Hidup ini memang memiliki banyak makna.
Makanya kita harus menjalankanya dengan penuh bermakna, agar tidak
sia-sia.Salah satunya adalah : Hidup ini adalah pilihan. Setiap detik kita
diperhadapkan dengan pilihan. Hal ini memang sudah dirancangkan TUHAN sejak
semula. Karena TUHAN kita adalah ALLAH yang demokratis. Namun demokratis yang
benar bertanggung jawab. Dalam arti kalau kita menyalahgunakan fasilitas
demokratis yang diberikan-NYA sebenarnya itu kesalahan kita sendiri. Masih
bingung?
Pernah gak pada saat berjalan-jalan tiba-tiba
ada pikiran yang muncul, yang bahkan sebelumnya tidak pernah terpikirkan? Entah
pikiran negatif atau pikiran positif, tiba-tiba saja masuk ke pikiran kita.
Mungkin juga saat diperhadapkan situasi yang dapat membuat kita tersinggung,
ada perasaan ingin marah, ngamuk, kalap, dan kata lain yang tepat untuk
menggambarkannya. Atau saat melihat orang lain yang kesusahan, tiba-tiba kita
merasa iba. Kosakata yang saya gunakan untuk menamai hal itu itu saya sebut
stimulus. Yup, stimulus positif atau negatif bisa tiba-tiba masuk dalam pikiran
kita. Tanpa bisa kita cegah bukan?
Nah pada saat stimulus itu masuk memang
tidak dapat kita cegah, namun –di sinilah demokratisnya TUHAN kita itu- kita
mempunyai kehendak bebas untuk memilih, pilihan itu adalah :
Memikirkan impuls itu lebih lanjut
·
Kalau impuls yang datang postif
(kebaikan, kesalehan), kita akan memikirkan bagaimana kebaikan itu dilakuan,
sampai akhirnya kebaikan itu nyata dalam tindakan kita.
·
Kalau impuls yang datang negatif
(melakukan dosa), kita akan memikirkan bagaimana melakukannya, membayangkan
kenikmatan dari melakukan dosa tersebut (sampai di sini saja, kita telah
berdosa dalam pikiran), sampai akhirnya dosa itu kita lakukan dalam tindakan
kita.
Memilih untuk men-delete (seperti komputer) impuls tersebut
tanpa mau memasukkannya ke pikiran.
Kalau boleh mengandaikan dalam sebuah
perumpamaan : "Kita tidak dapat menghalangi burung terbang di atas kepala kita,
namun kita dapat mencegahnya/mengusirnya agar tidak bersarang di kepala kita."
Demokratis bukan? Kita diberikan pilihan
oleh TUHAN, mau melakukan dosa atau tidak. Resiko ditanggung sendiri. Sayangnya
kecendrungan manusia itu adalah menuruti keinginan dagingnya sendiri, yang
–sekali lagi- sayangnya adalah melakukan dosa. Pokoknya melakukan dosa itu
pasti memuaskan hawa nafsu kedagingan kita deh. Sehingga karena terlalu banyaknya dosa tanpa pernah bertobat, kita tidak
dapat membedakan atau malah tertukar setiap stimulus yang datang.
Berarti TUHAN lepas tangan dong? Kok DIA
menciptakan manusia lengkap dengan kesadarannya namun akhirnya tunduk pada
dosa? Nah TUHAN Yang Maha Kuasa itu tidak pernah gagal rencana-NYA. Ada dua hal yang
diberikan-NYA bagi manusia berdosa :
Karya penebusan di dalam Yesus Kristus, diri kita sudah
ditebus, segala dosa kita sudah dihapus.
Setelah dosa dihapus, bukan berarti stimulus (terutama yang
negatif) itu berhenti. Namun kalau kita hidup melekat dengan TUHAN, kita
akan diberikan hikmat untuk membedakan setiap simulus yang datang; apakah itu sesuai dengan kehendak TUHAN :
Apa yang baik, yang berkenan kepada ALLAH, dan yang sempurna. Dan kecendrungan
untuk menerima stimulus yang positif (sesuai kehendak ALLAH) ini, sekaligus menolak stimulus negatif.
Lihat TUHAN bertanggung jawab kan? DIA tidak
meninggalkan kita begitu saja. Hanya seringkali kita keliru dalam mempergunakan
kehendak bebas (free will) kita dalam memilih.
http://maribermakna.blogspot.com
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar