Rabu, 26 Mei 2010

Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak

Sejak ratusan tahun silam sampai sekarang ini kita mengenal tiga cara untuk
menerapkan disiplin. Mula-mula, memukul dan menyakiti dipakai sebagai cara
untuk membuat anak menurut dan bersikap baik. Ketika tidak lagi diterima,
digantikan dengan upaya membangkitkan rasa bersalah untuk mempermalukan
anak sehingga dia merasa malu dan tidak mau berbuat hal seperti itu lagi.
Cara lain yaitu dengan pengucilan atau isolasi. Berdasarkan kenyataan
tentang pengaruh kurungan penjara terhadap orang dewasa, pengucilan pun
tidak membuahkan pelajaran yang baik. Ada cara lain yang melampaui
cara-cara di atas. Cinta dengan sikap tegas mengedepankan disiplin yang
merupakan upaya untuk melibatkan diri serta mendidik. Disiplin bukan upaya
untuk menjatuhkan hukuman. Anda tak akan pernah satu kali pun merasa perlu
memukul atau menyakiti anak Anda. Cinta tegas ini berarti menghadapi anak
secara langsung dan membiarkannya mengatasi situasi yang tidak
menyenangkan, tanpa mengakibatkan rasa sakit. Tujuan satu-satunya yaitu
membantu anak menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapi sekaligus
mengatasi masalahnya. Berikut merupakan cara untuk menerapkan cinta
ini : Persiapan. Tanyalah pada diri sendiri, Apa yang salah? Aku
menginginkan mereka melakukan apa untuk memperbaiki kesalahan itu? Dengan
kata lain, Anda perlu punya sasaran yang jelas sebelum mulai.
Belajar berdiri diam untuk berpikir. Pelajaran seperti ini patut diberikan
kepada anak yang melanggar sikap baik yang seharusnya ditunjukkannya karena
pada dasarnya pelajaran ini merupakan kecakapan juga. Saat menerapkan
metode ini pada anak kecil yang baru belajar berjalan, Anda cukup
membawanya ke suatu tempat yang sesuai menurut Anda, kemudian sambil
memegang kedua bahunya Anda bisa mengatakan,Aku akan membolehkanmu pindah
dari sini kalau kau bisa tenang. Anda bisa membebaskannya begitu ia
menunjukkan sikap mengendur atau mengucapkan permintaan maaf. Gunakan cara
yang mudah dipahami anak seusia ini, misalnya jika dia melemparkan
mainannya ke tembok, minta dia untuk menaruh mainan itu ke dalam kotaknya,
bawalah kotak itu ke dekatnya. Percakapan. Terhadap anak yang
berusia dua atau tiga tahun lebih, yang paling penting dalam mendidiknya
adalah percakapan antara dirinya dengan Anda. Jangan lupa, ia harus bisa
meyakinkan bahwa sikapnya akan berubah. Berdiri di situ dan pikirkan apa
yang telah kaulakukan sehingga kau terkena masalah ini. Kalau kau sudah
mengerti mana sikapmu yang keliru, katakan, baru setelah itu aku mau
membicarakannya denganmu. Kalimat seperti ini merupakan contoh kalimat yang
dapat Anda katakan agar anak Anda dapat menghadapi masalahnya sendiri dan
mengatasinya. Ajukan pertanyaan. Setelah itu, ajukan pertanyaan
seperti, Apa yang telah kau lakukan? Mengakui perbuatan adalah penting. Apa
yang kau rasakan atau butuhkan sehingga kau berbuat itu? dan Apa yang
seharusnya kauperbuat supaya kau bisa memperoleh yang kau butuhkan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuatnya mampu berpikir untuk
memecahkan masalahnya. Jikalau pun belum bisa, Anda dapat memberikan
penjelasan dan menunjukkan jalan keluarnya lebih dahulu. Setelah kejadian
ini, apa yang akan kau lakukan? Ini untuk memperoleh rasa tanggung jawab si
anak. Lalu perkataan Coba buktikan! adalah bukti dari perkataan yang sudah
dia katakan. Arahkan proses ini ke suasana yang menyenangkan.
Mungkin di awal Anda akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajari
anak Anda. Namun akhirnya, Anda bisa mengetahui bahwa metode ini berhasil
karena pada akhir prosesnya Anda akan merasa lebih enak dan anak Anda pun
demikian. Semua pihak akan merasa bebannya diringankan. Nah, siapkan
diri Anda menjadi orangtua yang mampu mendidik anaknya dengan baik dan
benar. Dan lakukan yang terbaik.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

" Di saat para malaikat surgawi sangat sibuk,


kadangkala TUHAN memakai hidupmu sebagai alatnya
untuk mengirimkan dan menyatakan keajaiban
kepada mereka yang memohon dan berseru
kepada-NYA dalam doa.."
(bd. Galatia 6, 10)

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak Terikat


Matius 13 : 44-46


13:44."Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
13:45Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
13:46Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Sebagaimana kita tidak boleh terikat dengan TUHAN hanya pada waktu di Gereja, demikian pula kita tidak boleh tidak terikat dengan dunia hanya pada wakti di kebaktian, melainkan sepanjang waktu usia kita di bumi ini. Ketidakterikatan dengan dunia bukan karena kita tidak menjadi pengusaha; ketidakterikatan dengan dunia bukan karena kita sedang beribadah di gedung Gereja; tetapi ketidakterikatan dengan dunia harus selalu menjadi prinsip kita di segala tempat, segala waktu. Jika seseorang sebenarnya memiliki kesempatan untuk terikat dengan sesuatu (kesedihan, kekuatiran, kesenangan, harta, tahta, pria tampan/wanita cantik, kedudukan, gelar, hawa nafsu, dll) tetapi ia menolaknya dan mengarahkan kehendak bebasnya untuk melakukan apa yang TUHAN kehendaki, berarti ia serius untuk tidak terikat dengan ikatan lain selain dengan TUHAN saja.

Berarti terhindar dari segala keterikatan bukan berarti 'menghilang' dari dunia, tetapi apakah kita mau memilih untuk berkata TIDAK pada segala tawaran dunia dan keinginan diri, dan berkata IYA untuk segala kehendak BAPA. Apakah kita mau meninggalkan keterikatan, berani menukarkannya dengan kekayaan Kerajaan Surga seperti yang diceritakan Yesus? Melepaskan keterikatan adalah persoalan hati, bukan persoalan fisik atau apa yang kelihatan di mata manusia.

Kekristenan kita memuaskan hati TUHAN kalau kita dapat menjadi satu Roh dengan DIA. Ini sebuah harta yang lebih dari segala kekayaan dan harta yang dapat kita miliki. Ini masalah batin. Itulah sebabnya Kekristenan tidak hanya bagian dari hidup kita, tetapi seluruh kehidupan kita. Carilah dahulu Kerajaan ALLAH.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Membuat Anak Beralih Dari Botol Susu Ke Gelas

Memisahkan anak Anda dari botol susunya bukanlah hal yang mudah karena bagi
anak Anda meminum susu di dalam botolnya adalah suatu pengalaman nikmat
tiada tara. Botol susu sudah menjadi sahabat setianya sehingga anak Anda
akan rewel jika tidak ada benda tersebut. Namun ada waktunya untuk mereka
lepas dari botol dan beralih menggunakan gelas. Dalam hal ini memerlukan
bantuan Anda karena anak tidak begitu saja mau melepaskan botol minumnya.
Berikut langkah yang bisa Anda lakukan : Singkirkan botolnya.
Anda harus memutuskan kapan waktunya anak Anda berhenti menggunakan botol
susu. Jika menurut Anda sudah tiba waktunya, segera singkirkan botol dari
rumah Anda. Tetapi pastikan anak Anda melihat Anda melakukannya dan katakan
bahwa Anda akan memberikan botol tersebut kepada anak lain yang lebih
membutuhkan. Ajak anak membawanya ke kotak pos, ucapkan perpisahan, dan
minta ia tetap tabah. Jika Anda hanya menyimpan di rak, hal ini akan
membuat anak Anda terus merengek memintanya. Ganti botolnya
dengan gelas. Bila si kecil belum bersedia melepaskan botol susunya, Anda
bisa menawarkan alternatif untuk memikatnya. Misalnya, dengan memberikan
sippy cup (gelas yang diberi penyedot). Jangan menyerah. Proses
transisi ini sering tidak berjalan dengan mudah. Pasti akan ada saat dimana
anak Anda terus menerus merengek dan menangis atau bahkan dia menolak untuk
minum susu. Menghadapi situasi ini Anda harus tetap meneruskan keputusan
untuk menyingkirkan botolnya untuk alasan yang tepat. Jika sikap Anda
melunak, Anda justru menghambat kemajuan anak Anda. Sumber :
kompas.com/dan/jawaban.com

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Menjadi Orang Tua Yang Baik

Orang tua sangat berperan dalam membangun kepribadian seorang anak. Namun
ini bukanlah hal yang mudah, diperlukan kesiapan, kesabaran, ketelatenan,
kepekaan dan kecerdikan. Karena tidak ada rumus tertentu untuk menjadi
orang tua yang baik maka Anda perlu mencari cara yang paling tepat untuk
anak Anda sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak Anda. Peran
sebagai orangtua dimulai ketika anak hadir di tengah kehidupan pasangan
suami istri. Menurut seorang pakar parenting Marc H. Bornstein (1998), ada
beberapa inti dari peran orangtua yang diidentifikasikan secara langsung
mempengaruhi kehidupan anak-anak, sebagai berikut : Nurturant
caregiving. Sebagai orangtua, Anda bertanggung jawab untuk memenuhi
kebutuhan biologis, fisik dan kesehatan anak. Material
caregiving. Andalah yang mengatur dan memenuhi kebutuhan anak, seperti
rumah dan lingkungan sekitarnya termasuk alat permainan, buku-buku,
keselamatan dan kebebasan fisik. Social caregiving. Anda harus
memenuhi kebutuhan emosional dan interpersonal anak, seperti diantaranya
mencium, membelai, berbicara, bermain, mendengarkan anak, menyampaikan
pujian dan memberikan kedekatan emosional pada anak. Didactic
caregiving. Anda harus mendorong anak Anda untuk mengerti dan terlibat
dengan lingkungannya. Di tengah kesibukan kerja Anda luangkanlah
waktu dengan anak. Sungguh tidak adil bagi anak Anda kalau Anda lebih
mencintai pekerjaan Anda dibanding dengan dirinya. Pertumbuhan kepribadian
anak Anda sangat bergantung dengan bagaimana cara Anda membesarkan mereka.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Pemerintahan TUHAN (1)


: Keluaran 14 : 15-28


14:15.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian
kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.
14:16Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan
belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
14:17Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul
orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan
orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.
14:18Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku
memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang
berkuda."
14:19Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel,
lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan
mereka, lalu berdiri di belakang mereka.
14:20Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel;
dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga
yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.
14:21.Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN
menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu
menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
14:22Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan
mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
14:23Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan
orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut.
14:24Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang
kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.
14:25Ia
membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang
Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang
berperang untuk mereka melawan Mesir."
14:26Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya
air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang
berkuda."
14:27Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air
laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN
mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.
14:28Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh
pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak
ada yang tinggal dari mereka.

TUHAN menghendaki agar kita
membangun Kerajaan TUHAN atau menghadirkan Kerajaan TUHAN, artinya suasana
pemerintahan ALLAH harus hadir dalam hidup kita. Karena itu kita harus
membiasakan diri memercayai TUHAN dan pemerintahan-NYA yang tidak kelihatan
secara kasat mata.

TUHAN melatih bangsa Israel untuk mengenal TUHAN, kekuatan, dan pemerintahan-NYA. Melalui pengalaman di
tepi laut Teberau, TUHAN menunjukkan kehadiran kuasa dan pemerintahan-NYA.
Ketika laut Teberau terbelah, mata mereka tercelik untuk melihat kuasa
pemerintahan ALLAH. TUHAN juga membiarkan orang-orang Mesir mengejar mereka ke
tengah laut yang terbelah, sehingga orang-orang Mesir dicampakkan-NYA ke tengah
laut ketika air laut itu berbalik. Di sini tampak fakta pemerintahan dan
kedaulatan TUHAN dalam hidup bangsa Israel.

Menjadi orang percaya berarti kita menjadi manusia yang hidup dalam
pemerintahan TUHAN. Ternyata untuk memiliki keyakinan yang benar mengenai hal
ini bukan sesuatu yang mudah, sebab pemerintahan TUHAN ini tidak kelihatan.
Kita sudah terbiasa memercayai apa yang kelihatan. Banyak orang beranggapan
bahwa keyakinan ini hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang berkarunia
khusus, padahal kenyataannya tidak. Keyakinan ini merupakan hal biasa yang memang
harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Untuk ini kita harus mengembangkan
keyakinan tersebut.

Untuk mengembangkan keyakinan itu, kita harus membangun suasana jiwa yang
dikuasai oleh kerinduan terhadap perkara-perkara surgawi yaitu penghargaan
kepada nilai-nilai kekekalan. Untuk ini TUHAN Yesus berkata,
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi... Tetapi kumpulkanlah bagimu
harta di Surga" (Matius 6 : 19-20). Banyak orang
salah mengerti terhadap maksud ayat ini. Sekilas ayat ini pengertiannya mudah,
tetapi sebenarnya tidak. Maksud ayat ini adalah bahwa kita harus melatih diri
tidak terikat dengan hal-hal duniawi. Keterikatan terhadap hal-hal duniawi
membuat kita tidak menghargai nilai-nilai kekekalan. Dan tidak menghargai
nilai-nilai kekekalan berakibat kita tidak memercayai pemerintahan TUHAN yang
tidak kelihatan.

Sebagaimana IA pernah menghadirkan pemerintahan-NYA di tengah umat Israel, IA ingin kita menghadirkan
pemerintahan-NYA itu dalam hidup kita. Caranya dengan percaya kepada-NYA, taat
kepada Firman-NYA, dan mempunyai cara hidup sebagaimana layaknya seorang ahli
waris Kerajaan Surga.

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

TANGGA PIANO

Di sebuah mal di Stockholm, seperti di mal-mal lain, orang lebih
suka naik eskalator daripada tangga biasa. Pemilik mal lalu menjajal
ide unik. Mereka memodifikasi sebuah tangga di mal itu menjadi
seperti deretan bilah piano. Apabila orang menginjak anak tangga
demi anak tangga, muncullah bunyi seperti jika bilah piano ditekan.
Hasilnya? Orang jadi lebih tertarik untuk naik melalui tangga piano
itu dan menikmati musiknya daripada menggunakan eskalator. Rupanya,
kegembiraan bisa mengubah hal yang melelahkan jadi menggairahkan
untuk dilakukan.

Bangsa Israel menangis ketika menyimak pembacaan hukum Taurat, insaf
akan pelanggaran mereka. Namun, Nehemia malah mendorong mereka agar
mulai bersukacita. Apakah Nehemia bermaksud mengatakan bahwa mereka
tidak perlu bertobat? Tentu saja tidak. Hari itu-hari pertama bulan
baru-hari yang kudus, dan patut didedikasikan untuk bersukacita di
hadapan Tuhan. Mereka tidak perlu larut dalam kesedihan, dan justru
perlu menerima sukacita Tuhan yang akan menguatkan mereka. Matthew
Henry menulis, "Dukacita karena dosa seharusnya tidak menghambat
kita untuk bersukacita di dalam Allah, tetapi malah membawa dan
mempersiapkan kita untuk mengalaminya."

Orang kristiani cenderung terkesan serius dan "muram". Agak aneh
sebetulnya. Sebagai umat yang memiliki Penebus, kita mestinya
menjadi orang yang paling penuh sukacita, bukan? Kita mudah tertawa
atau tersenyum, dan berkarya secara antusias, penuh rasa syukur.
Sukacita itu akan menguatkan kita secara pribadi dan menular kepada
sesama di sekeliling kita --ARS

SUKACITA SELARAS DENGAN KEKUDUSAN

ORANG YANG KUDUS SUNGGUH-SUNGGUH BERSUKACITA

Ayat Alkitab: Nehemia 8:3-13

3. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di
depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan
laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab
Taurat itu.

4. Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat
untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica,
Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri
berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan
Mesulam.

5. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia
berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka
kitab itu semua orang bangkit berdiri.

6. Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang
menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan
muka sampai ke tanah.

7. Juga Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya,
Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang
Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara
orang-orang itu berdiri di tempatnya.

8. Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan
dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga
pembacaan dimengerti.

9. Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab
itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata
kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu.
Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu
menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.

10. Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah
sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian
kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah
kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita
karena TUHAN itulah perlindunganmu!"

11. Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu supaya diam dengan
kata-kata: "Tenanglah! Hari ini adalah kudus. Jangan kamu
bersusah hati!"

12. Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk
membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti
segala firman yang diberitahukan kepada mereka.

13. Pada hari yang kedua kepala-kepala kaum keluarga seluruh bangsa,
juga para imam dan orang-orang Lewi berkumpul pada Ezra, ahli
hukum Taurat itu, untuk menelaah kalimat-kalimat Taurat itu.


__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

ALLAH BERBICARA

Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam:
"Yakub, Yakub!" Sahutnya:
"Ya, Tuhan."

Lalu firman-Nya:
"Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi
ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah
yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti." (Keadian 46:2-4)

Dan TUHAN berbicara kepada
Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian
kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih
muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. (Keluaran 33:11)

Lalu turunlah TUHAN dalam
awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang
hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu
hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak
lagi. (Bilangan 11:25)

Engkau telah turun ke atas
gunung Sinai dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka
peraturan-peraturan yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan
dan perintah-perintah yang baik. (Nehemia 9:13)

Setelah pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(Ibrani 1:1-2)

Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu
juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat
Dia." (Yohanes 14:6-7)

Tidak Bisa Memilih Yeremia 20:7-9
2 Samuel 3-5; Lukas 14:25-35

Seorang teman pendeta bercerita, ia tidak pernah
punya keinginan menjadi pendeta. Waktu remaja sebetulnya ia ingin menjadi
tentara, tetapi berbagai pengalaman hidup yang ia alami malah menggiringnya
untuk masuk ke sekolah teologi. Ketika menempuh studi teologia pun berulang
kali ia berniat mundur. Namun entah bagaimana, selalu saja ada hal-hal yang
membuat ia tidak bisa mundur. Sampai akhirnya, ia selesai studi. Lalu terjun
dalam pelayanan jemaat dan menjadi pendeta.

Hidup ini terdiri dari pilihan-pilihan. Kita
memilih untuk begini dan begitu, ke sana dan ke sini. Akan tetapi, terkadang
dalam hal-hal tertentu kita tidak bisa memilih. Tuhan seakan-akan sudah
memilihkan untuk kita, dan kita tidak bisa tidak harus menjalani pilihan yang
sudah Tuhan tentukan itu. Contohnya Yunus. Tuhan sudah menetapkannya untuk
pergi ke Niniwe. Yunus tidak ingin pergi ke kota itu, sampai ia mencoba
melarikan diri, tetapi toh ia tidak bisa menghindar (Yunus 1-3).

Juga sama dengan Yeremia. Ia tidak ingin menjadi
nabi, status yang banyak membuatnya menderita lahir dan batin. Namun, setiap
kali ia mencoba menghindar, dalam hatinya selalu muncul sesuatu yang
menyala-nyala seperti api, dan ia tidak sanggup menahannya (ayat 9).

Kita pun mungkin pernah, atau bahkan tengah,
mengalami hal serupa; ingin lari dari suatu tugas panggilan, tetapi tidak
kunjung bisa. Ada saja yang menghalangi. Dalam situasi demikian, tidak ada
jalan lain, terima dan jalani tugas panggilan itu dengan rela. Jangan memberontak.
Sebab hanya akan melelahkan diri sendiri

Jangan
menghindari tugas panggilan Tuhan

seberat
apa pun, jalani dengan iman

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

KEBEBASAN FINANSIAL

Suatu hari, saya berkesempatan berbincang-bincang dengan seorang
agen keuangan. Ia menjelaskan tentang konsep kebebasan finansial dan
tahap-tahap yang perlu saya ikuti agar dapat mencapainya. Konsep ini
sendiri merujuk kepada keadaan ketika kita tidak lagi perlu bekerja
mencari uang, karena jumlah harta yang kita miliki sudah lebih dari
cukup untuk menafkahi kita seumur hidup. Tentu ini suatu keadaan
yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Namun, sebagai anak Tuhan
kita mesti selalu ingat bahwa tiada sesuatu pun yang pasti di dunia
ini, termasuk kekayaan. Jadi, kita perlu memegang perintah yang
Yesus sampaikan dalam perikop hari ini.

Ada seorang yang kaya raya dan memiliki hasil panen yang berlimpah.
Suatu saat ia mengamat-amati segala kekayaannya tersebut. Lalu ia
merasa bahwa hidupnya sudah terjamin untuk bertahun-tahun ke depan.
Ia sudah berhasil meraih kebebasan finansial! Tak perlu lagi bekerja
keras; tinggal menikmati hidup. Namun, Tuhan menghardik orang ini
dan mengingatkan bahwa rasa aman semacam itu tidak tepat. Sebab,
tiada materi apa pun dapat menjamin masa depan.

Merencanakan masa depan secara finansial, baik dengan agen keuangan
atau dilakukan sendiri, memang baik dan perlu. Namun, ingatlah bahwa
banyak hal bisa terjadi dan menghancurkan segala rencana tersebut.
Mungkin kecelakaan atau penyakit, bencana alam, krisis finansial,
dan sebagainya. Karena itu, jangan sampai perencanaan tersebut kita
jadikan sandaran hidup; menggantikan posisi Tuhan. Sebab hidup kita
tidak bergantung pada kekayaan (ayat 15) --ALS

RENCANA FINANSIAL TIDAK BISA MENJAMIN MASA DEPAN

HANYA TUHAN YANG BISA

Lukas 12:13-21

13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru,
katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan
aku."

14. Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah
mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"

15. Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah
terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."

16. Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya:
"Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.

17. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab
aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku.

18. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.

19. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu
banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

20. Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam
ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

21. Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi
dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

"Aku ini jangan takut!"
(Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21)

"Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui." (Yoh 6:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Takut rasanya menjiwai semua orang, entah hanya secara dangkal saja atau mendalam. Berbagai masalah, tantangan, godaan maupun tugas/pekerjaan baru dan berat sering membuat orang takut untuk menghadapinya. Ada juga orang yang takut bertemu dengan orang-orang tertentu yang dirasa cukup keras hati atau mudah marah dst.. Juga ada orang yang takut menghadapi kematian dirinya. Sabda Yesus kepada para rasul yang menghadapi `laut bergelora karena angin kencang : "Aku ini, jangan takut", kiranya baik menjadi refleksi atau permenungan kita. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita tidak perlu takut atau gentar sedikitpun dalam rangka menghadapi gelora kehidupan masa kini, karena Tuhan senantiasa dapat mengalahkan atau mengatasi segala sesuatu. Bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari berarti senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur, senantiasa berusaha membahagiakan atau menyelamatkan orang lain dalam cara hidup dan cara bertindaknya. Maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar kita senantiasa dalam keadaan baik dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu baiklah kita senantiasa setia dan menghayati janji-janji yang pernah kita ikrarkan atau melaksanakan aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, sehingga kita layak disebut sebagai pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga dan sekolah sedini mungkin dibiasakan untuk setia dan taat pada janji-janji atau hidup baik dan berbudi pekerti luhur, yang antara lain dengan teladan konkret dari orangtua maupun guru.
• "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." (Kis 6:2-4), demikian kata keduabelas rasul kepada para murid lain yang berkumpul. Apa yang disebut `melayani meja' adalah tugas sehari-hari dalam hal kebutuhan phisik, antara lain makanan, minuman, pakaian dan papan. Tugas macam ini hemat saya menjadi tugas kita semua, umat Allah, umat beriman dalam hidup kita sehari-hari dengan mengurus dan mengelola hal-ikhwal duniawi. Dalam mengurus dan mengelola hal-ikhwal duniawi diharapkan sebaik mungkin, antara lain memfungsikan aneka macam jenis harta benda dan uang sesuai dengan motto "ad intentio dantis" (=maksud pemberi). Sebagai contoh apa yang disebut sesuai dengan `maksud pemberi' antara lain: ada orang datang kepada saya memberi sumbangan untuk orang-orang miskin dan berkekurangan, maka saya tidak mungkin/bisa membelokkan pemanfaatan sumbangan tersebut untuk kepentingan lain, dalam lembaran perincian gaji pada umumnya ditulis gaji pokok dan tunjangan-tunjangan, tetapi jelas tidak ada tunjangan untuk judi, maka berjudi berarti melanggar `maksud pemberi', dst.. Jika kita dapat mengurus atau mengelola apa yang kelihatan seperti harta benda dan uang dengan baik dan benar, kiranya kita dengan mudah juga untuk berpartisipasi dalam pewartaan Firman atau Sabda Tuhan. Usul para rasul di atas kiranya erat kaitannya dengan pentingnya ada subsidiaritas atau pendelegasian di dalam hidup dan kerja bersama; jauhkan aneka macam monopoli dan sikap mental diktator dalam hidup dan kerja bersama. Kami berharap juga departemen yang melayani rakyat miskin sungguh berfungsi dengan baik dan benar, semoga aneka macam sumbangan dan anggaran tidak dikorupsi.

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN" (Mzm 33:1-2.4-5).

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com