Penguasaan Diri: Mengatasi Kemarahan
Bacaan: 1 Petrus 4:7
Alkitab berjanji bahwa berkat Tuhan dan kehidupan yang akan diperintahkan Tuhan
kepada orang-orang yang mau belajar untuk hidup rukun dan damai [Mazmur
133:1-3], Belajar menguasai diri adalah salah satu faktor untuk hidup rukun dan damai
dengan orang lain.
Saya telah mengamati kehancuran hidup secara
emosional dan rohani disebabkan hanya karena kurangnya penguasaan diri.
Para hamba Tuhan yang dapat mengguncang dunia
dengan pemikiran-pemikiran mereka yang jenius telah jatuh karena tidak dapat
menguasai diri mereka sendiri. Para pemimpin Negara, pemimpin bisnis dan para tokoh
masyarakat yang memiliki kemampuan membentuk tujuan dunia telah jatuh ke dalam
masalah memalukan karena kurangnya penguasaan diri.
Alkitab berkata,"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, karena itu kuasailah dirimu dan
jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." [1 Petrus 4:7].
Kemarahan adalah salah satu bidang kristis yang harus diatasi untuk dapat
menjalani kehidupan yang berhasil dan berbuah-buah bagi Tuhan.
Apakah Anda pernah benar-benar marah? Maksud saya, kemarahan yang membuat wajah
Anda merah, mata Anda membelalak, mulut Anda berbusa? Bagus – itu artinya
normal!
Kemarahan adalah perasaan kuat yang ditanamkan Tuhan ke dalam diri kita yang
digunakan untuk maksud-maksud atau tujuan yang membangun atau menghancurkan.
Apakah yang membuat Anda marah? Anda diperlakukan dengan tidak benar? Atau
seseorang memanfaatkan atau merugikan Anda? Atau seseorang yang telah memfitnah
sehingga Anda gagal mendapat promosi atau kenaikan pangkat? Atau seorang
sahabat mengkhianati Anda?
Saat Anda benar-benar marah, apakah Anda berdosa? Apakah semua kemarahan adalah
dosa? Apakah kemarahan bisa menolong Anda?
Alkitab berkata,"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa"
[Efesus 4:26].
Kemarahan tidak menjadi masalah jika alasannya ilahi. Jadi pertanyaannya
menjadi: apakah motivasi kemarahan itu?
Kemarahan Ilahi:
Saat Yesus menyucikan Bait Allah, Dia adalah potret dari kemarahan yang benar
[Matius 21:12-13]. Yesus marah terhadap mereka yang telah menipu dan mencari
keuntungan pribadi dari orang-orang yang tulus hati hendak beribadah. Yesus
mengusir mereka semua dan membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang
merpati.
Apakah pesan dari pemandangan ini? Apakah Yesus menyimpang dari karakter-Nya
yang lemah lembut dan penuh kasih? Apakah Yesus sudah kehilangan penguasaan
diri? Apakah Yesus berdosa? Jawabannya adalah TIDAK.
Pemandangan ini memiliki 2 [dua] pesan bagi kita:
Pertama, Kemarahan adalah bentuk ungkapan kasih yang paling
jelas apabila alasan kemarahan itu adalah benar.
Yesus yang penuh kasih dan belas kasihan menunjukkan kemarahan-Nya. Sambil
berkata kepada mereka:"Ada
tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang
penyamun." [Matius 21:13]
Ada saatnya
untuk meninggalkan ketenangan kita yang menyenangkan dan mengizinkan kemarahan
yang benar mendorong kita untuk bertindak secara ilahi.
Kita telah menyaksikan Iblis menelan anak-anak kita dengan narkoba, seks bebas,
pemberontakan, menghancurkan pernikahan-pernikahan kita, serta merusak keuangan
dan kesehatan kita tanpa protes.
Kita harus menumpahkan kemarahan yang benar seperti yang diungkapkan dalam
perkataan Raja Daud:"Allah bangkit, maka terseraklah
musuh-musuh-Nya." [Mazmur 68:2].
Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi pecundang bagi musuh kita. Dia
menciptakan kita untuk menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang. Kita adalah duta besar Yesus Kristus di bumi.
Contoh Kemarahan Ilahi:
Suatu hari Abraham Lincoln berdiri di dermaga New Orleans, ia menyaksikan seorang wanita
berkulit hitam dijual sebagai budak, dengan meninggalkan suami dan putranya. Lincoln meremas tangannya
hingga berdarah. Sementara ia berpikir, itu salah. Dan jika aku mendapat
kesempatan, aku akan menghentikannya.
Kemarahan hatinya meledak menjadi sebuah tekad yang kuat untuk menghentikan
perbudakan itu. Ketetapan hatinya yang membuatnya tabah menghadapi kegagalan
demi kegagalan dalam hidupnya. Namun pada akhirnya, ia menjadi Presiden Amerika
Serikat.
Abraham Lincoln telah mencapai impiannya. Sekarang ia memiliki kekuatan untuk
mengakhiri perbudakan. Maka saat ia menjadi Presiden Amerika Serikat, ia
menandatangani Proklamasi Persamaan Hak, yang mengakhiri perbudakan. Itulah
bentuk kemarahan yang benar.
Kedua, Pemandangan di Bait Allah ini adalah bahwa kemarahan
itu bukan perasaan berdosa.
Sama halnya tidak ada raket yang buruk yang ada hanyalah pemain yang buruk.
Tidak ada perasaan yang buruk, yang ada hanyalah orang yang buruk. Semua
perasaan diberikan oleh Tuhan.
Setiap bayi lahir dengan emosi kemarahan. Jika Anda lalai memberinya makan,
lihatlah betapa marahnya ia. Tetapi, saat bayi itu berusia 30 tahun, ia
seharusnya belajar untuk mengekang kemarahannya jika makan malam tidak segera
disiapkan.
Ada 2 [dua]
jenis kemarahan yang dapat merusak:
Pertama, Kemarahan yang tidak
terkendali:
Saya pernah menyaksikan seseorang membanting raket tennis sampai hancur karena
pukulannya melenceng keluar dari garis lapangan. Apakah itu kesalahan dari
raket tennisnya? Tentu saja tidak. Bisakah kemarahan yang tidak terkendali itu
mengarahkan kembali pukulan tersebut kembali sehingga bolanya itu jatuh ke
dalam lapangan? Tentu saja tidak bisa.
Saya mempelajari ada beberapa akibat kemarahan yang tidak terkendali:
Pertama, kemarahan yang tidak terkendali
dapat menganggu kesehatan dan membunuh diri kita sendiri
Tahukah Anda mengapa Beethoven menjadi tuli?
Karena kemarahannya yang tidak terkendali yang menyebabkan ketuliannya. Sahabat
saya bercerita bahwa seorang sahabatnya mendadak meninggal dunia setelah
menumpahkan kemarahannya yang tidak terkendali terhadap istrinya.
Para dokter dewasa ini memberitahukan kita
bahwa kemarahan yang tidak terkendali dapat memproduksi racun-racun kimiawi di
dalam tubuh kita yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit seperti: kanker dan
jantung.
Kemungkinan orang-orang mudah menumpahkan kemarahannya cenderung beresiko
mengalami stroke lebih besar daripada orang-orang yang hidup dalam damai Tuhan
di hati dan pikirannya.
Orang-orang yang menyimpan kemarahan sering kali tidak menyadari bahwa mereka
sedang meracuni kehidupan mereka sendiri. Jika kita terus memendam kemarahan,
kita tidak sedang menyakiti orang lain, kita tidak sedang menyakiti perusahaan
atau boss yang memperlakukan kita tidak adil, kita tidak sedang menyakiti
Tuhan. Kita hanya menyakiti diri kita sendiri.
Saat Anda mengizinkan diri Anda diri Anda hidup dalam kemarahan yang tidak
terkendali, Anda sedang berdosa. Anda juga nyatanya sedang membunuh diri Anda
sendiri.
Kedua, Kemarahan yang tidak terkendali
dapat menghancurkan harapan dan impian Anda.
Ketidakmampuan Musa untuk mengendalikan kemarahannya pertama kali muncul saat
ia membunuh orang Mesir yang sedang memukuli seorang budak Ibrani.
Kemarahan ini muncul kembali saat Musa turun dari Gunung
Sinai dan menyaksikan orang Israel
sedang menyembah patung lembu emas. Dalam kemarahan yang tidak terkendali, ia
melemparkan loh-loh kesepuluh perintah Allah dan menghancurkan sampai
berkeping-keping.
Dalam masing-masing kejadian ini kemarahan Musa tersebut benar seperti
kemarahan Yesus di Bait Allah. Tetapi, Musa menanggapi dengan kemarahan yang
tidak terkendali.
Kemarahan yang tidak terkendali jenis ini muncul ketiga kalinya dalam Bilangan
20, saat Allah memerintahkan Musa untuk "berbicara kepada Bukit Batu" sehingga
air yang sangat dibutuhkan umat Israel
akan keluar darinya. Musa sangat marah terhadap pemberontakan umatnya sehingga
ia memukuli bukit batu itu dengan kemarahan.
Kekecewaannya pada kelakuan orang lain mempengaruhi hubungannya dengan Allah.
Apakah Anda juga demikian? Jika demikian, ingatlah tanggapan Allah terhadap
tindakan kemarahan terakhir Musa yang tidak terkendali itu. Allah melarang Musa
masuk ke tanah perjanjian bersama orang Israel.
Tiga kali dalam Kitab Ulangan, Musa berdoa supaya Allah mengubah pikiran-Nya
dan Allah berkata bahwa penghakiman-Nya akan tetap berlaku.
Kemarahan Musa yang tidak terkendali telah membunuh impiannya. Kemarahan menghalangi
penggenapan tujuan ilahinya!
Apakah impian-impian Anda telah dihancurkan oleh kemarahan Anda yang tidak
terkendali? Apakah pernikahan Anda telah disalibkan oleh kata-kata penuh
kebencian, yang diucapkan dalam kemarahan? Apakah hubungan Anda dengan
anak-anak Anda telah dihancurkan oleh kata-kata kemarahan? Apakah hubungan Anda
dengan orang percaya lain telah rusak karena kemarahan Anda yang tidak
terkendali?
Inilah saatnya bertobat! Kemarahan dapat menghancurkan impian dan masa depan
hidup Anda.
Ketiga, Kemarahan yang tidak terkendali
dapat memisahkan hubungan antar keluarga.
Kemarahan yang tidak terkendali memisahkan anak sulung dari ayahnya yang penuh
kasih. Saat adiknya yang bungsu, anak yang hilang, kembali setelah
menyia-nyiakan hidupnya dalan uang ayahnya di negeri yang jauh, ayahnya yang
mengampuni dia menyembelih anak sapi yang tambun untuk merayakannya. Ini
membuat sang kakak begitu marah sehingga ia tidak mau bergabung dengan pesta
itu. Ia merasa bahwa ia telah diperlakukan tidak adil karena ia telah setia
kepada ayahnya namun ia tidak pernah menerima pesta semacam itu.
Kemarahan sisulung memisahkan dirinya dari ayah dan adiknya. Bagaimana dengan
Anda? Apakah kemarahan Anda memisahkan diri Anda dari orang-orang yang Anda
kasihi?
Ingat, kemarahan membuat Anda hidup dalam "kesepian."
Kedua, Kemarahan yang salah arah:
Kita barangkali lebih sering mengalami kemarahan yang salah arah daripada
kemarahan yang tidak terkendali.
Suatu kali saat saya menonton televisi, saya menonton adu banteng jantan. Saya
melihat seorang pria dengan sebilah pedang di tangannya menusuk tubuh
banteng itu sampai berdarah-darah, hal itu membuat banteng itu mengamuk.
Dalam kemarahan banteng itu mengejar kain merah yang dipegang oleh sang
matador. Banteng itu mengabaikan sumber masalahnya yang sesungguhnya: tetapi
kemudian banteng jantan itu berpaling ke kanan dan melempar matador itu
beberapa meter ke udara. Sapi jantan itu akhirnya menyerang masalah yang
sebenarnya.
Apakah yang membuat Anda marah? Apakah Anda sedang menyerang masalah yang
sebenarnya atau gejala-gejala masalah itu? Apakah Anda secara membabi buta
menyerang selembar jubah merah atau menyelesaikan masalah itu?
Kapan kemarahan itu membuat kita berdosa? Saat kita marah tanpa sebab. Adalah
salah jika kita menjadi pahit hati atau benci dan mengucapkan kata-kata yang
penuh kebencian kepada orang lain.
"Sipemarah
membangkitkan pertengkaran" [Amsal 15:18], "Lebih baik tinggal di padang gurun daripada
tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah" [Amsal
21:19]
Bagaimana kita menguasai kemarahan yang tidak terkendali dan salah arah?
Pertama, Kita harus dipenuhi oleh Roh Kudus
Kita tidak dapat menguasai emosi kita dengan kekuatan kemauan kita sendiri,
namun sekali Roh Kudus menguasai kita, perasaan-perasaan kita akan terkendali.
Rasul Paulus menulis dalam Galatia
5:22-23,"Tetapi buah Roh ialah: kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetian,
kelemahlembutan, penguasaan diri." Yang adalah lawan dari kemarahan dan
kehilangan penguasaan diri.
Buah Roh hanya mungkin jika Anda hidup dalam, Roh. Ini merupakan proses setiap
hari dalam hal mati terhadap diri sendiri dan meminum air
hidup firman Tuhan.
Apakah Anda penuh dengan Roh atau penuh dengan diri sendiri? Apakah Anda
digerakkan oleh Roh Kudus atau dikendalikan roh jahat?
Kedua, Kita harus belajar untuk
memaafkan pelanggaran.
"Akal budi membuat seseorang panjang
sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran." [Amsal 19:11]
Ada kisah
tentang seorang anak laki-laki, ayah dan ibunya sering bertengkar dihadapan
anak mereka lalu mereka memutuskan untuk bercerai. Ibu anak ini menikah lagi
dengan orang lain.
Dalam keluarga yang baru ini, anak ini sering melihat ibunya disiksa oleh ayah
tirinya. Kejadian ini membuat dia sangat marah terhadap ayah tirinya itu.
Ketika ia beranjak dewasa, anak laki-laki ini masuk sekolah jurusan seni.
Gurunya pun yang berasal dari suku yang sama dengan ayah tirinya -mengejek dia
dengan berkata bahwa ia tidak masuk hitungan. Kemudian anak laki-laki ini
menendang gambar itu dan keluar dari sekolah tersebut dalam kemarahan.
Ia memendam kemarahan terhadap suku ayah tirinya. Kemarahannya mendorong
dirinya untuk belajar menjadi orang yang hebat. Setelah ia menjadi orang yang
hebat, ia membalas semua perbuatan ayah tirinya dan gurunya. Ia membunuh dengan
sadis suku tersebut sebagai ungkapan kemarahannya. Ia membunuh 6 juta orang
dari suku itu. Anda mau tahu siapa anak laki-laki ini? Dia adalah Adolf Hitler!
Kristus adalah teladan kita tentang
bagaimana menanggapi ketidakadilan. Setelah menyucikan Bait Allah dengan
Murka Allah. Ia secara pribadi diserang oleh pemerintah Romawi saat Ia
ditangkap dan dituduh secara tidak adil.
Para prajurit menampar muka-Nya, meludahi-Nya,
mengolok-olok-Nya dan memahkotai-Nya dengan mahkota duri. Tanggapan-Nya? "Tetapi
Yesus sama sekali tidak menjawab lagi." [Markus 15:5]. Yesus berdiri di
depan Pilatus tanpa berkata apapun, bahkan
walaupun Ia memiliki kuasa di sorga dan di bumi.
Itu adalah kemarahan yang terkendali.
Amsal 16:32 berkata,"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,
orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."
Apakah seseorang melukai perasaan Anda 10 tahun yang lalu, dan Anda masih belum
bisa melupakannya? Lupakanlah kesalahan orang lain itu, dan kehidupan Anda akan
bahagia.
Ketiga, Jangan berteman dengan
orang-orang yang lekas marah.
Amsal 22:24-25 berkata,"Jangan
berteman dengan orang yang lekas gusar…supaya engkau jangan… memasang jerat
bagi dirimu sendiri."
Pemudi, jika Anda berpacaran dengan seorang pemuda yang dikuasai kemarahan yang
tidak terkendali, tinggalkanlah dia hari ini. Pemuda, jika Anda berpacaran
dengan seorang pemudi yang suka marah tidak terkendali, cinta pada pandangan
pertama disembuhkan oleh pandangan kedua. Teruslah mencari!
Ayah, apakah Anda mempunyai seorang anak yang
beralih dari kemarahan yang satu kepada yang lainnya? Salomo menyarankan
nasehat ini: "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikkan
akan mengusir [kebodohan] itu daripadanya." [Amsal 22:15].
Saat saya masih kanak-kanak dan kehilangan penguasaan diri, ibu saya selalu
menolong saya dengan sabuk di tangannya. Saya belajar menguasai kemarahan saya.
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com