Pertanyaan Penting
• Di manakah letak kebahagiaan itu dan Bagaimana cara memperolehnya?
Siapa pun dia, dan apa pun pekerjaannya, manusia bekerja dan berusaha untuk mencari kebahagiaan.
• Seseorang boleh jadi bersekolah tinggi-tinggi, atau bekerja banting tulang, semuanya itu dimaksudkan adalah untuk mencapai kebahagiaan.
• Apa kebahagiaan itu?
Webster Dictionary memberikan arti kebahagiaan itu sebagai senang, gembira, nikmat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya sebagai "keadaan atau perasaan senang, tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) , beruntung."
Saudara-saudaraku…
• Banyak orang menduga bahwa kebahagiaan itu dapat dibeli dengan uang.
• "Tolong berikan saya kebahagiaan seumur hidup! Berapa harganya?"
• "Maaf Tuan, kami tidak menjual kebahagiaan!"
• Manusia mencari, mencari dan mencari kebahagiaan, tetapi tidak kunjung dapat.
• Kota-kota besar penuh dengan hiburan dan kepelesiran, tetapi orang-orang tetap tidak bahagia...
• Manusia terus mengisi otaknya dengan ilmu yang menakjubkan. Tetapi yang ada bukan kebahagiaan, justru membuat manusia merasa hampa dan kesepian.
Tahukah saudara bahwa di Amerika Serikat, dalam setiap 4 menit ada 1 orang yang bunuh diri. Mengapa demikian? Karena walaupun otak seseorang penuh ilmu, tetapi karena hati kosong hidup terasa sangat membosankan.
• Bosan di rumah, bosan di tempat kerja, bahkan bosan hidup!
• Mengapa? Karena walaupun kebutuhan tubuh dapat dipenuhi, tetapi kebutuhan jiwa dan rohnya tidak terpenuhi.
• Akibatnya banyak orang yang pergi minta nasihat kepada orang pintar. Ke tukang-tukang tenung, peramal, astronomer, kepada ahli nujum.
• Di AS masyarakat telah menghabiskan 200 juta dolar 1 tahun untuk membayar peramal. Ternyata mereka juga tidak bahagia!
Saudaraku,
• Di kisahkan tentang seorang raja:
• Dia terkaya dan terbesar kuasanya,
• Dia terhebat inteleknya serta kebijaksanaannya
• Dia memiliki banyak istri dan gundik
• Dia paling termasyhur di dunia yang pernah dicatat di dalam Alkitab.
• Tidak ada lagi raja yang akan hidup seperti dia.
• Nama raja itu adalah raja Salomo atau Sulaiman.
• Dia mencatat di dalam bukunya yang bernama buku Pengkhotbah tentang petualangannya.
• Dalam buku itu, diceritakannya tentang petualangannya memburu kebahagiaan.
• Marilah kita mempelajarinya satu per satu:
Kebahagiaan tidak terletak pada kekayaan atau harta
• Salomo menyangka bahwa dia akan menemukan kebahagiaan pada kekayaan.
• Salomo mengumpulkan banyak harta.
• Dia mempunyai kebun-kebun anggur, kolam, budak laki-laki dan perempuan, banyak sapi, kambing-domba, perak dan emas, kayu aras, gedung, kuda dan kereta kuda.
• Pendek kata Salomo yang terkenal itu mengumpulkan baginya harta yang sangat banyak sekali, rumah, budak, ternak sapi dan domba, serta para biduan (Pkh 2:4, 7, 8; 1 Raja 10:21, 23, 27).
• Tetapi apakah kata Salomo tentang harta dan kekayaan?
• Dia berkata, "Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya, akan (pasti) jatuh," Amsal 11:28.
• "Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas," Amsal 21:1.
• Selanjutnya dia berkata, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan penghasilannya.. . Ini pun sia-sia," Pkh 5:9.
• Yesus mempertegas dalam Lukas 12:15, "Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada harta kekayaannya itu."
• Seperti kesaksian Salomo kita tahu bahwa kebahagiaan sejati dan abadi tidak terletak pada kekayaan dan harta.
• Walau uang perlu, namun kebahagiaan tidak dapat dibeli dengan uang.
Kebahagiaan tidak terletak pada takhta atau kekuasaan
• Salomo gagal menikmati kebahagiaan bukan saja melalui kekayaan tetapi juga melalui takhta dan kuasa.
• Dia tidak menemukan kebahagiaan walau memerintah sebagai raja yang berkuasa di seluruh wilayah Israel (Pkh 1:12).
• Sebagai raja, takhtanya besar, terbuat dari gading, dan bersalutkan emas tua, dan terdiri dari enam tingkat (1 Raja 20:28-20). Luar biasa bukan?
• Tetapi apakah dia bahagia karena takhta kekuasaannya itu? Sekalipun dia tidak menuliskan secara harfiah, yang jelas ini pun adalah sia-sia (Pkh 1:2).
• Sejarah dunia mencatat munculnya orang-orang di berbagai zaman yang mempunyai ambisi besar untuk memiliki kekuasaan absolut, tetapi mereka tidak bahagia.
• Hitler, Mussolini, dan bangsa Jepang pada Perang Dunia II, tidak bahagia sekalipun mereka berkuasa waktu itu.
Kebahagiaan tidak terletak pada kepintaran atau intelektual
• Salomo juga tidak mendapatkan kebahagiaan dari kepintaran atau intelek yang cerdas.
• Dia adalah raja yang bijaksana, peneliti sains yang genius, dan brilian (cemerlang), ahli tumbuh-tumbuhan (botani), ahli ilmu hewan (zoolog), segala ilmu pengetahuan lain pada zamannya (1 Raja 4:33, 34).
• Dia sendiri telah berkata dalam hatinya, "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih daripada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan. ..
• Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan" Pkh 1:16-18.
• Sekalipun Salomo merupakan penggemar dan pengumpul buku yang terkemuka di dunia, sehingga dia menghimpun banyak buku yang berisi ilmu dan sastra di perpustakaannya, tetapi dia berkata, "Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan." Pkh 12:12.
• Malah, dia berkata selanjutnya bahwa nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa dia, dan untuk apa dia dulu begitu berhikmat?
• Lalu dia berkata dalam hati, bahwa ini pun sia-sia...Dan ah, orang yang berhikmat seperti dia juga akan mati sama seperti orang bodoh (Pkh 2: 15,16).
Pada sebuah majalah Intisari pernah diceritakan di luar negeri (AS) seorang yang sangat pintar berumur 16 tahun. Dia lebih pintar dari guru besar atau profesornya. Tetapi apakah yang terjadi di dalam hidupnya?
• Dia kedapatan mati di dalam tong sampah dengan cara bunuh diri. Dia menembak dirinya dengan pistol.
• Di kantong bajunya terdapat secarik kertas yang bertuliskan kata-kata sebagai berikut, "Saya tidak mendapati kebahagiaan di dalam hidup ini. Orang menganggap saya hebat karena kepintaran saya, tetapi saya sendiri tidak merasa bahagia walau saya pintar."
• Seperti raja Salomo, orang ini berputus asa karena tidak menemukan kebahagiaan pada kepintaran. Pkh 2:20a.
• Jadi, sekalipun kita tidak pintar di sekolah, kita tidak perlu kecewa, karena kepintaran tidak menjamin seseorang itu berbahagia.
Pemuasan hawa nafsu tidak juga menjamin kebahagiaan
• Salomo memburu kebahagiaan lewat pemuasan selera. Segala keinginan badaniahnya dipuaskannya.
• Beristri banyak, makan minum yang enak dan mewah serta bersenang-senang.
• "Aku mencari bagiku biduan-biduan laki-laki dan perempuan, dan yang menyenangkan anak-anak manusia yakni banyak gundik." Pkh 2:8.
• Di dalam Kitab 1 Raja 11:3 dikatakan, "Ia mempunyai tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik."
• Salomo selalu dihibur oleh wanita-wanita cantik dan minuman keras (Pkh 2:3) makan yang lezat-lezat, lawak (Pkh 2:2), tari-tarian dan lagu-lagu top, dia adalah juga seorang komponis (Pkh 2:7; 1 Raja 4:32).
• Tetapi apa yang dia katakan mengenai semua ini?
• Dia berkata, "Anggur adalah peribut, minuman keras adalah pencemooh, tidaklah bijaksana orang yang terhuyung-huyung karenanya," Amsal 20:1.
• "Aku berkata dalam hati, 'Mari, nikmatilah kesenangan dan kegirangan!'Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia."
• Tentang tertawa, dia berkata, "Itu bodoh!" dan mengenai kegirangan, "Apa gunanya?" (Pkh 2:1,2).
• Dari petualangan yang dilakukan Salomo dalam mencari kebahagiaan, dia tidak berhasil menikmatinya, walaupun dia telah mencoba: harta, takhta, kepintaran (intelektual) , pemuasan selera dan hawa nafsu.
• Semuanya itu gagal memberikan kebahagiaan.
• Apa yang kurang dalam hidup Salomo?
• Alkitab mencatat bahwa ke-700 istri dan 300 gundiknya telah menjauhkan dia dari Tuhan.(1 Raj 11:3, 4).
• Akibatnya?
• Dia merasa hidupnya sia-sia dan hampa (Pkh 2:11)
• Merasa putus asa atau bosan hidup (Pkh 2:30).
• Kehidupan Salomo harus memberikan pelajaran kepada kita bahwa di luar Tuhan, walaupun seseorang itu memiliki kekayaan, jabatan dan pangkat yang tinggi, terkenal, pintar, dan hidup senang,
• Hidupnya akan sia-sia, hampa dan membosankan serta putus asa.
Kebahagiaan hanya ada di dalam Tuhan!
• Untunglah Salomo sadar dan bertobat di masa tuanya.
• Dia memberikan nasihat yang baik bagi generasi berikutnya dan juga kita.
• Amsal 16:20, "Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan."
• Dalam Amsal 29:18 dia menasihati, "Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum!"
• "Orang yang takut kepada Allah akan beroleh kebahagiaan" (Pkh 8:12)
• Dia menyimpulkan nasihatnya, "Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah- Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang" (Pkh 12:13).
• Dengan perkataan lain, kebahagiaan tidak terletak pada MATERI tetapi terletak pada PRIBADI yaitu di dalam Allah.
• Itu berarti, "Takut akan Tuhan adalah kunci menemukan kebahagiaan sejati." Hanya orang yang takut akan Tuhanlah yang dapat menemukan dan menikmati kebahagiaan sejati itu!
• Karena itu, kita harus berhenti memburu kebahagiaan di dalam materi dan selera, karena itu hanyalah kesenangan semu (fotokopi) yang memberi kepuasan.
• Sebaliknya jelaslah sudah bagi kita bahwa kebahagiaan itu hanya di dalam Tuhan.
• Sekalipun kita:
• Tidak kaya
• Tidak memiliki jabatan atau pangkat,
• Tidak pintar dan terkenal.
• Kita dapat menikmati kebahagiaan sekarang juga bila kita:
• Takut/hormat kepada Tuhan
• Percaya kepada Tuhan
• Menuruti kehendak-Nya .
Apa artinya takut akan Tuhan?
* Takut akan Tuhan artinya menghormati Tuhan. Percaya kepada Tuhan.
Bagaimana kita menyatakan bahwa kita menghormati dan percaya pada Tuhan?
• Dengan cara berpegang (menuruti) perintah-perintah- Nya!
• Takut akan Tuhan berarti:
• Tidak melakukan yang tidak disukai-Nya dan melakukan apa yang dikehendaki- Nya.
• Rela dan senang hati melakukan kemauan Tuhan.
• Bukan karena terpaksa, tetapi karena kasih pada-Nya yang telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Penyebab ketidakbahagiaan adalah pelanggaran atau ketidaktaatan kepada kehendak Tuhan.
• Di mana saja terdapat penyimpangan dari kehendak Tuhan, di situ terdapat ketidakbahagiaan: kekacauan, penderitaan, kesakitan, dan akhirnya kematian. (Rm 6:23, 1 Yoh 3:4).
Jadi segala sikap dan tindakan yang menentang/melanggar kehendak Tuhan, akan mendatangkan kesusahan, kesakitan, dan ketidakbahagiaan.
• Mengapa kita harus homat dan menuruti perintah-perintah Tuhan?
• Ini adalah kewajiban setiap orang.
• Karena Allah akan mengadili (menghakimi) setiap perbuatan entah itu baik atau jahat.
• Setiap perbuatan harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan.
• Sebagaimana ketidaktaatan adalah penyebab ketidakbahagiaan,
• Demikianlah juga ketaatan kepada Tuhan akan menghasilkan kebahagiaan.
• Takut akan Tuhan adalah kunci kebahagiaan sejati!
• Penurutan kepada Tuhan akan mendatangkan sukacita dalam hidup ini.
• Kerelaan kita melakukan kehendak Tuhan adalah kunci kebahagiaan kita.
• Raja Daud berkata, "Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan (Mzm 25:13).
Maukah Saudara menerima Yesus sebagai Pemberi kebahagiaanmu?
• Apabila Saudara percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatmu maka Anda akan hidup bahagia!
• Tuhan pasti menggenapi janji-Nya pada saat ini asalkan Anda percaya dan menerima Dia sebagai Pemberi Kebahagiaanmu.
• Apapun masalahmu dan kesulitanmu, Dia sanggup menolongmu.
• Maukah Anda percaya pada-Nya sekarang? Saya yakin Anda mau menerima Dia.
Yesus berkata, "Marilah kepadaku hai kamu yang menanggung beban berat, supaya Aku memberikan sentosa (kelegaan) kepada-Mu!" (Mat 11:28)
Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28).
Aminnnnnnnnnn
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar