Kamis, 08 Oktober 2009

MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK SALING MEMUJI

perceraian masih marak di sana-sini, yang disebabkan oleh egoisme, kesombongan atau aneka macam perbedaan. Hal itu terjadi karena ada kecenderungan masing-masing dari kita untuk lebih melihat kelemahan dan kekurangan orang lain daripada kekuatan dan kelebihannya, dan kemudian saling menyalahkan atau melecehkan. Maka marilah kita galang dan perkuat kebersamaan, kesatuan dan kemesraan hidup bersama kita dimanapun dan kapanpun, kita jauhkan dan berantas benih-benih perpecahan. Salah satu cara untuk menggalang persatuan antar kita antara lain dengan menghayati kebenaran iman ini, yaitu bahwa "manusia diciptakan untuk memuji, mengabdi dan menghormati Tuhan Allah" dan secara konkret terjadi dalam saling memuji, mengabdi dan menghormati antar kita. Untuk itu kita perlu lebih melihat kekuatan dan kelebihan serta kebaikan yang ada di dalam diri saudara-saudari kita; kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak apa yang baik, indah, luhur dan mulia daripada yang jelek, amburadul, jorok dan remeh. Dari diri kita masing-masing harus dijauhkan rasa minder atau merasa kurang diperhatikan dan kurang dikasihi, yang dapat membuat kita untuk melakukan `defense mechanism' , yang berkembang menjadi saling menyalahkan dan melecehkan. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima kasih Allah melalui orangtua dan saudara-saudari kita, sebagai modal dan kekuatan untuk saling memuji, mengabdi dan menghormati.
• "Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN" (Yl 1:14), demikian peringatan nabi Yoel kepada umatnya, kepada kita semua umat beriman. Peringatan ini merupakan ajakan bagi kita semua untuk bertobat dari kejahatan-kejahatan kita: yang bermusuhan, saling membenci atau mendiamkan hendaknya berdamai dengan saling mengampuni dan saling mengasihi. Sekiranya perdamaian secara phisik atau dengan tatap muka secara langsung masih berat atau sulit, hendaknya dimulai dengan doa lebih dahulu: mohon rahmat perdamaian dari Tuhan. Aneka bentuk permusuhan dan kebencian berasal atau bersumber dari setan, dan kiranya hanya dengan dan bersama Tuhan kita mampu mengatasi dan mengalahkannya. Sekali lagi kami tekankan di sini, bahwa kebiasaan hidup berdamai dan berdoa hendaknya dibiasakan pada anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan orangtua atau bapak-ibu. Dengan kata lain bapak-ibu sungguh saling mengasihi, sehingga tidak ada benih-benih perceraian yang dimungkinkan tumbuh berkembang. Bapak-ibu hendaknya juga lebih sering memuji anak-anaknya daripada menjelek-jelekkannya, lebih melayani daripada menguasai anak-anak. Ketika anak-anak merasa dipuji dan dilayani kami harapkan tidak menjadi sombong, melainkan semakin rendah hati dan kemudian berterima kasih kepada orangtua dengan hidup saling memuji, melayani dan menghormati. Saling memuji, melayani dan menghormati hendaknya terjadi dalam relasi antara kakak dan adik.

"Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya" (Mzm 9:2-3.6)

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar