2 Korintus 2:23-3:5
Gosip seringkali dianggap
sebagai hiburan yang tidak berbahaya, khususnya bila dibandingkan dengan
kejahatan seperti pembunuhan atau perzinahan. Setan telah membuat hal bergosip
sebagai hal yang tidak berbahaya, namun bila kita mengupas tipu muslihat itu,
kita akan melihat kebenarannya. Dalam Alkitab, Tuhan mencantumkan bergosip di
antara dosa yang merusak (Roma 1:28-31).
Tidak ada satupun dari
gossip yang tidak berbahaya. Entah percakapan itu bersifat kejam atau
semata-mata pengisi waktu, target dari percakapan itu dapat dipermalukan atau
terluka. Seorang teman saya berketetapan untuk mencari sumber dari kisah buruk
tentang dirinya. Ia bertanya kepada satu per satu orang, "Dari mana kamu
mendengarnya?" Setelah menanyai 17 pendeta, akhirnya ia menemukan orang yang
membuat cerita itu. Orang itu mengakui bahwa ia telah berspekulasi dengan suatu
situasi dimana ia hanya mengetahui sedikit tentangnya. Reaksi berantai yang merusak
dimulai dengan satu orang yang salah menyimpulkan sewaktu ia bercakap-cakap
dengan temannya.
Sekalipun sang korban tidak
pernah mengetahui percakapan yang terjadi dibelakangnya, gosip tetap memiliki
konsekuensi. Orang yang menyebarkan gosip menyingkapkan apa yang ada di dalam
pikiran mereka: "Yang diucapkan mulut
meluap dari hati" (Matius 12:34). Lidah beracun mengalir bersama rasa
cemburu, kebencian atau keangkuhan yang ada di dalam hati.
Gosip memiliki kuasa untuk
menyakitkan perasaan, menghancurkan reputasi dan memecah belah jemaat. Kita
tidak memiliki hak untuk merusak hidup seorang seperti itu. Bahkan, Tuhan
adalah satu-satunya tempat kita berpaling saat kita mendengar tentang sesuatu.
Saat-saat seperti demikian lebih membutuhkan doa daripada lidah yang bergunjing
tentang kemalangan seseorang (Galatia
6:2)
|||||| sumber: http://www.sentuhanhati.com/
||||||
Masalahnya
Adalah Dosa
Nehemia 1
1 Yohanes 1:9
Ulangan 28-29;
Markus 14:54-72
Seberapa
besar kemampuan manusia dalam menyelesaikan masalah? Manusia memang memiliki
kepintaran, sehingga sanggup menyelesaikan banyak permasalahan yang ada di
dunia. Buktinya adalah kemajuan teknologi. Teknologi muncul karena ada masalah
yang dihadapi manusia. Namun, jika kita bertanya seberapa besar kemampuan manusia
dalam menyelesaikan dosa, jawabannya adalah tidak ada. Hanya Tuhan yang sanggup
menyelesaikan dosa manusia.
Nehemia
sangat menyadari hal tersebut ketika ia harus menyelesaikan permasalahan
bangsanya. Nehemia tahu bahwa bangsanya bukan hanya memiliki masalah secara
politis, melainkan dosalah yang menjadi akar persoalan dari kehidupan bangsanya
tersebut. Oleh sebab itu, hal pertama yang dilakukannya adalah datang kepada
Tuhan dan berdoa. Ia mengakui bahwa dirinya serta bangsanya telah berbuat dosa,
mengakibatkan mereka dibuang ke Babel.
Ia lalu memohon pengampunan dosa. Nehemia sadar bahwa yang sanggup memulihkan
kondisi bangsanya adalah Allah sendiri. Ia memohon agar Tuhan mengampuni dan
memulihkan Yerusalem.
Berbagai
masalah dalam hidup kita tak jarang berakar pada dosa. Jangan hanya berfokus
pada masalah itu sendiri, lihatlah lebih dalam kepada dosa yang menyebabkannya.
Sebelum kita "membereskan" masalah kita, baiklah terlebih dahulu kita
membereskan dosa kita di hadapan Tuhan. Bertobatlah, dan mintalah ampun
kepada-Nya. Pemulihan relasi dengan Tuhan ini dapat menjadi dasar dan sumber
kekuatan bagi kita untuk menghadapi masalah yang ada.
REKONSILIASI DENGAN TUHAN ADALAH
DASAR HIDUP YANG KOKOH
|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar