Ambawani tanah Jawa, kang padha jumeneng aji, satriya dibya sumbaga, tan lyan trahing Senapati, pan iku pantes ugi, tinelad labetanipun, ing sakuwasanira, enake lan jaman mangkin, sayektine tan bisa ngepleki kuna.

08

Luwung kalamun tinimbang, ngaurip tanpa prihatin, Nanging ta ing jaman mangkya, pra mudha kang den karemi, manulad nelad Nabi, nayakeng rad Gusti Rasul, anggung ginawe umbag, saben saba mapir masjid, ngajap-ajap mukjijat tibaning drajat.

09

Anggung anggubel sarengat, saringane tan den wruhi, dalil dalaning ijemak, kiyase nora mikani, katungkul mungkul sami, bengkrakan neng masjid agung, kalamun maca kutbah, lelagone dhandhanggendhis, swara arum ngumandhang cengkok palaran.


10

Lamun sira paksa nulad, Tuladhaning Kangjeng Nabi, O, ngger kadohan panjangkah, wateke tak betah kaki, Rehne ta sira Jawi, satitik bae wus cukup, aja ngguru aleman, nelad kas ngepleki pekih, Lamun pungkuh pangangkah yekti karamat.

11

Nanging enak ngupa boga, rehne ta tinitah langip, apa ta suwiteng Nata, tani tanapi agrami, Mangkono mungguh mami, padune wong dhahat cubluk, durung wruh cara Arab, Jawaku bae tan ngenting, parandene pari peksa mulang putra.

12

Saking duk maksih taruna, sadhela wus anglakoni, aberag marang agama, maguru anggering kaji, sawadine tyas mami, banget wedine ing besuk, pranatan ngakir jaman, Tan tutug kaselak ngabdi, nora kober sembahyang gya tininggalan.

13

Marang ingkang asung pangan, yen kasuwen den dukani, abubrah bawur tyas ingwang, lir kiyamat saben hari, bot Allah apa gusti, tambuh-tambuh solah ingsun, lawas-lawas graita, rehne ta suta priyayi, yen mamriha dadi kaum temah nista.

14

Tuwin ketib suragama, pan ingsun nora winaris, angur baya angantepana, pranatan wajibing urip, lampahan angluluri, aluraning pra luluhur, kuna kumunanira, kongsi tumekeng semangkin, Kikisane tan lyan among ngupa boga.


15

Bonggan kang tan mrelokena, mungguh ugering ngaurip, uripe tan tri prakara, wirya, arta, tri winasis, kalamun kongsi sepi, saka wilangan tetelu, telas tilasing janma, aji godhong jati aking, temah papa papariman ngulandara.


16

Kang wus waspada ing patrap, mangayut ayat winasis, wasana wosing Jiwangga, melok tanpa aling-aling, kang ngalingi kaliling, wenganing rasa tumlawung, keksi saliring jaman, angelangut tanpa tepi, yeku aran tapa tapaking Hyang Sukma.


17

Mangkono janma utama, tuman tumanem ing sepi, ing saben rikala mangsa,masah amemasuh budi, lahire den tetepi, ing reh kasatriyanipun, susila anor raga, wignya met tyasing sesame, yeku aran wong barek berag agama.


18

Ing jaman mengko pan ora, arahe para turami, yen antuk tuduh kang nyata, nora pisan den lakoni, banjur njujurken kapti, kakekne arsa winuruk, ngandelken gurunira, pandhitane praja sidik, tur wus manggon pamucunge mring makrifat.


PUPUH III

P U C U N G


01

Ngelmu iku, kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangkese dur angkara.

02

Angkara gung, neng angga anggung gumulung, gogolonganira triloka, lekere kongsi, yen den umbar ambabar dadi rubeda.

03

Beda lamun, kang wus sengsem reh ngasamun, semune ngaksama, sasamane bangsa sisip, sarwa sareh saking mardi marto tama.

04

Taman limut, durgameng tyas kang weh limput, kereming karamat, karana karohaning sih, sihing Sukma ngreda sahardi gengira.

05

Yeku patut, tinulad-tulad tinurut, sapituduhira, aja kaya jaman mangkin, keh pramudha mundhi dhiri lapel makna.


06

Durung pecus,kesusu kaselak besus, amaknani lapal, kaya sayid weton Mesir, pendhak-pendhak angendhak gunaning janma.


07

Kang kadyeku, kalebu wong ngaku-aku, akale alangka, elok Jawane denmohi, paksa ngangkah langkah met kawruh ing Mekah.

08

Nora weruh, rosing rasa kang rinuruh, lumeketing angga, anggere padha marsudi, kana-kene kaanane nora beda.

09

Uger lugu, den ta mrih pralebdeng kalbu, yen kabul kabuka, ing drajat kajating urip, kaya kang wus winahyeng sekar srinata.

10

Basa ngelmu, mupakate lan panemu, pasahe lan tapa, yen satriya tanah Jawi, kuna-kuna kang ginilut triprakara.

11

Lila lamun, kelangan nora gegetun, trima yen kataman, sakserik sameng dumadi, trilegawa nalangsa srahing Batara.

12

Batara gung, inguger graning jajantung, jenak Hayang Wisesa, sana paseneten Suci, nora kaya si mudha mudhar angkara.

13

Nora uwus, kareme anguwus-uwus, uwose tan ana, mung janjine muring-muring, kaya buta-buteng betah nganiaya.

14

Sakeh luput, ing angga tansah linimput, linimpet ing sabda, narka tan ana udani, lumuh ala ardane ginawe gada.

15

Durung punjul, ing kawruh kaselak jujul, kaseselan hawa, cupet kapepetan pamrih, tangeh nedya anggambuh mring Hyang Wisesa.


PUPUH IV

G A M B U H


01

Samengko ingsun tutur, sembah catur: supaya lumuntur, dihin: raga, cipta, jiwa, rasa, kaki, ing kono lamun tinemu, tandha nugrahaning Manon.

02

Sembah raga puniku, pakartine wong amagang laku, susucine asarana saking warih, kang wus lumrah limang wektu, wantu wataking wawaton.

03

Inguni-uni durung, sinarawung wulang kang sinerung, lagi iki bangsa kas ngetok-ken anggit, mintoken kawignyanipun, sarengate elok-elok.

04

Thithik kaya santri Dul, gajeg kaya santri brahi kidul, saurute Pacitan pinggir pasisir, ewon wong kang padha nggugu, anggere guru nyalemong.

05

Kasusu arsa weruh, cahyaning Hyang kinira yen karuh, ngarep-arep urup arsa den kurebi, Tan wruh kang mangkoko iku, akale keliru enggon.

06

Yen ta jaman rumuhun, tata titi tumrah tumaruntun, bangsa srengat tan winor lan laku batin, dadi ora gawe bingung, kang padha nembah Hyang Manon.

07

Lire sarengat iku, kena uga ingaranan laku, dihin ajeg kapindhone ataberi, pakolehe putraningsun, nyenyeger badan mwih kaot.


08

Wong seger badanipun, otot daging kulit balung sungsum, tumrah ing rah memarah antenging ati, antenging ati nunungku, angruwat ruweting batos.

09

Mangkono mungguh ingsun, ananging ta sarehne asnafun, beda-beda panduk panduming dumadi, sayektine nora jumbuh, tekad kang padha linakon.

10

Nanging ta paksa tutur, rehning tuwa tuwase mung catur, bok lumuntur lantaraning reh utami, sing sapa temen tinemu, nugraha geming Kaprabon.

11

Samengko sembah kalbu, yen lumintu uga dadi laku, laku agung kang kagungan Narapati, patitis tetesing kawruh, meruhi marang kang momong.

12

Sucine tanpa banyu, mung nyenyuda mring hardaning kalbu, pambukane tata, titi, ngati-ati, atetetp talaten atul, tuladhan marang waspaos.


13

Mring jatining pandulu, panduk ing ndon dedalan satuhu, lamun lugu leguting reh maligi, lageane tumalawung, wenganing alam kinaot.

14

Yen wus kambah kadyeku, sarat sareh saniskareng laku, kalakone saka eneng, ening, eling, Ilanging rasa tumlawung, kono adile Hyang Manon.

15

Gagare ngunggar kayun, tan kayungyun mring ayuning kayun, bangsa anggit yen ginigit nora dadi, Marma den awas den emut, mring pamurunging lelakon.

16

Samengko kang tinutur, sembah katri kang sayekti katur, mring Hyang Sukma sukmanen sehari-hari, arahen dipun kecakup, sembah ing Jiwa sutengong.

17

Sayekti luwih prelu, ingaranan pepuntoning laku, kalakuan kang tumrap bangsaning batin, sucine lan Awas Emut, mring alame alam amot.


18

Ruktine ngangkah ngukut, ngiket ngrukut triloka kakukut, jagad agung gimulung lan jagad cilik, Den kandel kumandel kulup, mring kelaping alam kono.

19

Keleme mawa limut, kalamatan jroning alam kanyut, sanyatane iku kanyatan kaki, Sajatine yen tan emut, sayekti tan bisa awor.

20

Pamete saka luyut, sarwa sareh saliring panganyut, lamun yitna kayitnan kang mitayani, tarlen mung pribadinipun, kang katon tinonton kono.

21

Nging aywa salah surup, kono ana sajatining Urub, yeku urup pangarep uriping Budi, sumirat sirat narawung, kadya kartika katongton.

22

Yeku wenganing kalbu, kabukane kang wengku winengku, wewengkone wis kawengku neng sireki, nging sira uga kawengku, mring kang pindha kartika byor.


23

Samengko ingsun tutur, gantya sembah ingkang kaping catur, sembah Rasa karasa rosing dumadi, dadine wis tanpa tuduh, mung kalawan kasing Batos.

24

Kalamun durung lugu, aja pisan wani ngaku-aku, antuk siku kang mangkono iku kaki, kena uga wenang muluk, kalamun wus pada melok.

25

Meloke ujar iku, yen wus ilang sumelang ing kalbu, amung kandel kumandel ngandel mring takdir, iku den awas den emut, den memet yen arsa momot.

26

Pamoring ujar iku, kudu santosa ing budi teguh, sarta sabar tawekal legaweng ati, trima lila ambeh sadu, weruh wekasing dumados.


27

Sabarang tindak-tanduk, tumindake lan sakadaripun, den ngaksama kasisipaning sesami, sumimpanga ing laku dur, hardaning budi kang ngrodon.


28

Dadya wruh iya dudu, yeku minangka pandaming kalbu, inkang buka ing kijab bullah agaib, sesengkeran kang sinerung, dumunung telenging batos.


29

Rasaning urip iku krana momor pamoring sawujud, wujuddullah sumrambah ngalam sakalir, lir manis kalawan madu, endi arane ing kono.


30

Endi manis endi madu, yen wis bisa nuksmeng pasang semu, pasamaoning hebing kang Maha Suci, kasikep ing tyas kacakup, kasat mata lair batos.


31

Ing batin tan keliru, kedhap kilap liniling ing kalbu, kang minangka colok celaking Hyang Widi, widadaning budi sadu, pandak panduking liru nggon.


32

Nggonira mrih tulus, kalaksitaning reh kang rinuruh, ngayanira mrih wikal, warananing gaib, paranta lamun tan weruh, sasmita jatining endhog.


33

Putih lan kuningpun, lamun arsa titah teka mangsul, dene nora mantra-mantra yen ing lair, bisa aliru wujud, kadadeyane ing kono.


34

Istingarah tan metu, lawan istingarah tan lumebu, dene ing njro wekasane dadi njawi, raksana kang tuwajuh, aja kongsi kabasturon.


35

Karana yen kebanjur, kajantaka tumekeng saumur, tanpa tuwas yen tiwasa ing dumadi, dadi wong ina tan wruh, dhewekw den anggep dhayoh.


PUPUH V

K I N A N T H I


01

Mangka kantining tumuwuh, salami mung awas eling, eling lukitaning alam, wedi weryaning dumadi, supadi niring sangsaya, yeku pangreksaning urip.

02

Marma den taberi kulup, angulah lantiping ati, rina wengi den anedya, pandak-panduking pambudi, bengkas kahardaning driya, supadya dadya utami.

03

Pangasahe sepi samun, aywa esah ing salami, samangsa wis kawistara, lalandhepe mingis-mingis, pasah wukir reksa muka, kekes srabedaning budi.

04

Dene awas tegesipun, weruh warananing urip, miwah wisesaning tunggal, kang atunggil rina wengi, kang mukitan ing sakarsa, gumelar ngalam sakalir.

05

Aywa sembrana ing kalbu, wawasen wuwus sireki, ing kono yekti karasa, dudu ucape pribadi, marma den sembadeng sedya, wewesen praptaning uwis.

06

Sirnakna semanging kalbu, den waspada ing pangeksi, yeku dalaning kasidan, sinuda saka satitik, pamotahing nafsu hawa, jinalantih mamrih titih.

07

Aywa mamatuh malutuh, tanpa tuwas tanpa kasil, kasalibuk ing srabeda, marma dipun ngati-ati, urip keh rencananira, sambekala den kaliling.

08

Upamane wong lumaku, marga gawat den liwati, lamun kurang ing pangarah, sayekti karendet ing ri, apese kasandhung padhas, babak bundhas anemahi.

09

Lumrah bae yen kadyeku, atetamba yen wis bucik, duwea kawruh sabodag, yen ta nartani ing kapti, dadi kawruhe kinarya, ngupaya kasil lan melik.

10

Meloke yen arsa muluk, muluk ujare lir wali, wola-wali nora nyata, anggepe pandhita luwih, kaluwihane tan ana, kabeh tandha-tandha sepi.

11

Kawruhe mung ana wuwus, wuwuse gumaib baib, kasliring titik tan kena, mancereng alise gatik, apa pandhita antige, kang mangkono iku kaki.

12

Mangka ta kang aran laku, lakune ngelmu sajati, tan dahwen pati openan, tan panasten nora jail, tan njurungi ing kaardan, amung eneng mamrih ening.

13

Kunanging budi luhung, bangkit ajur ajer kaki, yen mangkono bakal cikal, thukul wijining utami, nadyan bener kawruhira, yen ana kang nyulayani.

14

Tur kang nyulayani iku, wus wruh yen kawruhe nempil, nanging laire angalah, katingala angemori, mung ngenaki tyasing liyan, aywa esak aywa serik.

15

Yeku ilapating wahyu, yen yuwana ing salami, marga wimbuh ing nugraha, saking heb kang Maha Suci, cinancang pucuking cipta, nora ucul-ucul kaki.

16

Mangkono ingkang tinamtu, tampa nugrahaning Widhi, marma ta kulup den bisa, mbusuki ujaring janmi, pakoleh lair batinnya, iyeku budi premati.

17

Pantes tinulad tinurut, laladane mrih utami, utama kembanging mulya, kamulyaning jiwa dhiri, ora yen ta ngeplekana, lir leluhur nguni-uni.

18

Ananging ta kudu-kudu, sakadarira pribadi, aywa tinggal tutuladan, lamun tan mangkono kaki, yekti tuna ing tumitah, poma kaestokna kaki.


www.alangalangkumitir.wordpress.com