Jumat, 18 September 2009

Berharaplah!

Hope sees the
invisible, feels the intangible, and achieves the impossible.
(Harapan melihat apa
yang tidak tampak, merasakan apa yang tidak nyata, dan mencapai apa yang tidak
mungkin)


Harapan
adalah kata yang terlalu indah. Harapan memperoleh upah akan membuat seseorang
tersenyum ketika beban berat berada di pundaknya. Harapan akan tuaian yang
melimpah akan membuat orang tetap menabur benih-benih gandum di tengah terik
matahari. Harapan untuk lolos dari kematian akan membuat seorang prajurit berlatih
hingga bermandikan keringat di medan latihan.
Harapan
tentu sesuatu yang indah dan menyenangkan. Harapan adalah kunci mencapai
impian. Mungkin bagi beberapa orang, harapan sama dengan impian. Namun bagi
sebagian yang lain, harapan adalah grade atau tangga-tangga indah menuju
impian. Harapan adalah impian yang diperjuangkan agar dapat terwujud dan
harapan membuat perjuangan itu seolah-olah menjadi ringan.
Pengharapan
tidaklah abadi. Pengharapan akan berhenti ketika sesuatu yang kita harapkan itu
menjadi kenyataan. Harapan akan berubah dan meningkat, ketika kondisi kita
sudah mencapai satu grade tertentu dalam proses menuju impian.
Namun,
pertanyaannya: Siapakah yang Anda harapkan dalam hidup ini? Siapakah yang dapat
Anda andalkan untuk mencapai apa yang Anda cita-citakan? Ada dalam tangan
siapakah harapan Anda itu? Orang tua? Pekerjaan? Kepintaran? Kedudukan?
Kekayaan? Status sosial dalam masyarakat? Pengalaman? Keahlian? Sahabat? Isteri
atau suami? Kakak atau adik? Siapakah pribadi yang dapat Anda andalkan menolong
Anda melalui tiap tahap kehidupan sampai Anda mencapai apa yang Anda
cita-citakan?
Bangsa
Yahudi pada tahun 586 sM berada dalam kondisi penjajahan dan pembuangan. Mereka
meratapi jatuhnya kota Yerusalem ke tangan tentara Babel. Mereka dianiaya,
menderita, dan meratap. Bangsa itu selalu berkata1, Tetapi
hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap
pagi; besar kesetiaan-Mu! TUHAN adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu
aku berharap kepada-Nya.
Mereka
tahu kepada siapa mereka berharap. Mereka tahu pribadi yang dapat diandalkan
untuk mencapai cita-cita mereka. TUHAN adalah harapan mereka. TUHAN tidak
pernah mengecewakan mereka yang berharap kepada-Nya.
Jadi,
mulailah berharap kepada TUHAN! Dia adalah Pribadi yang tepat yang sangat dapat
Anda andalkan. Selalu ada harapan bagi mereka yang berharap kepada-Nya. Tidak
pernah DIA kehabisan stok kebaikan, dan kasih bagi mereka yang mengandalkan
DIA. Kitab Suci menjadi saksi kebenaran ini bahwa berbahagialah
mereka yang berharap kepada TUHAN.

Refleksi:

Katakan dalam hatimu
kalimat-kalimat ini:
Sekian lama aku salah
berharap. Aku selalu mengandalkan kepandaianku, keahlianku, pengalamanku,
kekayaanku, orang tuaku, pendidikanku, status
sosialku, dan diriku sendiri. Aku lupa kalau ada TUHAN yang dapat aku Andalkan.
Ampunilah aku, ya TUHAN. Hari ini, aku akan mulai berharap. Aku akan berharap
kepada TUHAN untuk setiap persoalan hidupku, dan juga impianku.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar