Kamis, 11 Maret 2010

GARAM TAWAR


Ketika garam dikumpulkan dari wilayah Laut Mati, ada garam yang asin
dan baik untuk bumbu dapur, ada pula garam yang tawar. Garam yang
tawar ini tidak dibuang, tetapi disimpan di Bait Allah di Yerusalem.
Pada musim dingin ketika hujan turun, ubin pelataran Bait Allah
menjadi licin, dan garam tawar itu ditaburkan untuk mengurangi
kelicinan. Begitulah, garam yang tawar itu diinjak-injak orang
banyak.

Garam memiliki ciri-ciri yang menggambarkan bagaimana seharusnya
pengaruh umat beriman terhadap kehidupan dunia sekitarnya. Garam
biasanya digunakan sebagai penyedap rasa. Orang percaya seharusnya
menegakkan kesadaran moral suatu bangsa, sehingga dalam setiap aspek
kehidupan, baik sosial, politik, ekonomi, budaya maupun pendidikan,
dapat dirasakan adanya pengaruh dari cara-cara Allah. Jika digunakan
untuk menggarami buah anggur, garam membuat buah itu terasa manis.
Orang percaya seharusnya dapat pula "memaniskan" kepahitan hati
orang-orang yang merasa tertindas dan tersingkir.

Garam dapat digunakan untuk mematikan rumput-rumput liar yang tumbuh
pada retakan jalan setapak. Pelanggaran moral yang terjadi di bangsa
ini seharusnya dapat dilenyapkan oleh pengaruh jemaat Tuhan. Garam
dapat melembutkan es. Kita seharusnya dapat "mencairkan" kebekuan
hati orang yang mengeraskan diri dan menentang kebenaran Allah. Dan
garam dapat mengawetkan makanan atau membuatnya tidak segera
membusuk. Umat kristiani seharusnya juga mempunyai pengaruh yang
melindungi bangsa ini dari kemerosotan moral.

Apakah kita "asin" dan memberi dampak bagi masyarakat sekitar? -ARS

Gereja yang hidup adalah satu-satunya harapan bagi dunia yang sekarat-Andrew Murray

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar