Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam:
"Yakub, Yakub!" Sahutnya:
"Ya, Tuhan."
Lalu firman-Nya:
"Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku
akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. Aku sendiri akan menyertai engkau pergi
ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah
yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti." (Keadian 46:2-4)
Dan TUHAN berbicara kepada
Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian
kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih
muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. (Keluaran 33:11)
Lalu turunlah TUHAN dalam
awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang
hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu
hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak
lagi. (Bilangan 11:25)
Engkau telah turun ke atas
gunung Sinai dan berbicara dengan mereka dari langit dan memberikan mereka
peraturan-peraturan yang adil, hukum-hukum yang benar serta ketetapan-ketetapan
dan perintah-perintah yang baik. (Nehemia 9:13)
Setelah pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara
kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
(Ibrani 1:1-2)
Kata Yesus kepadanya:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu
juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat
Dia." (Yohanes 14:6-7)
Tidak Bisa Memilih Yeremia 20:7-9
2 Samuel 3-5; Lukas 14:25-35
Seorang teman pendeta bercerita, ia tidak pernah
punya keinginan menjadi pendeta. Waktu remaja sebetulnya ia ingin menjadi
tentara, tetapi berbagai pengalaman hidup yang ia alami malah menggiringnya
untuk masuk ke sekolah teologi. Ketika menempuh studi teologia pun berulang
kali ia berniat mundur. Namun entah bagaimana, selalu saja ada hal-hal yang
membuat ia tidak bisa mundur. Sampai akhirnya, ia selesai studi. Lalu terjun
dalam pelayanan jemaat dan menjadi pendeta.
Hidup ini terdiri dari pilihan-pilihan. Kita
memilih untuk begini dan begitu, ke sana dan ke sini. Akan tetapi, terkadang
dalam hal-hal tertentu kita tidak bisa memilih. Tuhan seakan-akan sudah
memilihkan untuk kita, dan kita tidak bisa tidak harus menjalani pilihan yang
sudah Tuhan tentukan itu. Contohnya Yunus. Tuhan sudah menetapkannya untuk
pergi ke Niniwe. Yunus tidak ingin pergi ke kota itu, sampai ia mencoba
melarikan diri, tetapi toh ia tidak bisa menghindar (Yunus 1-3).
Juga sama dengan Yeremia. Ia tidak ingin menjadi
nabi, status yang banyak membuatnya menderita lahir dan batin. Namun, setiap
kali ia mencoba menghindar, dalam hatinya selalu muncul sesuatu yang
menyala-nyala seperti api, dan ia tidak sanggup menahannya (ayat 9).
Kita pun mungkin pernah, atau bahkan tengah,
mengalami hal serupa; ingin lari dari suatu tugas panggilan, tetapi tidak
kunjung bisa. Ada saja yang menghalangi. Dalam situasi demikian, tidak ada
jalan lain, terima dan jalani tugas panggilan itu dengan rela. Jangan memberontak.
Sebab hanya akan melelahkan diri sendiri
Jangan
menghindari tugas panggilan Tuhan
seberat
apa pun, jalani dengan iman
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar