Kamis, 17 Desember 2009

MENGATASI TIDAK MENGAMPUNI

Matius 6:9-15

Alkitab dengan jelas
mengajarkan bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Jadi,
mari kita kenali cara-cara praktis untuk mengatasi masalah tidak mengampuni.
Anda mungkin perlu menyimpan catatan ini di Alkitab anda atau di tempat yang
mudah dilihat.

Jangan
anggap enteng. Tidak mengampuni
adalah masalah besar yang harus di tangani serius.

Ambil
tanggung jawab penuh. Jangan
menyalahkan orang lain atas perasaan atau tindakan anda.

Akui
dengan jujur. Ungkapkan
perasaan anda kepada Allah secara langsung dan spesifik dan akuilah bahwa
tidak mengampuni itu dosa. Jangan memperkecil ataupun memperbesar masalah.

Hentikan
amarah. Jika anda tidak
mengendalikan kegeraman anda, kepahitan bisa memasuki hidup anda lagi
dikemudian hari.

Doakan
orang itu. Tindakan ini mungkin
tampaknya mustahil dan tidak biasa, namun, lakukanlah. Berdoa adalah
pilihan untuk bertindak penuh kasih, tak peduli bagaimana anda
diperlakukan. Doa akan memengaruhi seluruh relasi anda.

Mintalah
orang itu mengampuni anda. Jika
orang itu tahu anda sudah menyimpan sakit hati, anda perlu meminta
pengampunannya.

Lakukan
sesuatu menyenangkan orang itu.
Biarkan perilaku mengasihi menunjukkan keinginan anda untuk memulihkan
relasi itu.

Jangan
biarkan setan membuat anda kembali tidak mengampuni. Sekali masalah itu diselesaikan, awasilah
pikiran-pikiran sesat yang dapat memunculkan kembali ingatan tentang sakit
hati anda.

Proses ini tidak mudah, tetapi berguna. Jika anda
menempuh cara-cara ini setiap kali anda disakiti, Allah sungguh akan melakukan
mujizat di dalam relasi-relasi anda.


Bahaya Kata-kata Manis


Mazmur 12:1-9
1 Petrus 3-5

Kita merasa senang, hati kita menjadi hangat, apabila mendengar kata-kata yang
manis. Dampak kata-kata manis memang baik bagi jiwa. Sayangnya, kata-kata manis
tidak selalu keluar dari hati yang manis pula. Bahkan, bisa juga hal itu
diucapkan dengan maksud licik, didorong oleh akal bulus, atau sarat dengan
keculasan. Inilah ironinya. Kata-kata manis yang enak didengar telinga tidak selalu
berasal dari hati yang manis!

Orang-orang yang berada di seputar lingkungan pemazmur adalah mereka yang
"berkata dusta … dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang" (ayat 3).
Dengan itu mereka menindas orang yang lemah dan miskin (ayat 6). Rupanya,
kata-kata manis telah menjadi sarana penindasan pada zaman itu! Pemazmur yang
tak dapat menerima hal ini, memohon agar Tuhan campur tangan.
Serunya,"Tolonglah kiranya …" (ayat 2). Atas pengaduan ini, Tuhan berkenan
mendengar dan ber­tindak: "Sekarang juga Aku bangkit ... Aku memberi
keselamatan kepada orang yang menghauskannya" (ayat 6). Inilah janji Tuhan yang
teruji (ayat 7). Yakni bahwa Tuhan membela orang yang ditindas oleh mereka yang
menggunakan kata-kata manis sebagai alat untuk menguasai orang lain.

Bagaimana kita berkata-kata terhadap orang lain? Terhadap keluarga, rekan
sekerja, tetangga kiri-kanan, terhadap orang yang lebih lemah? Semoga setiap
kata-kata yang kita ucapkan merupakan kata-kata yang tulus dan jauh dari maksud
menindas orang. Sebab apabila tidak demikian, Tuhan akan mengganjar kita.
Bersikap dan berkata-katalah manis; bukan hanya di mulut, tetapi juga dari
dalam hati!

KARAT DI HATI TERJADI APABILA
KATA-KATA MANIS DIPAKAI SEBAGAI SENJATA MANIPULASI



[Non-text portions of this message have been removed]

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar