BERBICARA?
Yesaya 30:21
Seberapa orang percaya
bertanya: jika Alkitab adalah Firman Allah yang sempurna, mengapa Tuhan masih
mau berbicara kepada kita secara pribadi? Ada
beberapa alasan :
Pertama,
Tuhan ingin berkomunikasi pada masa kita karena Dia juga mengasihi kita persis
seperti Dia mengasihi anak-anakNya pada zaman Alkitab. kerinduanNya akan
persekutuan dan percakapan yang tulus pada masa kini, sama besarnya seperti
pada zaman Dia berinteraksi dengan Abraham, Musa dan nabi-nabi.
Kedua,
Allah masih berbicara karena kita sangat membutuhkan pimpinanNya secara nyata
dan pasti dalam kehidupan kita. Di Alkitab, kita banyak membaca tentang Tuhan
yang memberi perintah khusus kepada hamba-hambaNya. Kita sering lupa bahwa kita
juga membutuhkan perintahNya.
Ketiga,
Allah berbicara karena jaminan dan penghiburanNya sangat penting bagi kita pada
masa kini, seperti pada zaman orang-orang kudus di Alkitab. Kita semua memiliki
pengalaman "Laut Merah", saat kita terjepit dalam suatu situasi dan tidak tahu
bagaimana jalan keluarnya. Dan, sebagaimana Tuhan membelah laut itu bagi bangsa
Israel,
Dia juga akan bertindak secara ajaib bagi kita, jika kita mendengarkan suaraNya
dan menaatiNya.
Akhirnya,
dan mungkin yang paling penting, Allah masih berbicara saat ini karena Dia
ingin kita memiliki relasi yang intim denganNya. Prioritas nomor satu kita
seharusnya adalah mengenal Dia dan terus berusaha mengenalNya lebih dalam lagi.
Seperti halnya mengenal
orang, relasi kita dengan Allah pun tidak bisa hanya "satu arah". Harus ada
komunikasi dua arah yang terus menerus denganNya. Artinya, bukan kita saja yang
terus menerus berbicara. Kita akan lebih mengenal Bapa apabila kita juga
belajar untuk mendengarkan Dia berbicara.
|||||| sumber: http://www.sentuhanhati.com/
||||||
Penyakit
Rohani
Galatia 5:16-24
1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22
Yang
namanya penyakit: ada penyakit jasmani, ada penyakit rohani. Penyakit rohani
lebih berbahaya daripada penyakit jasmani, karena berlaku tidak hanya di dunia
ini saja, tetapi juga dalam kehidupan nanti sesudah kehidupan di dunia ini.
Tidak ada, misalnya, orang yang masuk neraka karena menderita diabetes atau darah
tinggi. Selain itu penyakit rohani biasanya tidak disadari, kecuali oleh orang
lain. Orang yang tamak, misalnya, ia tidak akan sadar kalau dirinya tamak.
Malah bisa jadi tersinggung kalau dibilang tamak.
Bagaimana
mengatasi penyakit rohani? Pertama-tama, kenali jenis-jenis penyakit rohani
yang ada. Paulus menyebut penyakit rohani ini sebagai "perbuatan daging" (ayat
19). Lalu, lakukan "check-up" rutin, yaitu dengan melakukan evaluasi dan
introspeksi diri; bisa secara pribadi, bisa bersama orang terdekat—apakah kita
mengidap salah satu atau beberapa dari penyakit rohani tersebut?
Apabila
ada, segeralah lakukan "penyembuhan", bisa dengan meminta nasihat orang-orang
yang kita percayai, bisa juga dengan membaca buku-buku rohani yang sesuai. Dan
yang paling utama, berdoalah kepada Tuhan. Salah satu contoh bagus doa agar
terbebas dari penyakit rohani ada di Amsal 30:7-9, "Dua hal aku mohon
kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku
kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan.
Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku
kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku
miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Kita jangan hanya peduli dengan
penyakit jasmani
kita juga perlu peduli dengan
penyakit rohani dalam diri kita
Penulis: Ayub Yahya
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar