Rabu, 28 Oktober 2009

Katak & Permata


Pada suatu masa, ada seorang wanita yang telah menjanda dan memiliki dua
orang putri. Putri tertua memiliki wajah dan perangai yang sangat mirip
dengan ibunya sehingga orang sering berkata bahwa siapapun yang melihat
putri tertua tersebut, sama dengan melihat ibunya. Mereka berdua mempunyai
sifat jelek yang sama, sangat sombong dan tidak pernah menghargai orang
lain. Putri yang termuda, merupakan gambaran dari ayahnya yang telah
meninggal, sama-sama memiliki sifat baik hati, senang membantu orang dan
sangat sopan. Karena kecenderungan orang untuk menyukai hal yang sama
dengan diri mereka, ibunya menjadi sangat sayang kepada putri yang tertua
yang mirip dengannya, sedangkan putri yang termuda diperlakukan dengan
buruk, putri termuda sering disuruhnya bekerja tanpa henti dan tidak boleh
bersama mereka makan di meja makan. Dia hanya diperbolehkan makan di ruang
dapur sendiri saja. Putri yang termuda sering dipaksa dua kali sehari
untuk mengambil air dari sumur yang letaknya sangat jauh dari rumah mereka.
Suatu hari ketika putri yang termuda berada di mata air ini, datanglah
seorang wanita tua yang kelihatan sangat miskin, yang memintanya untuk
mengambilkan dirinya air minum. "Oh! ya, dengan senang hati," kata gadis
cantik ini yang dengan segera mengambil kendinya, mengambil air dari tempat
yang paling jernih di mata air tersebut, dan memberikan kepada wanita itu,
sambil membantu memegang kendinya agar wanita tua itu dapat minum dengan
mudah. Setelah minum, wanita tersebut berkata kepada putri termuda: "Kamu
sangat cantik, sangat baik budi dan sangat sopan, saya tidak bisa tidak
memberikan kamu hadiah." Ternyata wanita tua tersebut adalah seorang peri
yang menyamar menjadi wanita tua yang miskin untuk melihat seberapa jauh
kebaikan hati dan kesopanan putri termuda. "Saya akan memberikan kamu
sebuah hadiah," lanjut sang Peri, "Mulai saat ini, dari setiap kata yang
kamu ucapkan, dari mulutmu akan keluar sebuah bunga atau sebuah batu
berharga." Ketika putri termuda yang cantik ini pulang kerumah, dimana
saat itu ibunya memarahinya karena menganggap putri termuda tersebut
terlalu lama kembali dari mengambil air. "Saya minta maaf, mama," kata
putri termuda, "karena saya terlambat pulang." Saat mengucapkan kata itu,
dari mulutnya keluarlah dua buah bunga, dua buah mutiara dan dua buah
permata. "Apa yang saya lihat itu?" kata ibunya dengan sangat
terkejut, "Saya melihat mutiara dan permata keluar dari mulutmu! Bagaimana
hal ini bisa terjadi, anakku?" Untuk pertama kalinya ibunya memanggilnya
dengan sebutan 'anakku'. Putri termuda kemudian menceritakan semua
kejadian yang dialami secara terus terang, dan dari mulutnya juga
berturut-turut keluarlah permata yang tidak terhitung jumlahnya. "Sungguh
mengagumkan," kata ibunya, "Saya harus mengirim anakku yang satu lagi
kesana." Dia lalu memanggil putri tertua dan berkata "Kemarilah, lihat apa
yang keluar dari mulut adikmu ketika dia berbicara. Apakah kamu tidak ingin
memiliki hal yang dimiliki adikmu? Kamu harus segera berangkat ke mata air
tersebut dan apabila kamu menemui wanita tua yang meminta kamu untuk
mengambilkan air minum, ambilkanlah untuknya dengan cara yang sangat
sopan." "Adik termuda pasti sangat senang melihat saya mengambil air dari
mata air yang jauh," katanya dengan cemberut. "Kamu harus pergi, sekarang
juga!" kata ibunya lagi. Akhirnya putri tertua berangkat juga sambil
mengomel di perjalanan, sambil membawa kendi terbaik yang terbuat dari
perak. Tidak lama kemudian dia tiba di mata air tersebut, kemudian dia
melihat seorang wanita yang berpakaian sangat mewah keluar dari dalam
hutan, mendekatinya, dan memintanya untuk mengambilkan air minum. Wanita
ini sebenarnya adalah peri yang bertemu dengan adiknya, tetapi kali ini
peri tersebut menyamar menjadi seorang putri bangsawan. "Apakah saya
datang kesini," kata putri tertua dengan sangat sombong, "hanya untuk
memberikan kamu air? dan kamu pikir saya membawa kendi perak ini untuk
kamu? Kalau kamu memang mau minum, kamu boleh meminumnya jika kamu merasa
pantas." "Kamu keterlaluan dan berlaku tidak sopan," jawab sang
Peri, "Baiklah, mulai sekarang, karena kamu sangat tidak sopan dan sombong,
saya akan memberikan kamu hadiah, dari setiap kata yang kamu ucapkan, dari
mulutmu akan keluar seekor ular atau seekor katak." Saat dia pulang,
ibunya yang melihat kedatangannya dengan gembira menyambutnya dan
bertanya: "Bagaimana, anakku?" "Bagaimana apanya, ma?" putri tertua
membentak ibunya, dan dari mulutnya keluarlah dua ekor ular berbisa dan dua
ekor katak. "Oh! ampun," kata ibunya; "apa ini? Oh! pastilah adikmu yang
sengaja telah merencanakan kejadian ini, tapi dia akan mendapatkan
hukumannya"; dan dengan segera dia berlari mendekati putri termudanya dan
memukulnya. Putri termuda kemudian lari menjauh darinya dan bersembunyi di
dalam hutan yang tidak jauh dari rumahnya agar tidak mendapat pukulan
lagi. Seorang anak Raja, yang baru kembali dari berburu di hutan, secara
kebetulan bertemu dengan putri termuda yang sedang menangis. Anak Raja
tersebut kagum akan kecantikan putri termuda kemudian bertanya mengapa
putri tersebut sendirian di dalam hutan dan menangis
terisak-isak. "Tuanku, ibu saya telah mengusir saya dari rumah." Saat
itu, anak Raja melihat lima atau enam mutiara dan permata keluar dari mulut
putri termuda, dia menjadi penasaran dan meminta putri termuda menceritakan
mengapa dari mulutnya keluar permata saat berkata sesuatu. Putri termuda
kemudian menceritakan semua kisahnya, dan anak Raja tersebut menjadi
bertambah kagum akan kebaikan hati dan kesopanan tutur kata putri termuda.
Anak Raja menjadi jatuh hati pada putri termuda dan beranggapan bahwa putri
termuda sangat pantas menjadi istrinya. Anak Raja akhirnya mengajukan
lamaran dan menikahi putri termuda. Kisah ini adalah bagian dari kisah
Charles Perrault (12 Januari 1628 - 16 Mei 1703) Charles Perrault adalah
pengarang dari Perancis dan menulis banyak dongeng klasik seperti Gadis
kecil dengan kerudung merah, Putri Tidur, Kucing Bersepatu Boot,
Cinderella, Janggut Biru, Katak dan Permata, Griselda yang Sabar dan banyak
cerita kecil lainnya. Charles Perrault adalah seorang pegawai negeri yang
menangani bidang hukum dan saat ia pensiun ia memutuskan untuk
mendedikasikan dirinya untuk dunia anak-anak. Sumber : www.erabaru.or.id


__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar