Kisah Para Rasul 2:42
Hakikat atau sifat terdalam kita seharusnya juga
menjadi ciri kita dalam keseharian, bukan? Lalu apakah hakikat terdalam hidup
orang beriman? Apakah sifat terdalam gereja Tuhan seharusnya? Terpancarkah itu
dalam keseharian kita?
Mungkin dalam merefleksikan hakikat dan ciri gereja
yang lahir dari khotbah perdana Petrus di hari Pentakosta, Petrus tiba pada
kesimpulan seperti ini: orang Kristen dan gereja Tuhan telah dilahirkan baru
oleh Injil yaitu pewartaan firman Allah. Karena itu wajarlah bila kita selalu
rindu akan susu yang murni dan yang rohani, yaitu firman Allah (lih. 1Ptr.
1:23, 25; 2:2). Melengkapi hal itu, Paulus yang mungkin sekali merenungkan
perjumpaannya di jalan ke Damsyik menyimpulkan bahwa kehidupan Kristen terjadi
karena Allah telah memanggil kita dengan panggilan-Nya yang ajaib, dan kita
oleh pertolongan Roh telah merespons panggilan tersebut (1Kor. 1:2). Hidup di
dalam Tuhan adalah hakikat kehidupan Kristen dan kehidupan gereja. Maka doa dan
firman harus merupakan ciri utama, ciri khas setiap gereja dan setiap orang
Kristen!
Bertekun dalam
firman adalah ciri utama pertama gereja perdana. Mereka mengalami kedahsyatan
firman yang mengubahkan hati yang keras dan menarik mereka dari penganiaya
Kristus menjadi pengikut Kristus. Firman itu menuntun mereka untuk mengenal
Allah sejati, memiliki persekutuan yang riil dengan Dia dan menyembah Dia
dengan benar. Dengan bertekun dalam firman, mereka bertekun dalam kebenaran,
masuk ke hati Allah sendiri, mengalami terang kemuliaan-Nya mengubahkan hidup
dan mendorong mereka untuk bermisi dengan Dia.
Bertekun dalam
persekutuan dan doa jadi ciri utama kedua gereja perdana. Mereka tidak
menjadikan kehidupan iman dan ibadah sebagai urusan pribadi, melainkan kesukaan
perayaan sebagai umat. Mereka bertekun dalam doa sebab di dalam doa kenyataan
kasih dan keajaiban anu-gerah Allah menyala-nyala. Janji Yesus, "di mana
dua-tiga orang berkumpul/berdoa dalam nama-Ku, di situ Aku hadir, "
terealisasi dahsyat. Fakta bahwa Roh yang di dalam kita lebih besar dari yang
menyesatkan dunia, mereka alami dalam ketekunan doa.
|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||
Menulis Surat
2 Korintus 3:1-4
Ayub 40:20-42;
Kisah Para Rasul 16:22-40
Ada sebuah pepatah, "buah jatuh tidak akan jauh
dari pohonnya". Artinya, setiap sifat dan perilaku anak tidak akan jauh dari
orangtuanya. Sebagaimana orangtua berlaku, demikianlah juga si anak meniru. Peribahasa
ini tidak bicara tentang garis keturunan, tetapi tentang bagaimana cara kita
mendidik anak. Mendidik anak ibarat menulis sesuatu di dalam hatinya, sehingga
setiap perkataan, sifat, dan perilaku yang kita tunjukkan kepada anak
sesungguhnya telah memberikan sebuah "goresan tinta" dalam diri si anak.
Paulus menyatakan bahwa jemaat di Korintus
merupakan sebuah surat pujian yang telah ditulis oleh pelayanannya, sehingga
sebagaimana orang melihat jemaat Korintus demikianlah orang melihat hidup
Paulus. Karena,
setiap perilaku jemaat Korintus mencerminkan yang diajarkan dan dilakukan oleh
Paulus. Apabila jemaat Korintus dipuji, pujian itu juga akan diterima Paulus;
sebaliknya jikalau mereka di cela, surat celaan jugalah yang akan diterima
Paulus.
Anak-anak kita pun seumpama surat kehidupan dari
kita, orangtuanya. Setiap orang yang membaca "surat kehidupan" tersebut; entah
memujinya atau mencelanya, secara tidak langsung itu sebetulnya tertuju kepada
kita juga. Jadi, jika anak kita menjadi nakal dan berperilaku tidak baik, salah
satu yang berperan dalam perilaku itu adalah orangtua, yaitu ketika kita tidak
pernah menggoreskan firman Tuhan dengan "tinta" Roh Allah di dalam hati mereka.
Oleh sebab itu, mari mulai sekarang goreskan "tinta" Roh Allah kita di dalam
hati anak-anak, baik melalui perkataan pun perilaku yang kita tunjukkan setiap
hari. Niscaya anak-anak kita akan menjadi surat pujian kita yang dapat dibaca
oleh setiap orang.
GORESAN TINTA KEHIDUPAN
ORANGTUA
AKAN MENENTUKAN ANAK
MENJADI SURAT YANG SEPERTI APA
Penulis: Riand Yovindra
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar