Selasa, 29 Juni 2010

Kehendak Bebas

Kejadian 2 : 9, 15–17

2:9 Lalu TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik
untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu,
serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

2:15 TUHAN Allah
mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan
buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Salah satukeistimewaan yang diberikan TUHAN kepada manusia adalah kehendak bebas. Ini adalah harta yang sangat berharga dan sangat istimewa yang tidak
bisa diintervensi oleh siapapun, bahkan oleh TUHAN sendiri. Apabila
dinyatakan bahwa TUHAN sendiri tidak bisa mengintervensi kebebasan yang
telah diterima manusia dari-NYA, ini sama sekali tidak bermaksud
mengurangi hormat terhadap supremasi atau keunggulan TUHAN dalam
kedaulatan-NYA. TUHAN sendiri dalam kedaulatan-NYA dengan rela
memberikan kedaulatan kepada manusia untuk menentukan pilihannya
sendiri. Sekecil apa pun, manusia telah diberi kedaulatan dalam wilayah
hidupnya yang juga dihargai oleh TUHAN. Dengan menghargai kedaulatan
manusia itu, berarti TUHAN menghargai kedaulatan-NYA sendiri. Dalam hal
ini TUHAN menunjukkan konsekuensi-NYA dalam menciptakan manusia dengan
kodrat kehendak bebasnya.

Ini tampak dari
kisah manusia pertama.
TUHAN menciptakan pohon pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden, dan IA tidak memagarinya untuk mencegah manusia memakan buah terlarang
tersebut. IA hanya memberi perintah agar manusia tidak memakan buah
pohon tersebut (ay. 15). Mungkin kita bertanya, untuk apa IA menciptakan pohon pengetahuan itu, jika buntutnya—seperti yang kita ketahui—manusia tetap memakannya, yang berarti manusia jatuh secara tragis?

Itulah bentuk pengakuan ALLAH terhadap kehendak bebas manusia. IA menginginkan manusia mencintai-NYA secara tulus dan sadar dengan kehendak bebasnya,
tetapi itu hanya mungkin jika ada pilihan atau kemungkinan untuk tidak
mencintai-NYA. IA memerintahkan manusia untuk patuh secara tulus dan
sadar, tetapi itu hanya mungkin jika ada pilihan atau kemungkinan untuk
tidak patuh. Pohon pengetahuan ditempatkan-NYA sebagai sarana jika
manusia memutuskan untuk tidak patuh kepada-NYA, dan berbalik dari-NYA.

Hal ini merupakan gambaran yang jelas mengenai bentuk dan mekanisme
kehidupan manusia. Fragmen yang terjadi di taman Eden adalah gambaran
kehidupan manusia; bukan hanya bagi manusia pertama, tetapi juga bagi
manusia di segala tempat dan sepanjang zaman. Kita harus mengakui bahwa
manusia dikendalikan oleh kehendak bebasnya—yang dalam istilah Latin
disebut liberum arbitrium— dalam menentukan nasib atau keadaan dirinya.
TUHAN sebagai Hakim menegakkan hukum kehendak bebas itu dengan segala
resiko dan konsekuensinya, baik bagi manusia maupun bagi TUHAN sendiri.
Walaupun itu berarti ketika manusia jatuh dalam dosa, ALLAH sendiri yang harus turun menyelamatkannya.
GBus,
http://virtuenotes.blogspot.com

"Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi."
(2Raj 17:5-8.13-15a.18; Mat:1-5)

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Mat 7:1-5),

• Senantiasa berpikiran positif (`positive thinking') daripada berpikiran negatif (`negative thingking') terhadap sesama atau orang lain, itulah inti Warta Gembira hari ini. Dengan kata lain kita dipanggil untuk bersemangat `karya penciptaan', yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang baik, benar, mulia dan indah. Kami percaya bahwa di dalam diri kita masing-masing lebih banyak apa yang baik daripada yang buruk, benar daripada salah, mulia daripada jorok, indah daripada amburadul. Maka pertama-tama kami harapkan agar kita sendiri senantiasa berpikiran positif terhadap diri kita sendiri, dan dengan demikian kita akan lebih mudah untuk berpikiran positif terhadap orang lain. Kita semua dipanggil untuk mahir atau ahli kebaikan bukan kejahatan alias ahli Roh Kudus, terampil dalam pembedaan roh (spiritual discernment). Maka kami mengajak anda sekalian untuk membiasakan latihan pembedaan roh atau pemeriksaan batin setiap hari (ingat pemeriksaan batin adalah bagian dari doa malam, doa harian). Hari ini kita kenangkan St.Aloysius Gonzaga, Yesuit muda/ biarawan, yang dikenal kerendahan hati, ketaatan dan ketekunan dalam tugas, dan ia menjadi teladan bagi kawan-kawannya. Kerendahan hati, ketaatan dan ketekunan juga merupakan buah atau kasih karunia Roh Kudus, anugerah Allah. Marilah kita mengusahakan dan memperdalam keutamaan kerendahan hati, ketaatan dan ketekunan, serta dengan rendah hati kita lihat dan akui keutamaan-keutamaan tersebut dalam diri saudara-saudari kita.
• "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." (2Raj 17:13), demikian nasihat atau pesan para nabi kepada bangsa terpilih. Pesan atau nasihat ini kiranya juga terarah pada kita semua, maka marilah kita renungkan dan hayati atau laksanakan. Aneka macam bentuk kejahatan membuat kabur penglihatan mati hati kita, suara hati kita semakin buta dan kita tak mampu membedakan apa yang baik dan buruk. Kita diingatkan untuk setia mengikuti dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, yang antara lain dapat kita lihat dalam berbagai kehendak baik saudara-saudari kita, dalam aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan panggilan, tugas pengutusan dan kewajiban kita masing-masing. Pertama-tama marilah kita saling melihat dan mendengarkan kehendak baik kita untuk disinerjikan dan kemudian dihayati bersama-sama. Dalam kehidupan bersama senantiasa ada aturan atau tatanan, entah lisan atau tertulis, yang harus kita taati atau laksanakan. Kami angkat lagi perihal peraturan berlalu lintas di jalanan, dimana dapat kita lihat aneka rambu-rambu lalu lintas. Ketaatan pada rambu-rambu lalu lintas atau kedisiplinan berlalu lintas hemat saya merupkan cermin kehidupan bersama: hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketaatan dan kedisiplinan ini kami harapkan sedini mungkin dibiasakan atau dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga maupun sekolah dengan teladan konkret dari para orangtua maupun para guru/pendidik. Ketaatan utama atau dasar adalah taat kepada kehendak Tuhan, maka kepada mereka yang akrab dan mesra hidup bersama dengan Tuhan selayaknya kehendak, nasihat atau pesannya kita dengarkan dan laksanakan, karena mereka bagaikan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk mewartakan apa yang baik dan benar.

"Ya Allah, Engkau telah membuang kami, menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami! Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab bumi telah goyang. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan." (Mzm 60:3-5)

"Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka"
(Am 2:6-10.13-16; Mat 8:18-22)


"Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka."(Mat 8:18-22), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Mengikuti Tuhan atau beriman memang harus total tanpa syarat atau catatan kaki sedikitpun, tidak ada tawar menawar. "Ikutilah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka", demikian jawaban Yesus atas orang yang mau mengikuti Dia dengan minta izin dahulu untuk menguburkan ayahnya, yang sebenarnya hanya mau mengundurkan diri saja. Orang mati di sini kiranya juga menggambarkan orang yang tidak hidup bergairah, tidak ingin tumbuh berkembang lebih lanjut, maju terus mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman alias `berhenti di tempat'/'mandheg'. Mengikuti Tuhan atau hidup beriman berarti harus siap berubah dan berkembang. Ingatlah dan hayatilah bahwa yang abadi di dunia ini adalah perubahan dan perkembangan, maka siapapun yang tak bersedia berubah atau berkembang pasti akan segera mati, terlindas arus perkembangan dan perubahan. Sel-sel anggota tubuh kita sendiri terus tumbuh berkembang dan berubah, maka tidak siap sedia tumbuh dan berubah berarti mengingkari diri sendiri. Memang kita diharapkan tidak asal tumbuh berkembang dan berubah, melainkan tumbuh berkembang dan berubah ke arah persahabatan mesra dengan Tuhan maupun sesama manusia, sehingga semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Untuk itu kita memang harus berani meninggalkan kehendak dan keinginan diri pribadi dan hanya mau mengikuti kehendak dan perintah Tuhan, yang antara lain dapat kita temukan dalam diri sesama yang berkehendak baik. Maka marilah kita dengarkan dan ikuti kehendak baik saudara-saudari kita, dengan kata lain marilah kita saling membagikan dan menerima kehendak baik serta kemudian kita sinerjikan untuk tumbuh berkembang dan berubah bersama-sama.
• "Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia" (Am 2:6-8). Jujur, tak bercela, adil dan setia itulah keutamaan-keutamaan yang harus kita hayati dan sebarluaskan. "Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata benar apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran…adil adalah sikap dan perilaku yang tidak berat sebelah dalam mempertimbangkan keputusan, tidak memihak dan menggunakan standar yang sama bagi semua pihak…setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat" (lihat: Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17, 24, 25). Siapapun yang bersikap dan berperilaku jujur, adil dan setia pasti akan memperoleh pertolongan dari Tuhan melalui orang-orang yang baik di sekitarnya, dan dengan demikian ia pasti tetap jujur, adil dan setia dalam hal apapun, kapanpun dan dimanapun. Kami harapkan anak-anak sedini mungkin dibiasakan atau dididik dalam hal jujur, adil dan setia di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua, serta kemudian ditindak-lanjuti di sekolah-sekolah sebagai bantuan bagi para orangtua dalam mendidik anak-anak mereka. Hendaknya ada kerjasama antara orangtua dan sekolah di dalam mendidik dan membina anak-anak, maka baiklah secara periodik sering diselenggarakan pertemuan dan dialog antar para orangtua dan staf kependidikan di sekolah dalam pendampingan dan pendidikan anak-anak. Ingatlah dan hayatilah bahwa anak-anak adalah buah atau korban kerjasama, dan hanya dapat tumbuh berkembang atau berubah ke arah yang baik dalam kerjasama atau kebersamaan juga.

"Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam, dan tidak ada yang melepaskan. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya."
(Mzm 50:22-23)

Suara TUHAN Secara Khusus

1 Samuel 3 : 2–14

3:2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat
dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.
3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait
suci TUHAN, tempat tabut Allah.
3:4 Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa
memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil; tidurlah
kembali." Lalu pergilah ia tidur.
3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali."
3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan
kepadanya.
3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun
bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang
memanggil anak itu.
3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia
memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini
mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang
sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
3:11. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Ketahuilah, Aku akan melakukan
sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising
kedua telinganya.
3:12 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah
Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir.
3:13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum
keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni
bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi
mereka!
3:14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga
Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."


Samuel, semasa masih bocah dan menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Imam Eli, dipakai TUHAN untuk
berbicara kepada Imam Eli, karena Eli sudah terlalu lama hidup tanpa
persekutuan yang benar dengan TUHAN. TUHAN lebih memercayai Samuel yang
dengan setia melayani TUHAN di Silo.

Suara TUHAN yang didengar
oleh Samuel secara audible (terdengar di telinga) ini adalah suara TUHAN secara khusus. Untuk rencana-rencana khusus-NYA yang harus kita
lakukan, IA secara ajaib dapat menggunakan sarana spektakuler seperti
mimpi, penglihatan, nubuatan dan lain sebagainya. Kadang-kadang suara
ini berisi pesan-pesan khusus baik bagi kita maupun orang lain.

Biasanya yang menerima suara khusus TUHAN adalah orang-orang yang dipilih TUHAN
karena dapat dipercayai-NYA—seperti Samuel—atau yang sudah dewasa
rohani, seperti Barnabas dan Saulus yang diutus TUHAN dari Antiokhia
untuk menjadi rasul bagi orang-orang bukan Yahudi(Kis.13:2). Maka berhati-hatilah
terhadap orang-orang yang mengatakan dirinya menyampaikan pesan TUHAN.
Bila tidak sangat mendesak, TUHAN tidak akan memakai orang lain untuk
berbicara kepada kita.

Samuel dipercaya TUHAN karena dari kecil
ia belajar melayani TUHAN dan mempelajari Firman-NYA. Jadi patut kita
perhatikan bahwa seseorang tidak akan dipercayai mendengar suara TUHAN
secara khusus ini kalau ia tidak memiliki landasan Firman-NYA. Kalau ada seseorang yang mengaku sebagai hamba TUHAN dan menyampaikan suara TUHAN secara khusus, padahal ia tidak mengerti Firman TUHAN dengan benar,
maka dia pasti nabi palsu.

Kalau kita mendengar suara yang
spektakuler itu, bagaimana kita memastikan bahwa itu suara TUHAN? Ada
beberapa kriteria yang dapat kita gunakan. Pertama, hal yang paling
prinsip ialah, suara TUHAN tidak mungkin bertentangan dengan
Firman-NYA. Kedua, suara TUHAN pasti mendatangkan damai sejahtera bagi
suasana jiwa kita. Kalau suara yang kita dengar membuat kita tidak
damai, haruslah kita mengujinya lebih teliti. Ketiga, suara TUHAN
menjadi berkat bagi orang yang menerimanya. Pasti mendatangkan
keuntungan bagi pertumbuhan iman dan harmonisasi hubungan kita dengan
TUHAN. Keempat, suara TUHAN mendorong hati kita memuliakan TUHAN. Hatikita akanbergemar,
memuji dan menyembah-NYA.

Iman kita akan bersaksi apabila suara
yang kita dengar sungguh-sungguh adalah suara TUHAN. Tetapi apabila ada
keragu-raguan, jangan takut menyelidiki Alkitab dengan teliti untuk
memastikannya.

GBus,
http://virtuenotes.blogspot.com

HUKUM TRUK SAMPAH

Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.

Kami melaju pd jalur yg benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dr tempat parkir tepat di depan kami.

Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.

Pengemudi mobil hitam tsb mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah kami.

Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang tersebut.

Saya sangat heran dgn sikapnya yg bersahabat.

Saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"

Saat itulah saya belajar dr supir taxi tsb mengenai apa yg saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".

Ia menjelaskan bahwa byk orang seperti truk sampah.

Mrk berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan.

Seiring dgn semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat utk membuangnya, & seringkali mereka membuangnya kpd anda.

Jgn ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup.

Jgn ambil sampah mereka utk kembali membuangnya kpd orang lain yang anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dlm perjalanan.

Intinya, orang yg sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dgn merusak suasana hati.

Hidup ini terlalu singkat utk bangun di pagi hari dgn penyesalan, maka kasihilah orang yg memperlakukan anda dgn benar, berdoalah bagi yg tidak.

Hidup itu 10% mengenai apa yg kau buat dengannya dan 90% ttg bagaimana kamu menghadapinya.

Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi ttg bagaimana belajar menari dlm hujan.

Selamat menikmati hidup...
‎​† Goϑ βℓεss чou †

"Aku mau jadilah engkau tahir."
(2Raj 25:1-12; Mat 8:1-4)

"Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." (Mat 8:1-4)

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Penyembuhan pasien atau orang sakit di rumah sakit hemat saya ada tiga faktor yang menentukan, yaitu: dokter dengan obat-obatnya, perawatan dan semangat pasien. Dokter dan perawatan merupakan bantuan, dan hemat saya semangat pasien sangat menentukan, sebagaimana dalam warta gembira hari ini ada seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus serta mohon untuk disembuhkan "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku". Maka dengan ini kami berharap kepada siapapun yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh, entah sedang dirawat di rumah sakit atau tinggal di rumah: hendaknya memiliki semangat untuk disembuhkan. Sembuh dari penyakit erat kaitannya dengan iman, penyerahan diri secara total kepada Tuhan melalui mereka yang dapat membantu penyembuhan. Siap sedia dengan penuh gairah untuk disembuhkan itulah yang kami harapkan bagi mereka yang sedang menderita sakit serta menghendaki untuk sembuh. Dan ketika telah sembuh hendaknya hidup dan bertindak sesuai dengan aturan kesehatan: makan dan minum sesuai pedoman hidup sehat, istirahat atau tidur memadai dan teratur, berolahraga secara teratur, dst.. "Persembahkan persembahan yang diperintahkan Musa sebagai bukti bagi mereka", itulah pesan Yesus kepada orang yang sakit kusta yang telah disembuhkan. "Serahkan diri anda kepada aneka aturan dan tatanan hidup sehat" itulah saran atau nasihat bagi anda yang telah disembuhkan dari penyakit. Kepada mereka yang sehat kami harapkan dapat menjadi teladan dalam hal mentaati atau melaksanakan aturan atau tatanan hidup sehat, serta dengan rendah hati memberitakan pengalaman kepada sesamanya.
• "Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang" (2Raj 25:9-12). Kehancuran kota Yerusalem terjadi karena warganya meninggalkan perintah-perintah Tuhan. Apa yang terjadi dengan kehancuran kota Yerusalem kiranya dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Hendaknya sebagai warga masyarakat atau kota, desa tertentu kita setia pada perintah Tuhan, yang antara lain dapat kita temukan dalam aneka aturan atau tatanan hidup bersama, jika kita menghendaki hidup damai sejahtera. Berbagai kekacauan, kesemrawutan dan ketidak-nyamanan hidup bersama terjadi karena kebejatan moral warga, antara lain hidup dan bertindak seenaknya sendiri, hanya mengikuti nafsu dan keinginan sendiri alias egois. Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang bersikap mental egois untuk bertobat atau memperbaharui diri, kemudian hidup sosial, `to be man or woman with/for others'. Kami berharap agar anak-anak sedini mungkin dibina dalam hal hidup sosial, antara lain dengan teladan konkret dari para orangtua. Pertama-tama hendaknya dibina hidup sosial di dalam keluarga, antar anggota keluarga, kakak-adik, dan kemudian keluarga terhadap tetangga atau warga satu rukun tetangga/RT. Pengalaman hidup sosial sehari-hari di dalam keluarga akan menjadi modal atau dasar kuat untuk hidup sosial di masyarakat luas. Di sekolah-sekolah hendaknya juga dibina atau dididik hidup sosial bagi para peserta didik, dan tentu saja juga disertai teladan konkret dari para pendidik/guru.

"Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!" Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?" (Mzm 137:1-4)

Langit Baru Dan Bumi Baru

Yohanes 14 : 1–3; 2 Petrus 3 : 7–13


Yohanes 14 : 1–3
14:1. "Janganlah gelisah hatimu;
percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

2 Petrus 3 : 7–13
3:7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan
disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
3:8. Akan
tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu
lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu
tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
3:9. Tuhan tidak
lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya
jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan
bertobat.
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada
hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur
dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di
atasnya akan hilang lenyap.
3:11. Jadi, jika segala sesuatu ini
akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup
3:12 yaitu kamu
yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu
langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena
nyalanya.
3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.


Maksud rencana
agung TUHAN menciptakan dunia yang indah ialah menempatkan manusia
sebagai pengelolanya. Inilah sebenarnya kehendak Sang Khalik langit dan bumi, TUHAN Semesta Alam. IA adalah seniman agung yang menikmati hasil karya-NYA. Maka IA dapat menilai ciptaan-NYA sungguh amat baik (Kej.
1:31). Tidak mungkin IA mengatakan "baik", kalau IA tidak menikmatinya. Dalam hal ini ternyata TUHAN juga pribadi penikmat yang memiliki
nilai-nilai estetika.

Kejatuhan
manusia dalam dosa merusak rencana TUHAN dan keindahan ciptaan-NYA.
Manusia terpisah dari TUHAN dan bumi terhukum (Rm. 3:23). Manusia
binasa dan bumi mengalami penurunan grafik kemakmuran, kenyamanan dan
keindahan yang akhirnya nanti akan hancur (2Ptr. 3:10–11). Bumiyang kita diami ini, atau mungkin tata surya Matahari, atau bahkan mungkin galaksi Bimasakti di mana planet
Bumi berada, akan menjadi lautan api.

Dalam hal ini bukan berarti rencana ALLAH gagal. ALLAH
tidak pernah gagal dengan apa yang direncanakan-NYA (Ayb. 42:2).
Rencana ALLAH sebetulnya belum selesai. TUHAN tetap masih melaksanakan
rencana dan kehendak-NYA ini. Ia bermaksud menciptakan dunia lain,
yaitu langit baru dan bumi yang baru (Yoh. 14:1–3). Inilah proyek akbar dan kekal yang dimiliki oleh TUHAN Semesta Alam, yang harus dipahami
setiap umat pilihan-NYA.

TUHAN
memilih orang-orang yang menerima anugerah-NYA untuk menempati dunia
baru itu dan memerintah masyarakatnya (Luk. 22:28–30). Jadi pada intinya, panggilan sebagai umat pilihan adalah panggilan untuk menempati langit baru dan bumi baru itu.
Kekristenan adalah perjalanan untuk belajar menjadi umat TUHAN yang
layak bagi DIA agar dapat menerima warisan langit baru dan bumi baru
tersebut. Itulah sebabnya setiap orang percaya harus mengalami
pemuridan. Pemuridan ini sama dengan pendewasaan rohani yang membuat
umat hidup tidak bercacat dan tidak bercela.

Oleh sebab itu mari kita renungkan betapa berharganya
panggilan yang TUHAN berikan. Panggilan ini tidak dimiliki oleh
orang-orang sebelum jaman Yesus, padahal mereka merindukannya (Luk. 10:23–24). Panggilan ini pasti bukan sesuatu yang sederhana. Yang pasti, ini lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan jasmani, sebab
kalau mengenai pemenuhan kebutuhan jasmani, umat Perjanjian Lama
kenyataannya lebih makmur daripada umat Perjanjian Baru.

"Di mana hartamu berada di situ juga hatimu berada"
(2Raj 11:1-4.9-18.20; Mat 6:19-23)

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Mat 6:19-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Perwujudan perhatian atau cintakasih yang utama hemat saya adalah `pemborosan waktu dan tenaga' bagi yang diperhatikan atau dicintai. `Pemborosan waktu dan tenaga' tersebut merupakan perwujudan apa yang ada di dalam hati seseorang. Apa yang menjadi perhatian utama kita setiap hari, dimana kita memboroskan waktu dan tenaga kita? Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan memanggil kita semua untuk `memperhatikan harta di sorga' alias nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup yang menyelamatkan dan membahagiakan jiwa. Memang apa yang harus kita kerjakan atau lakukan setiap adalah hal-ihwal atau seluk-beluk duniawi, maka baiklah kita dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu senantiasa berusaha untuk menghasilkan buah-buah yang menyelamatkan atau membahagiakan jiwa. "Menemukan Tuhan dalam segala sesuatu atau segala sesuatu di dalam Tuhan", itulah motto atau pedoman hidup yang harus kita hayati setiap hari. Untuk menghayati motto atau pedoman ini antara lain kita menempatkan atau memfungsikan aneka macam jenis harta benda, pekerjaan, kesempatan dst.. sebagai sarana untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan, maka sebagaimana dinasehatkan oleh St.Ignatius Loyola di dalam Latihan Rohani: hendaknya ketika harta benda mengganggu dalam mengusahakan keselamatan atau kebahagiaan jiwa disingkirkan, dihindari atau dibuang saja. Sabda Yesus hari ini juga mengingatkan kita semua untuk menjaga kesucian anggota-anggota ttubuh kita masing-masing, maka baiklah kita saling menjaga dan mengingatkan. Kami juga mengingatkan dan mengajak kita semua perihal pendidikan anak-anak: hendaknya anak-anak dididik dan dibina agar tumbuh berkembang menjadi pribadi baik dan berbudi pekerti luhur, dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua maupun guru/pendidik.
• "Mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ." (2Raj 11:16), demikian berita akhir hidup Atalya, yang telah membunuh keturunan saja di istana raja. Perhatiannya terarah untuk membunuh atau membinasakan orang lain, dan akhirnya menjadi `senjata makan tuan', dimana ia sendiri menjadi korban perhatiannya. Apa yang dilakukan dan dialami oleh Atalya ini kiranya baik menjadi bahan refleksi atau permenungan kita semua, lebih-lebih bagi mereka yang masih suka atau sering menghabisi, membenci, melecehkan, memeras, menindas orang lain. Kepada mereka ini kami ingatkan bahwa pada suatu saat anda sendiri akan menjadi korban yang mengerikan jika anda tidak bertobat pada saat ini. Ingatlah bahwa ketika anda membenci atau melecehkan orang lain berarti pada saat itu tambah musuh, meskipun yang anda benci atau lecehkan tidak memusuhi anda. Hendaknya juga diingat dan disadari bahwa ketika kita membenci orang lain berarti memboroskan waktu dan tenaga tiada guna, dan untuk itu butuh energi atau tenaga besar. Saya memperoleh info dari beberapa orang perihal mereka yang suka membunuh dan merusak di negeri ini, bahwa mereka akhirnya meninggal dunia dengan tidak wajar; dan mungkin dalam bahasa rakyat berarti mereka kena `hukum karma'. Atalya melakukan pembunuhan sebagai balas dendam atas anaknya yang telah dibunuh, dan memang balas dendamnya lebih besar dan mengerikan, begitulah orang yang telah gelap mata maupun hati. Atalya kiranya ingin menjadi raja dengan membunuh anak-anak raja, namun ada seorang anak raja yang selamat yaitu Yoyada, yang akhirnya menjadi raja yang berpihak pada rakyat dan Tuhan. Kami berharap kepada para pemimpin, raja, tokoh masyarakat untuk berpihak pada rakyat dan Tuhan: boroskan waktu dan tenaga anda demi kebahagiaan dan keselamatan rakyat.

"TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan-peraturan-Ku yang Kuajarkan kepada mereka, maka anak-anak mereka selama-lamanya akan duduk di atas takhtamu." Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya."
(Mzm 132:11-14)

"Hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian"
(2Taw 24:17-25; Mat 6:24-34)


"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:24-34)


• Hidup, makanan dan pakaian rasanya dapat menjadi symbol hirarki nilai, yaitu: nilai moral, nilai hukum dan nilai sopan santun. Yang paling tinggi dan utama adalah nilai moral, perihal baik atau buruk, maka marilah kita senantiasa mengusahakan diri menjadi pribadi yang baik atau bermoral, orang yang memiliki kebiasan berbuat baik kepada sesamanya. Memang untuk masa kini menjadi pribadi baik atau berbuat baik akan menghadapi kesusahan atau penderitaan, antara lain dapat dicurigai atau dihambat. Jika kita baik dan melakukan apa yang baik, hendaknya tidak kuatir atau takut dalam menghadapi kesusahan atau penderitaan, karena entah penderitaan atau kesusahan merupakan jalan untuk memperdalam dan memperkuat apa yang baik di dalam diri kita. Asal kita baik dan senantiasa berbuat baik kepada orang lain, percayalah kita tak akan berkekurangan dalam hal makanan maupun pakaian, tentu saja tidak perlu yang mewah atau berfoya-foya. Dalam hal makanan dan minuman kami harapkan untuk menyantap makanan dan minuman yang sehat dan bergizi dalam rangka menjaga hidup kita tetap bugar dan segar. Marilah kita imani Allah yang senantiasa mendampingi dan membekali perjalanan hidup dan panggilan kita.
• "Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Ia pun meninggalkan kamu!" (2Taw 24:20), demikian kata Zakharia, yang penuh dengan Roh Allah, kepada rakyat. Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Kita sebagai orang beriman juga sering disebut sebagai umat Allah, artinya umat milik Allah. Hidup kita serta segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita tidak pernah melupakan Allah di dalam hidup sehari-hari. Memang jika kita mendambakan hidup sejati pada masa kini maupun di akhirat nanti, kita hendaknya senantiasa melaksanakan kehendak Allah, setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan. Maka tak henti-hentinya kami mengingatkan pentingnya setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan, entah itu janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, janji kepegawaian/pelajar, dst.. Sebagai yang telah dibaptis marilah kita senantiasa setia pada janji baptis, dimana kita pernah berjanji untuk hanya mau mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Mengabdi Tuhan secara konkret berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui saudara-saudari kita, maka marilah dengan rendah hati kita senantiasa berusaha membahagiakan orang lain dimanapun dan kapanpun, alias menjadi orang baik dan berbudi pekerti luhur. Kami juga berharap kepada kita semua untuk tidak takut dan tidak gentar meneladan Zakharia, yaitu mengingatkan dan menegor saudara-saudari kita yang meninggalkan atau melupakan Tuhan untuk bertobat. Jika kita tidak mengingatkan saudara-saudari kita berarti kita mendukung atau menyetujui mereka.

"Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku, maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku." (Mzm 89:31-34)

SISI-SISI BAIK

Ketika menulis surat Filipi, Paulus
tengah dipenjara karena memberitakan Injil. Jauh dari marah dan
menyesali kondisi yang ia alami, Paulus justru melihat pemenjaraan
dirinya ada hikmahnya. Yakni, menyebabkan kemajuan Injil (ayat 12);
dan membuat kebanyakan saudara seimannya semakin berani memberitakan
firman Tuhan (ayat 14). Karenanya, ia pun tidak kehilangan sukacita
dan rasa syukurnya. Di bagian akhir suratnya, ia menegaskan kembali
pengharapan dan keyakinan imannya (Filipi 4:4-9).

Begitulah, di balik setiap kejadian atau keadaan yang kita alami,
termasuk yang tidak menyenangkan sekalipun, selalu ada sisi-sisi
baiknya. Kuncinya, kita tidak terjebak dalam kemarahan dan
kekecewaan yang berkepanjangan. Menjalani apa pun yang terjadi
dengan penyerahan diri kepada Tuhan; juga dengan keyakinan bahwa di
balik semua itu pasti ada hikmahnya. Mungkin hal itu tidak
menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya, kita tidak akan kehilangan
sukacita dan rasa syukur --AYA

KEMARAHAN DAN PENYESALAN ATAS SEBUAH PERISTIWA BURUK
BIASANYA HANYA MENGUNDANG MASALAH BARU

Ayat Alkitab: Filipi 1:12-19

12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa
yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,

13 Sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain,
bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.

14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan
karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang
firman Allah dengan tidak takut.

15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan
perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud
baik.

16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu,
bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,

17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud
yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat
bebanku dalam penjara.

18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus
diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur.
Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah
keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.

http://www.wilotocorp.com

HATI YESUS YANG MAHAKUDUS:

Yeh 34:11-16; Rm 5:5b-11; Luk 15:3-7
"Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan."
Suatu pengalaman dan kenyataan yang sungguh konkret kita hayati atau alami setiap hari: ketika ada saudara atau saudari kita sedang sakit serta dirawat di rumah sakit pada umumnya kita sungguh memberi perhatian, apalagi ketika ada sahabat, kenalan atau saudara kita mati alias dipanggil Tuhan. Sebaliknya ketika mereka dalam keadaan baik alias biasa-biasa saja pada umumnya kita kurang memberi perhatian. Hal yang senada terjadi dalam diri kita, tubuh kita sendiri: ketika anggota tubuh kita sehat semuanya pada umumnya kita hidup seenaknya, sebaliknya ketika ada anggota tubuh kita atau bagian tubuh kita yang sakit kita akan memberi perhatian luar biasa; mau mandi diperhatikan, mau tidur diperhatikan, dst… Beaya perawatan yang sedang sakit untuk menjadi sembuh pada umumnya mahal, lebih mahal dari hidup biasa jika dihitung per hari, namun demikian dengan segala upaya dan daya, termasuk cari pinjaman jika perlu, kita akan menyediakan beaya perawatan tersebut. Kegembiraan luar biasa terjadi ketika yang sakit menjadi sembuh. Pengalaman manusiawi tersebut di atas kiranya baik sebagai jembatan untuk merenungkan Hati Yesus Yang Mahakudus, yang kita rayakan hari ini.

"Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Luk 15:6-7).

Hati Yesus yang tergantung di kayu salib ditusuk tombak, dan dari HatiNya/lambungNya mengalirlah air dan darah segar, lambang sakramen-sakramen Gereja yang menyelamatkan. Hati yang terluka dan terbuka juga melambangkan penyerahan Diri Yesus secara total kepada kehendak Allah demi keselamatan seluruh dunia/umat manusia. Hati yang terbuka mengundang dan memanggil semua orang berdosa untuk masuk ke dalam HatiNya guna mohon kasih pengampunan, `minum air dan darah segar', yang menghidupkan dan menyegarkan.

Jika kita jujur mawas diri, kami percaya kita semua adalah orang-orang berdosa yang membutuhkan kasih pengampunan atau pertobatan, maka marilah kita bersembah-sujud kepada Hati Yesus yang tergantung di kayu salib. Percayalah dengan sepenuh hati bahwa jika kita bersembah-sujud kepadaNya pasti akan menerima kasih pengampunan, dan dengan demikian kita sungguh hidup, segar bugar baik secara jasmani maupun rohani. Kita dikuasai atau dirajai oleh HatiNya Yang Mahakudus dan dengan demikian kita juga dipanggil untuk meneladan HatiNya, yang mengalirkan air dan darah segar. Meneladan Hati Yesus Yang Mahakudus berarti sepak terjang, perilaku, cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun menggairahkan dan menyegarkan orang lain; cara hidup dan cara bertindak kita mengundang dan memberdayakan orang lain untuk bertobat atau memperbaharui diri, semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

"Akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan". Sabda Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita semua, entah sebagai orang berdosa atau merasa diri sebagai orang baik. Yang merasa berdosa kami harapkan dengan rendah hati mohon kasih pengampunan Tuhan, sedangkan yang merasa diri baik hendaknya hidup penuh dengan syukur dan terima kasih seraya menghayati bahwa semua kebaikan yang ada adalah anugerah Tuhan. Berdevosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus memanggil kita untuk hidup dan bertindak dengan rendah hati, penuh syukur dan terima kasih, karena perhatian Tuhan yang luar biasa kepada kita orang-orang yang lemah, rapuh dan berdosa ini.
"Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati" (Rm 5:6-7)

Yesus yang baik `berani mati' bagi kita semua orang berdoa, demi keselamatan dan kebahagiaan kita semua, orang-orang durhaka dan berdosa. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia dengan mempersembahkan diri seutuhnya, wafat di kayu salib; Ia menjadi pemenuhan ramalan para nabi, sebagaimana juga dikatakan oleh nabi Yeheskiel ini :"Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya" (Yeh 34:16). Kita semua yang berbakti atau berdevosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus dipanggil untuk meneladan Dia, memenuhi ramalan atau apa yang dikatakan oleh nabi Yeheskiel tersebut, maka marilah apa yang dikatakan nabi Yeheskiel tersebut juga menjadi kata-kata kita serta kita wujudkan ke dalam tindakan konkret.

Marilah kita cari yang hilang, kita bawa pulang yang tersesat, kita balut yang luka, kita kuatkan atau sembuhkan yang sakit, kita lindungi yang gemuk dan kuat, dst..dengan kata lain kita gembalakan mereka semua, lebih-lebih mereka yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita. Meneladan Hati Yesus yang Mahakudus antara berarti bersikap mental sorang gembala yang baik Gembala baik pada umumnya berani mati bagi yang digembalakan, karena sangat mengasihi mereka yang harus digembalakan. Gembala baik mengasihi yang digembalakan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh.

Para orangtua, guru/pendidik atau pemimpin kami harapkan bersikap mental gembala baik dalam rangka menghayati panggilan atau melaksanakan tugas kewajiban. Orangtua menjadi gembala bagi anak-anaknya, guru/pendidik menjadi gembala bagi para peserta didik, dan seorang pemimpin menjadi gembala bagi para anggotanya. Sebagai gembala pertama-tama memang harus baik, dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya; kemanapun pergi dan dimanapun berada senantiasa mempesona, menarik dan memikat bagi yang lain untuk mendekat dan mengasihinya. Gembala yang baik mengenal yang digembalakan, menuntun keluar ke padang hijau domba-dombanya, dst.. Para orangtua hendaknya sungguh mengenal anak-anaknya dan kemudian mendidik dan mendampinginya menuju ke kedewasaan sejati, menjadi pribai yang cerdas spiritual. Para guru/pendidik hendaknya sungguh mengenal para peserta didik sehingga dapat mendampingi dengan baik, menolong mereka untuk menemukan jalan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sang pemimpin hendaknya mengenal semua anak buahnya dan kemudian mengusahakan kebersamaan hidup dan kerja sedemikian rupa sehingga semua orang merasa kerasan, bahagia dan nikmat tinggal dan bekerja di dalamnya. Baik orangtua, guru/pendidik maupun pemimpin hendaknya juga bersikap mental untuk `mencari yang hilang', alias memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan, yang sakit dan menderita, yang lemah dan tak berdaya, dst…

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mzm 23)

Jangan Simpan Rahasia Bila Mau Rumah Tangga Sehat


Menjalani kehidupan sebagai suami istri, kejujuran merupakan hal yang
utama. Namun, ternyata itu bukanlah satu-satunya. Mengapa? Karena ada hal
lain yang Anda berdua perlu miliki agar bahtera rumah Anda tidak hanya jauh
dari perceraian, tetapi juga benar-benar sehat. Apakah itu? Tidak lain dan
tidak bukan adalah keterbukaan. Keterbukaan disini mengandung arti total.
Tidak ada yang namanya keterbukaan setengah, seperempat, ataupun tiga
perempat. Seperti halnya dengan kejujuran, Anda harus bisa terbuka apa
adanya dengan pasangan Anda. Jangan biarkan diantara Anda berdua menyimpan
rahasia. Pada awalnya mungkin Anda bisa bersikap menutupi-nutupi rahasia
Anda, tetapi percayalah itu tidak akan lama. Faktanya, cukup banyak
pernikahan yang hancur karena suami-istri menyimpan hal-hal yang sebenarnya
tidak perlu dirahasiakan. Tragis memang, hubungan yang sudah terjalin
selama bertahun-tahun harus putus hanya karena masing-masing pihak tidak
mau terbuka. Salah satu hal yang biasanya dirahasiakan oleh seorang suami
atau istri adalah mengenai kehidupan masa lalu mereka. Karena ingin tampil
sempurna di mata pasangan, apa yang pernah terjadi di waktu lampau mereka
pendam dalam-dalam. Akhirnya, mereka pun menjadi orang yang bertopeng.
Sebagai suami-istri, Anda tidak perlu malu menceritakan apa yang pernah
Anda lakukan atau alami sebelum Anda berdua bertemu. Justru dengan
keberanian Anda mengungkapkan semuanya itu, pernikahan Anda yang telah
dipersatukan Tuhan semakin erat dan mesra. Ini adalah awal yang baik dan
benar untuk memperkuat ikatan batin diantara Anda berdua. Jika Anda
berhasil mengungkapkan rahasia masa lalu Anda kepada pasangan Anda maka
tidak akan ada sesuatu hal pun yang perlu Anda rahasiakan kepada pasangan
Anda. Akhir tulisan, selamat menikmati hubungan sehat Anda dengan
suami/istri Anda di hari-hari kedepan.

Musafir

Ibrani 11 : 8-16

11:8 Karena iman
Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan
Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang
direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk
menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang
telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit
dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang
yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari
jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa
mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah
asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai
kesempatan untuk pulang ke situ.
11:16 Tetapi sekarang
mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air
sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia
telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Sebagai orang pertama yang dipanggil
TUHAN menjadi musafir—yaitu orang yang berpola pikir sebagai warga
Kerajaan Surga, dan menyadari bahwa dunia ini hanya tempat tinggal
sementara— Abraham ternyata dipanggil TUHAN ke negeri yang sebenarnya
bukan berada di bumi ini (Ibr. 11:13). Sekalipun hanya melihat dari
jauh—entah dengan melalui penglihatan atau mimpi—Abraham tetap taat dan
menyadari kemusafiran hidupnya. Dan saat sudah sampai di Tanah Kanaan,
Abraham tinggal di kemah -seperti orang yang hanya singgah sementara di
suatu tempat- (ayat 9) meski sebenarnya Abraham adalah orang yang sangat kaya.

Proses
pemusafiran—atau proses menjadi musafir—ini bukan hanya untuk Abraham,
TUHAN juga menghendaki kita menjalani proses pemusafiran ini. Caranya?
Bisa saja IA memanfaatkan ketidaktahuan kita, tetapi tentu bisa juga
melalui pelayanan pekerjaan Tuhan di bumi ini. Pelayanan pekerjaan Tuhan bisa dikatakan sukses kalau anak-anak TUHAN memiliki jiwa musafir. Mari kita mulai menyadari menghayati bahwa kita adalah warga Kerajaan Surga
yang bukan berasal dari dunia ini, dan menyediakan diri kita memasuki
proses pemusafiran. Dan kita juga perlu menyukseskan pelayanan pekerjaan TUHAN, yaitu memusafirkan sesama orang percaya, mengubah pola pikir
mereka dari duniawi menjadi rohani.


http://virtuenotes.blogspot.com


__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

JANGAN MENANGIS MAMA

Kategori: Cerita - Rencana Allah


Bu Sally segera bangun ketika melihat dokter bedah keluar dari kamar
operasi.

Dia bertanya dengan penuh harapan: "Bagaimana anakku?
Apakah dia dapat disembuhkan? Kapan saya boleh menemuinya?"

Dokter bedah menjawab, "Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya
anak ibu tidak tertolong"

Bu Sally bertanya dengan hati remuk, "Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa
terkena kanker? Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi?" Di mana Engkau Tuhan
ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "

Dokter bedah menjawab, "Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya
anak ibu tidak tertolong"

Bu Sally bertanya dengan hati remuk, "Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa
terkena kanker? Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi? Di mana Engkau Tuhan
ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "

Dokter bedah bertanya, "Apa Ibu ingin bersama dengan anak ibu selama
beberapa waktu? Perawat akan keluar untuk beberapa menit sebelum jenazahnya
dibawa ke universitas. "

Bu Sally meminta perawat tinggal bersamanya saat dia akan Mengucapkan
selamat jalan kepada anak lelakinya. Dengan penuh kasih dia mengusap rambut
anaknya yang hitam itu.

"Apa ibu ingin menyimpan sedikit rambutnya sebagai kenangan?" perawat itu
bertanya.

Bu Sally mengangguk. Perawat memotong sedikit rambut dan menaruhnya di dalam
kantung plastik untuk disimpan.

Ibu Sally berkata, "Jimmy anakku ingin mendonorkan tubuhnya untuk diteliti
di Universitas. Dia mengatakan mungkin dengan cara ini dia dapat menolong
orang lain yang memerlukan. Awalnya saya tidak membolehkan tapi Jimmy
menjawab, 'Ma, saya kan sudah tidak membutuhkan tubuh ini setelah mati
nanti. Mungkin tubuhku dapat membantu anak lain untuk bisa hidup lebih lama
dengan ibunya.' "

Bu Sally terus bercerita, "Anakku itu memiliki hati emas. Jimmy selalu
memikirkan orang lain. Selalu ingin membantu orang lain selama dia bisa
melakukannya. "

Bu Sally meninggalkan rumah sakit setelah menghabiskan waktunya selama enam
bulan di sana untuk merawat Jimmy.

Dia membawa kantung yang berisi barang-barang anaknya.
Perjalanan pulang sungguh sulit baginya. Lebih sulit lagi ketika dia
memasuki rumah yang terasa kosong.

Barang-barang Jimmy ditaruhnya bersama kantung plastik yang berisi segenggam
rambut itu di dalam kamar anak lelakinya. Dia meletakkan mobil mainan dan
barang-barang milik pribadi Jimmy, anaknya, di tempat Jimmy biasa menyimpan
barang-barang itu. Kemudian dibaringkan dirinya di tempat tidur. Dengan
membenamkan wajahnya pada bantal, dia menangis hingga tertidur. Di sekitar
tengah malam, bu Sally terjaga. Di samping bantalnya terdapat sehelai surat
yang terlipat.

Surat itu berbunyi:
"Mama tercinta, Saya tahu mama akan kehilangan saya; tetapi saya akan selalu
mengingatmu ma dan tidak akan berhenti mencintaimu walaupun saya sudah tidak
bisa mengatakan 'Aku sayang mama'.

Saya selalu mencintaimu bahkan semakin hari akan semakin sayang padamu ma.
Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi. Sebelum saat itu tiba, jika mama
mau mengadopsi anak lelaki agar tidak kesepian, bagiku tidak apa-apa ma..
Dia boleh tidur di kamarku dan bermain dengan mainanku. Tetapi jika mama
memungut anak perempuan, mungkin dia tidak melakukan hal-hal yang dilakukan
oleh kami, anak lelaki. Mama harus membelikannya boneka dan barang-barang
yang diperlukan oleh anak perempuan. Jangan sedih karena memikirkan aku ma.
Tempat aku berada sekarang begitu indah. Kakek dan nenek sudah menemuiku
begitu aku sampai di sana dan mereka menunjukkan tempat-tempat yang indah.
Tapi perlu waktu lama untuk melihat segalanya di sana.

Malaikat itu sangat pendiam dan tampak dingin. Tapi saya senang melihatnya
terbang. Dan apa mama tahu apa yang kulihat? Yesus tidak terlihat seperti
gambar-gambar yang dilukis manusia. Tapi, ketika aku melihat-Nya, aku yakin
Dia adalah Yesus. Yesus sendiri mengajakku menemui Allah Bapa! Tebak ma apa
yang terjadi? Aku boleh duduk di pangkuan Bapa dan berbicara dengan-Nya
seolah-olah aku ini orang yang sangat penting.

Aku menceritakan kepada Bapa bahwa aku ingin menulis surat kepada mama untuk
mengucapkan selamat tinggal dan kata-kataku yang lain. Namun aku sadar bahwa
hal ini pasti tidak diperbolehkan-Nya. Tapi mama tahu, Allah sendiri
memberikan sehelai kertas dan pensil-Nya untuk menulis surat ini kepada
mama. ter.

Saya pikir malaikat Gabriel akan mengirimkan surat ini kepadamu ma. Allah
mengatakan akan menjawab pertanyaan mama ketika mama bertanya 'Di mana Allah
pada saat aku membutuhkan-Nya?' Allah mengatakan Dia berada bersama diriku
seperti halnya ketika putera-Nya Yesus disalib.

Dia ada di sana ma, dan dia selalu berada bersama semua anak.
Ngomong-ngomong, tidak ada orang yang dapat membaca apa yang aku tulis
selain mama sendiri. Bagi orang lain, surat ini hanya merupakan sehelai
kertas kosong. Luar biasa kan ma? Sekarang saya harus mengembalikan pensil
Bapa yang aku pinjam.

Bapa memerlukan pensil ini untuk menuliskan nama-nama dalam Buku Kehidupan.
Malam ini aku akan makan bersama dengan Yesus dalam perjamuan-Nya. Aku yakin
makanannya akan lezat sekali. Oh, aku hampir lupa memberitahukanmu ma. Aku
sudah tidak kesakitan lagi. Penyakit kanker itu sudah hilang. Aku senang
karena aku tidak tahan merasakan sakit itu dan Bapa juga tidak tahan melihat
aku kesakitan.

Itulah sebabnya mengapa Dia mengirim Malaikat Pembebas untuk menjemputku.
Malaikat itu mengatakan bahwa diriku merupakan kiriman istimewa! Bagaimana
ma? Salam kasih dari Allah Bapa, Yesus & aku. "


Renungan: Pembantaian Lli - Tahun 1342

Salah satu misi penginjilan paling awal dan berhasil dengan baik di China
adalah di tempat yang paling tidak mungkin - Kota perbatasan Lli Baliq
(sekarang di kenal sebagai Yining) yang berada di wilayah terpencil di barat
laut China. Pada abad ke 14, Lli dianggap sebagai bukan bagian dari China
yang beradab. Ribuan penjahat dan orang Kristen teraniaya dibuang di sana
untuk menghabiskan sisa hidup mereka dalam pembuangan.

Sekelompok orang Kristen dewasa, dipilih oleh pemimpin gereja, mempelopori
penginjilan di tempat yang terlantar ini. Diantara mereka adalah Francis dan
Raymond Ruffa, 2 pastur dari Alexandria, Mesir dan empat pria lainnya: Peter
dari Prancis, Lawrence dari Mesir, Matthew dari Hungaria dan John dari
India. Mereka melakukan perjalanan mengitari wilayah yang populasi
penduduknya tersebar dengan menunggangi unta dan kuda, menginap di
tenda-tenda pengembara Mongolia dan berhasil memenangkan banyak keluarga
kepada Kristus.

Segera setelah para pria tersebut tiba, pangeran Lli jatuh sakit. Francis
dari Alexandria menolong dan mendapatkan kemurahan hati sang pangeran dan
ayahnya, khan. Para misionaris menikmati kemerdekaan mengabarkan Kabar Baik
selama beberapa tahun. Pada tahun Juni 1342 sang khan diracuni oleh salah
seorang pangeran, seorang fanatik 'Agama Lain'. Sang pembunuh merebut tahta
dan mengeluarkan sebuah dekrit yang isinya memerintahkan semua orang Kristen
harus meninggalkan iman mereka dan memeluk 'Agama Lain'. Ketidak-patuhan
akan berakibat pada kematian. Bagaimanapun, orang-orang Kristen dengan
berani terus berkumpul dan menyembah Tuhan.

Para missionaris di Lli ditahan. Mereka dirantai bersama dalam satu baris,
sementara sekelompok gerombolan 'Agama Lain' memukuli mereka dengan tongkat
dan cambuk. Walaupun dipukuli dengan hebat, orang-orang percaya menolak
untuk menyangkal iman mereka. Orang-orang banyak yang menonton bereaksi
dengan memotong hidung dan kuping para misionaris. Para misionaris ini
berseru kepada Yesus dan terus memperkatakan Firman Tuhan kepada para
penganiaya mereka. Akhirnya gerombolan 'Agama Lain' ini memenggal kepala
mereka.

Orang-orang Kristen setempat, termasuk etnis Uyghur, Kazakh, Mongol, Rusia
dan Han China menolak untuk pergi. Mereka dijebloskan dalam penjara dan
disiksa secara keji. Banyak orang Kristen Lli mati sebagai martir di bawah
monarki brutal 'Agama Lain'. Walaupun adanya badai penganiayaan, gereja di
Lli selamat. Luar biasanya, Injil masih dikabarkan di wilayah terpencil ini
sampai sekitar 400 tahun kemudian.

Source:

Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei - Juni 2010

Pembentukan


Kasihmu dibentuk bukan saat kau ada ditempat yg penuh perhatian, tapi ditempat yang ada penolakan.

Pengharapanmu dibentuk bukan saat kau berada dalam suatu kepastian, tapi dalam keraguan.

Imanmu dibentuk bukan saat kau ada didalam kenyamanan, tapi didalam penderitaan.

Begitulan cara Tuhan membentuk anak-anaknya, krn didalam kelemahanmulah kuasa Tuhan menjadi sempurna.

Senin, 07 Juni 2010

KENANGAN TENTANG AYAH

Seorang ayah, umumnya adalah idola bagi anak-anaknya. Dan segala
kenangan tentang ayah yang luar biasa selalu tertanam indah di benak
anak. Ayah saya sendiri sudah meninggal, tetapi sungguh ada banyak
hal indah yang dapat saya kenang tentang Ayah. Salah satunya adalah
pemberian-pemberiannya ketika saya kecil. Semuanya saya ingat dengan
jelas.

Ia pernah memberi saya sebuah buku kecil berjudul Doa Anak-anak.
Juga satu buku lagu, dengan gambar anak-anak berdiri di hamparan
rumput hijau pada sampulnya. Buku-buku itu saya peroleh ketika mulai
masuk Sekolah Minggu. Lalu ketika saya mulai bersekolah dan lancar
membaca, Ayah memberi saya Alkitab kecil bersampul hitam. Itulah
buku-buku pertama saya, dan pengalaman itu membangkitkan kecintaan
saya pada aktivitas membaca.

Waktu saya masih kanak-kanak, gambaran saya tentang Tuhan adalah
gambaran yang masih samar-samar. Namun, Ayah adalah figur yang nyata
bagi saya. Dan, saya mulai mencintai Alkitab karena Ayah yang
mengajarkannya. Ayah membimbing saya seperti penulis amsal berkata:
"Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjukku,
maka engkau akan hidup." (Amsal 4:4).

Saya senang memiliki ayah yang mengenalkan saya kepada Kristus dan
memastikan saya memiliki hidup yang baru. Jika Anda adalah seorang
ayah, atau menjadi figur ayah bagi anak-anak di sekitar Anda,
pastikan bahwa mereka mendapatkan didikan yang sungguh-sungguh
membimbing mereka menuju hidup yang kekal --SL

SEORANG AYAH PUNYA PERAN PENTING
YAKNI MEMASTIKAN MASA DEPAN KEKAL ANAK-ANAKNYA

Ayat Alkitab: Amsal 4:1-4

1. Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan
perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,

2. karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah
meninggalkan petunjukku.

3. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak,
lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,

4. aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang
perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau
akan hidup.


http://www.wilotocorp.com

Ketika Anak Beranjak Remaja

Ketika anak Anda beranjak remaja, Anda mungkin akan terkejut dengan
perubahan perilaku mereka. Anak yang tadinya begitu dekat dengan Anda,
tiba-tiba mulai menarik diri dan memandang Anda seperti orang asing.
Menurut Michele Borba, Ed. D., seorang pakar pendidikan anak, diperlukan
perspektif yang baru untuk menjembatani hubungan Anda dengan anak Anda yang
beranjak remaja. Berikut ini adalah sejumlah langkah yang dianjurkan Borba
ketika Anda berhadapan dengan Anak remaja Anda : Sadarilah bahwa
perilaku anak Anda mungkin akan agak aneh. Jadi tidak perlu terlampau cemas
dengan hal tersebut. Masa remaja merupakan waktu terjadinya berbagai
perubahan dalam kehidupan anak remaja, mulai dari perubahan fisik,
kognitif, maupun emosional. Cari literatur yang membahas pola
asuh terhadap anak remaja. Semakin dalam pemahaman Anda terhadap perilaku
anak remaja, semakin baik cara Anda menghadapinya. Jangan
bereaksi terlalu berlebihan ketika anak remaja Anda membuat ulah. Tahan
keinginan Anda untuk menghakimi atau mengkritiknya saat itu juga. Katakan
padanya, Anda butuh waktu untuk berpikir. Saatnya untuk membuat
aturan, tetapkan hal-hal yang menurut Anda tidak dapat dinegosiasikan,
terutama menyangkut keselamatan anak dan nilai-nilai keluarga. Misalnya,
menepati jam malam merupakan suatu keharusan. Temukan hal-hal
umum yang dapat menjadi penjalin hubungan dengan anak. Gunakan minat anak
remaja Anda sebagai bahan percakapan, misalnya musisi favoritnya, olah raga
kesukaannya, atau teman-teman dekatnya. Kunci untuk menghadapi anak
remaja Anda adalah mengetahui cara menyeimbangkan diri agar tidak terlalu
ikut campur atau justru terlalu mengabaikannya. Sumber :
mediaindonesia.com/dan/jawaban.com

PENANTIAN YANG PENUH HARAP



Tanggal 31 Mei, 2005, seorang bapak dan juga
seorang Doktor lulusan Amerika terkena stroke, dan terbaring koma hingga
sekarang. Lima tahun bukanlah waktu yang
singkat. Batin tertekan, hari-hari sunyi
melanda dirinya. Dalam kesesakannya, dia
merindukan kesembuhan dari Allah. Menurut pengakuan ibundanya, bapak ini sering mengandalkan dirinya
sendiri, yaitu kepandaiannya. Padahal
segala apa yang ada dalam diri kita itu semuanya dari Allah. "Tetapi barangsiapa bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang
dipuji Tuhan (2 Korintus 10:17-18).

Hari-hari mendekati ketidak-sadarannya masuk
dalam tahun ke-5, kondisi bapak ini drop, karena tidak tidur selama 2
hari. Dan pada saat itu sang ibunda
bersama tim doa mengadakan doa bersama dan puji-pujian, agar Allah memberikan
belaskasih-Nya. Sementara sang istri
sedang mencari obat agar suaminya bisa tidur. Allah sungguh luar biasa, beberapa saat setelah didoakan bapak ini tidur
sangat pulas.

Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada
hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam
kegeraman", siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun
mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang
keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka
yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan
siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Nya? Bukankah mereka yang
tidak taat? Demikianlah kita lihat,
bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka (Ibr 3: 15-19).

Semoga pengalaman sakit ini membuat bapak
tersebut lebih dekat dengan Yesus, dan di dalam waktu penantiannya pengharapan
akan mujizat dari Yesus sang penyembuh sejati.

Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing
menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik
yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi
menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian
dalam apa yang dijanjikan Allah. Sebab
ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena
tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, (Ibr 6:11-13).

Tuhan Yesus memberkati dan Bunda Maria
melindungi kita semua.